1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

ISIS 'Ancaman Terbesar' Bagi AS

22 Agustus 2014

Dalam konferensi pers usai munculnya video pembunuhan jurnalis AS James Foley, bos Pentagon Chuck Hagel mengakui bahaya ISIS bagi Amerika Serikat.

https://p.dw.com/p/1Cz8P
Foto: picture-alliance/abaca

Pimpinan Pentagon Chuck Hagel mengatakan kepada pers hari Kamis (21/08), ancaman yang datang dari kelompok teror yang beroperasi di Irak dan Suriah yang kini menamakan diri Islamic State (IS) adalah hal yang serius. Menurutnya kelompok tersebut "mendapat tunjangan dana sangat besar," dan "profesional". Amerika Serikat harus "bersiap" untuk menghadapi ancaman tersebut.

Selasa (19/08), IS mempublikasikan video pemenggalan kepala jurnalis AS James Foley melalui internet. Kelompok teror tersebut mengatakan, pembunuhan dilakukan sebagai aksi balas dendam atas serangan udara di utara Irak.

Hagel menegaskan, serangan udara terhadap IS akan berlanjut. "Kami menjalankan strategi jangka panjang." Kamis (21/08), angkatan udara AS menyerang enam lokasi di dekat bendungan Mossul di utara Irak. Beberapa kendaraan dan kamp IS hancur atau mengalami kerusakan. Demikian menurut keterangan militer IS.

Media Irak Al-Sumaria News melaporkan, setidaknya 35 ekstrimis tewas. Milisi Kurdi menguasai kembali bendungan penting yang diduduki oleh IS dengan dukungan angkatan udara AS.

Inggris memburu penjagal

Pihak keamanan Inggris mulai melakukan aksi pencarian pembunuh Foley, yang dalam video tersebut berbicara dengan aksen London. Menlu Philip Hammond mengumumkan, mereka akan bekerja sama secara erat dengan AS. Menurut harian "Guardian", seorang bekas tawanan IS mengidentifikasi pembunuh sebagai pemimpin kelompok tiga jihadis dari Inggris yang mengawasi sandera asing IS di Suriah.

Beberapa organisasi HAM mengatakan, IS menyandera sekurangnya 4000 orang di Suriah. Termasuk "puluhan warga asing", ujar juru bicara Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) yang bermarkas di London kepada kantor berita dpa. Sekitar 20 tahanan berasal dari Amerika dan Eropa.

Menurut New York Times, uang tebusan dari negara-negara Eropa menjadi pemasukan utama organisasi teror seperti Al Qaida. Dalam lima tahun terakhir setidaknya 125 juta Dolar AS dibayarkan sebagai uang tebusan. Pemerintah AS secara tegas menolak untuk membayarkan uang kepada kelompok teror. Media-media di AS melaporkan IS menuntut 100 juta Dolar AS untuk pembebasan Foley.

vlz,wl/ap (dpa, afp, rtr)