Jean Paul Gaultier: Selamat Tinggal, Panggung Adibusana
Akhir sebuah era: Perancang kondang adibusana Jean Paul Gaultier minggu ini menggelar peragaan adibusananya yang terakhir, setelah 50 tahun berkarir. Gaya yang non-konvensional membuatnya menjadi salah satu legenda mode.
Meninggalkan panggung
Selama lebih 50 tahun, Jean Paul Gaultier menyerap pengaruh dari dunia seni, musik, film, dan budaya pop dan mengubahnya menjadi kreasi-kreasi adibusana. Sekarang dia mengumumkan pengunduran diri dan mempersembahkan pertunjukan terakhirnya pada 22 Januari di Paris.
Kariernya melesat
Gaultier tidak punya pendidikan formal sebagai perancang busana, tetapi dengan berani dia mengirim sketsa-sketsa ke label-label mode paling bergengsi di Paris, kota kelahirannya. Di tahun 1970, perancang kondang Pierre Cardin kemudian menjadikan Gaultier sebagai asisten, menandai awal karirnya yang penuh glamor. Enam tahun kemudian, Gaultier memperkenalkan koleksi pertamanya sendiri.
Rancangan penuh kreasi
Gaultier sangat kreatif bermain dengan warna dan bahan. Ketika kecil, dia sering menghabiskan waktu di salon kecantikan neneknya dan mengamati segala sesuatu yang dapat dilakukan dengan make up. Dia bekerja tidak hanya dengan model super langsing, tetapi juga dengan wanita yang lebih tua, dengan model yang lebih gemuk dan para bintang pop. Foto di atas adalah rancangannya untuk model Amanda Lear.
Busana bagi para bintang
Jean Paul Gaultier telah menciptakan busana konser banyak bintang dan selebriti papan atas seperti Beyonce, Kylie Minogue, dan Johnny Hallyday. Mega bintang Madonna adalah salah satu model yang sering menggebrak dengan rancangan-rancangan mengejutkan karyanya. Gaultier juga punya ikatan kuat dengan dunia perfilman: Tahun 2012 dia menjadi ketua tim juri di Festival Film Cannes.
Corak garis-garis yang jadi trademark
Setiap desainer besar memiliki trademark sendiri. Bagi Gaultier: corak bergaris-garis - khususnya gaya baju pelaut, seperti yang dikenakan di sini oleh fotografer Pierre dan Gilles. Gaultier diilhami oleh film "Querelle" karya sutradara Jerman Rainer Werner Fassbinder, sebuah film tentang tentang kehidupan gay dan seorang pelaut Belgia yang tampan dan licik.
Imajinasi menembus batas
Gaun adibusana ini mengungkapkan sisi mencolok dan elegan Jean Paul Gaultier. Dia adalah perancang pertama yang menggunakan model androgini dan merancang kaus leher rendah dan rok untuk pria. Gaultier selalu menghargai "kecantikan yang unik". Mottonya: "Jangan bersembunyi di balik mode, tapi tunjukkanlah dirimu." (hp/rap)