1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Irak: Al Sadr Abaikan Ancaman Al Maliki

7 April 2008

Ulama radikal Irak Moqtada al Sadr mengatakan hanya akan membubarkan milisi Lasykar Mahdi yang dipimpinnya, jika diperintahakan para ulama Shiah tertinggi Irak.

https://p.dw.com/p/DdkE
Lasykar Mahdi di jalanan BasraFoto: AP

Juru bicara Milisi Mahdi, Salah al-Obeidi mengatakan, para milisi Lasykar Mahdi hanya patuh kepada Moqtada al Sadr, dan Moqtada al Sadr hanya patuh kepada pemimpin tertinggi Shiah. Kalau para Ayatullah itu memerintahkannya untuk membubarkan Jaish al-Mahdi alias Lasyakar Mahdi, ia akan mematuhinya.

Pernyataan itu jelas ditujukan pada perdana Menteri Al Maliki yang memberi ultimatum kepada Al Sadr untuk membubarkan milisi penebar maut itu. Jika tidak, ancam Nuri Al Maliki dalam wawancara dengan CNN, Moqtada al-Sadr akan dilarang terlibat dalam proses politik Irak. Dikatakannya:

"Keputusannya sudah diambil. Mereka tidak akan berhak lagi terlibat dalam proses politik atau
ikut Pemilu mendatang. Kecuali jika mereka membubarkan Lasyakar Mahdi".

Keputusan, atau ancaman itu disetujui secara bulat oleh seluruh kekuatan politik Irak, kecuali faksi Moqtada al Sadr. Ini merupakan lompatan besar. Karena sebelumnya hanya kelompok Sunni yang mendukung. Sementara berbagai faksi Shiah dan kelompok garis keras menolak sikap tegas terhadap milisi al Sadr. Diakui sendiri oleh PM Nuri Al Maliki, ini merupakan pertama kalinya kekuatan-kekuatan politik Irak bersatu dalam kesimpulan, bahwa langkah penting bagi penyelesaian kekerasan sektarian di Irak adalah pembubaran Lasyakar Mahdi. Tidak bisa tidak.

Namun juru bicara kelompok Al Sadr mengabaikan ancaman al Maliki. Menurut mereka, pemerintah tak punya hak melarang keikutserataan dalam pemilu. karena hak itu dijamin penuh oleh konstitusi Irak yang baru. Masalahnya bagi Perdana Menteri Nuri Al Maliki, kelompok Al sadr, khususnya milisi Lasyakar Mahdi mereka, telah menjadi salah satu akar dari kekacauan dan kekerasan politik di irak.

Kembali Nuri Al Maliki:

"Kami telah membuka pintu bagi konfrontasi. Suatu konfrontasi yang sunggu-sungguh dengan kelompok-kelompok bandit ini. Dan kami tidak akan berhenti hingga kami mengambil alih sepenuhnya kawasan-kawasan yang mereka kuasai".

Konfrontasi itu bermula tanggal 25 Maret di Najaf. Tentara Irak dan Lasyakar mahdi terlibat pertempuran sengit tak berkesudahan, menewaskan puluhan orang.

Lasykar Mahdi didirikan Moqtada Al Sadr menyusul jatuhnya Saddam Hussein. Milisi SHiah radikal ini dikenal sangat anti pasukan Amerika, namun juga terlibat dalam bentrokan sektarian dengan kaum Muslim Sunni. Lasykar Mahdi dan kelompok militan Sunni dukungan Al Qaida saling melancarkan serangan teror terhadap kaum Muslim seteru mereka.

Di sisi lain, Amerika juga menuding Moqtada al Sadr merupakan kepanjangan tangan Iran di Iraq. Ihwal ini, Perdana Menteri Al Maliki membantah anggapan bahwa langkah kerasnya diambil atas tekanan Amerika. Kata Nuri Al Maliki:

"Mereka kenyataannya tidak cuma menyasar tentara Amerika. Mereka juga menyerang tentara irak. Seluruh serangan, pemboman, pembunuhan, penculikan itu, baik terhadap orang Irak maupun orang asing, yang dilakukan di tanah irak, merupakan tantangan langsung kepada pemerintah Amerika. Tapi kami paham bahwa Amerika memiliki kepekaan tersendiri mengenai keterlibatan Iran, mengingat kisah panjang keteghangan kedua negara. Kendati begitu, kami tidak bersedia diperalat Iran untuk menyerang Amerika, sekaligus menolak dijadikan alat Amerika untuk menyerang Iran.