1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AirAsia Jatuh Akibat Kerusakan Komputer dan Kesalahan Awak

1 Desember 2015

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengeluarkan laporan penyelidikan atas jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Kecelakaan ini diduga akibat kerusakan pada komponen kontrol dan kesalahan awak pesawat.

https://p.dw.com/p/1HFCq
Foto: Reuters

Dalam laporan akhir yang dipublikasikan KNKT mengenai jatuhnya pesawat disebutkan bahwa kecelakaan AirAsia yang menewaskan 162 orang ini akibat adanya kesalahan teknis dan antisipasi tidak memadai yang dilakukan kru pesawat.

Dari catatan perawatan pesawat dalam 12 bulan terakhir diketahui adanya 23 kali gangguan yang terkait dengan sistem komputer pengontrol gerakan kemudi Rudder Travel Limiter dan empat kali selama penerbangan pada 28 Desember 2014.

Awak pesawat melaksanakan prosedur sesuai Electronic Centralized Aircraft Monitoring ECAM pada tiga gangguan yang pertama. Setelah gangguan yang ke-empat, Flight Data Recorder FDR mencatat indikasi yang berbeda. indikasi ini serupa dengan kondisi dimana circuit breaker CB di-reset sehingga berakibat terjadinya pemutusan arus listrik pada Flight Augmentation Computer FAC.

Terputusnya arus listrik pada FAC ini mengaktifkan system autopilot, flight control logic berubah dari Normal Law ke Alternate Law, rudder bergerak 2° ke kiri. Kondisi ini mengakibatkan pesawat berguling (roll) mencapai sudut 54°.

Pengendalian pesawat selanjutnya secara manual pada Alternate Law oleh awak pesawat telah menempatkan pesawat dalam kondisi "upset" dan "stall" secara berkepanjangan sehingga berada diluar batas-batas penerbangan (flight envelope) yang dapat dikendalikan oleh awak pesawat.

Dalam laporan KNKT juga dinyatakan bahwa dari informasi perekam data penerbangan tim peneliti tidak dapat menentukan apakah badai hujan yang terjadi pada hari itu juga menjadi penyebab kecelakaan.

Pesawat AirAsia yang membawa 162 penumpang dan kru itu jatuh pada 28 Desember 2014. Pesawat jenis Airbus A320-200 tersebut hilang kontak saat dalam perjalanan dari Surabaya menuju Singapura. Badan pesawat ditemukan di Perairan Selat Karimata. Dan sampai sekarang 56 korban masih belum ditemukan.

yf/rzn (dpa, afp, rtre, aerotelegraph.com)