1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Italia Membuat Cemas Zona Euro

Zhang Danhong27 Februari 2013

Akibat tidak adanya kekuatan mayoritas hasil pemilu parlemen, Italia yang dilanda krisis utang hebat terancam tarik ulur pembentukan pemerintahan berminggu-minggu, dengan dampak tak terbayangkan bagi mata uang Euro.

https://p.dw.com/p/17mUj
epa03600998 Pedestrians are reflected in a stock market electronic board in Tokyo, Japan, 26 February 2013. Tokyo stocks fell sharply at the morning session by 160.22 points, or 1.37 percent, following Italy's general election results. EPA/FRANCK ROBICHON
Nilai saham yang turun di Jepang pasca pemilu ItaliaFoto: picture-alliance/dpa

Ekonomi terkuat ketiga Zona Euro mengalami resesi berat. Pertumbuhan ekonominya terus menurun. Pengangguran di Italia naik lebih dari 11 persen. Sepertiga warga mudanya tidak punya kerja. Warga Italia ragu dan tidak yakin mengenai guna reformasi yang dilakukan Perdana Menteri Mario Monti. Dari situ muncul kekuatan skeptis Eropa. Lebih dari separuh suara diberikan kepada mantan PM Silvio Berlusconi dan komedian Beppe Grillo.

Tapi orang tidak boleh tertukar antara penyebab dan dampak, diperingatkan Nicolaus Heinen, pakar ekonomi Deutsche Bank. "Tingginya tingkat pengangguran bukan konsekuensi dari reformasi, melainkan konsekuensi dari puluhan tahun kegagalan ekonomi dan kemacetan reformasi.“ Dalam sistem yang ada, para pekerja akan diuntungkan dan penganggur dirugikan, ujar Heinen kepada DW.

Electoral posters are seen in Rome February 26, 2013. The Italian stock market fell and state borrowing costs rose on Tuesday as investors took fright at political deadlock after a stunning election that saw a protest party lead the poll and no group had a clear majority in parliament. REUTERS/Max Rossi (ITALY - Tags: POLITICS ELECTIONS)
Pembentukan pemerintahan yang alot di ItaliaFoto: Reuters

Hampir Semua Warga Kecewa Terhadap Monti

Ini menyebabkan pemutusan hubungan kerja berlangsung bertahun-tahun dan perusahaan takut merekrut pegawai baru. Upaya reformasi Monti gagal, karena tidak ada yang mau melepaskan keistimewaannya.

Pujian bagi Monti datang terutama dari luar negeri untuk kesuksesannya membereskan keuangan negara, tapi yang terutama dicapainya melalui kenaikan pajak dan bukan melalui pemotongan pengeluaran, kata kritisi di Italia. Kebanyakan warga Italia kecewa dengan politiknya, kata Andreas Freytag, profesor ekonomi Universitas Jena. „Di satu pihak, mereka yang selama ini menarik untung dari sistem memandang kepentingannya terhambat dengan reformasi, dan di pihak lain mereka yang ingin dinamika lebih kecewa lagi.“ Freytag memperkirakan melemahnya upaya reformasi, memanjangnya krisis dan ketidakpastian bagi semua pihak. Juga Nicolas Heinen memprediksi, ketidaktenangan politik di Eropa akan bertambah.

Hessen/ Ein Haendler telefoniert am Mittwoch (14.03.12) im alten Handelssaal der Deutschen Boerse AG in Frankfurt am Main, waehrend im Hintergrund die Anzeigetafel des Deutschen Aktienindex DAX zu sehen ist. Der deutsche Aktienindex DAX hat nach dem Boersenstart am Mittwoch die Marke von 7.000 Punkten hinter sich gelassen. Der Leitindex gewann binnen einer guten Stunde ein Prozent oder rund 70 Zaehler hinzu und lag um 10.28 Uhr bei 7.063 Punkten. Am Dienstagabend war er mit 6.996 Punkten aus dem Handel gegangen, nachdem er zwischenzeitlich auf 7.020 Zaehler gestiegen war. Der Leitindex hatte die Huerde von 7.000 Punkten zuvor zuletzt im August 2011 uebersprungen. (zu dapd-Text) Foto: Mario Vedder/dapd
Simbol gambar krisis di zona EuroFoto: dapd

Meskipun demikian Nicolaus Heinen dari Deutsche Bank tidak memprediksi adanya eskalasi krisis utang negara. „Faktanya, situasi di pasar obligasi Eropa tidak bisa dibandingkan seperti 2010 dan 2011. Kami saat ini punya Bank Sentral Eropa yang menyetujui paket bantuan Euro seberapapun harganya.“

Sementara pakar ekonomi memperingatkan kemungkinan kembali berkobarnya krisis Euro, Presiden Italia Giorgio Napolitano berusaha menenangkan keresahan masyarakat internasional.