1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Inovator 400: Sebuah Retrospeksi

20 Desember 2019

Inovator, tayangan TV bertema sains, teknologi, lingkungan dan gaya hidup DW Indonesia memasuki tayangan edisi 400 pada pekan ini. Sebuah retrospeksi:

https://p.dw.com/p/3V88m
Inovator Fernsehproduktion DW Indonesisch
Foto: DW/H. Pasuhuk

Inovator 400! Tayangan TV DW Indonesia sudah melangkah sejauh itu. Dihitung matematis satu tayangan tiap pekan, artinya kami sudah hampir 8 tahun menemani Anda.

Konsep tayangan TV Inovator sejak awal adalah menyoroti tema seputar riset, temuan terbaru atau sains terapan, ditambah tema lingkungan yang kini jadi masalah global serta berbagai tema gaya hidup. Sebuah ramuan yang nampaknya pas untuk memenuhi segmen pemirsa kami.

Setiawan Agus Kommentarbild App
Agus Setiawan

Kiprah Inovator selama hampir 8 tahun, yang dirancang dan diproduksi di kantor pusat kami di kota Bonn, Jerman, membuahkan spektrum user cukup luas. Didukung 18 televisi mitra di Indonesia dan streaming via dw.com/inovator kami mencapai raihan sekitar 9 persen di tanah air.

Terima kasih untuk sahabat setia DW yang mengikuti kami sejak awal tayangan Inovator. Banyak yang bahkan sahabat setia sejak era siaran Radio DW Indonesia. Tanpa partisipasi sahabat DW kami tidak akan sesukses saat ini.

Era baru nan menantang

Perjalanan Inovator harus diakui tidak mudah. Tapi sebagai executive producer yang menggawangi siaran ini nyaris sejak dari tahapan awal, sejujurnya saya mendapat banyak pengalaman berharga.

Harus diakui, lahirnya tayangan TV DW Inovator menjadi sebuah tonggak penting, sekaligus tembok pemisah antara dua dunia: Radio dan Televisi. Mengapa begitu?

Inovator Fernsehproduktion DW Indonesisch
Produksi siaran Inovator di studio DW Bonn JermanFoto: DW/H. Pasuhuk

Saya harus merunut balik ke awal kelahiran Inovator dan berakhirnya era siaran radio gelombang pendek. Tepatnya ke tanggal 29 Februari 2012, sebuah tanggal di tahun Kabisat yang datang cuma 4 tahun sekali. Bagi DW Indonesia itu tanggal bersejarah. Tepat pada hari itu, pada pukul 19:00 WIB kami memancarkan siaran radio gelombang pendek terakhir. Setelah lebih dari 48 tahun merambah gelombang udara, kami harus pindah medium.

"Video killed the Radio star" lagu dari the Buggles yang dirlis tahun 1979 itu, jadi pengiring siaran radio terakhir DW Indonesia. Era radio pun ditutup, dan era televisi dibuka. Ada sebuah batasan sangat tegas, yang memisahkan dua bab kisah perjalanan DW Indonesia. Media yang lama harus mundur, agar media yang baru bisa eksis.

Berlari menyongsong era digital

Awalnya memang tidak mudah. Siaran televisi amat berbeda dengan siaran radio. Para redaktur radio harus belajar lagi alur kerja baru. Di era siaran radio, redaksi bisa menuntaskan satu paket siaran dalam hitungan jam, kini untuk tayangan televisi hitungannya hari. Fulltime.

Harus diakui, kami tidak merangkak dari nol. Karena beberapa anggota redaksi sudah punya pengalaman siaran televisi. Tapi alur kerja serta teknik yang berbeda, membuat kami tetap harus belajar lagi. Juga visi kerja para redaktur harus berubah total, karena berbeda dengan radio, naskah televisi tidak perlu berpanjang-panjang. Gambar yang kini bercerita, bukan suara.

Namun dalam waktu singkat, DW Indonesia sudah mampu beradaptasi. Kami ibaratnya berlari memasuki era televisi sekaligus zaman digital. Kami dengan cepat meninggalkan era radio analog yang beken dengan istilah kaset-kusut, memasuki gelombang tsunami digitalisasi. Sebagai tim pelopor, pilot project, Redaksi Indonesia mampu meninggalkan jauh redaksi-redaksi lain di Divisi Asia. Sombongnya, kami bisa mengklaim jadi guru bagi redaksi lain di Asia dalam siaran televisi semacam ini.

Tapi tentu saja hasil kerja di redaksi harus ada yang mempresentasikannya. Inovator hingga saat ini hadir dengan beberapa orang presenter. Mulai dari Vidi Legowo-Zipperer, Ziphora Robina, Carissa Paramita, Ayu Purwaningsih, Rizki Nugraha dan yang terbaru Akram Askar. Merekalah wajah-wajah DW Inovator yang menyapa Anda dengan hadir setiap saat di layar kaca dan via internet.

Sukses di semua lini

Tentu saja Inovator tidak berdiri sendiri. DW Indonesia berkiprah multimedial, dengan menawarkan berita-berita terbaru, artikel dan reportase mendalam lewat situs dw.com/indonesia. Di situs ini, tayangan Inovator bisa diikuti secara streaming. Video-videonya juga bisa ditonton secara on demand.

Kami juga aktif di jalur media sosial. Didukung sekitar 15 anggota redaksi, kami  berkiprah lewat facebook DW Indonesia, Youtube DW Indonesia serta twitter DW Indonesia. Tentu saja kami mengajak Anda untuk bergabung dalam klub media social DW dan berlangganan.

Sebulan sekali kami juga menggelar kuis berkaitan tayangan Inovator. Dengan tagar #kuisinovator kami mengajak semua sahabat berpartisipasi. Hadiah utamanya satu unit ipod, serta hadiah souvenir bagi beberapa pemenang lainnya. Pertanyaannya selalu kami ajukan lewat facebook DW Indonesia dan di situs dw.com/Indonesia. Ayo ikut kuis dan raih hadiahnya.

Kuis Inovator Desember 2019

Sebagai kata pamungkas, retrospeksi ini juga sekaligus introspeksi bagi diri sendiri. Setelah berkiprah hampir 8 tahun menyajikan tayangan Inovator tiap pekan, kami tidak bisa berleha-leha dan berpuas diri. Selalu terbersit pertanyaan di benak kami: Apakah tayangan kami memuaskan dan memenuhi harapan? Apakah kualitasnya cukup baik? Apa yang harus kami tingkatkan dan tambah lagi? Tema-tema mana yang paling menarik?

Jawaban dari pertanyaan ini ada pada sahabat DW.  Jadi kirim masukkan Anda, baik pujian, kritikan, saran atau permintaan. Ini semua dengan tujuan agar Inovator bisa lebih baik lagi. Dan tentunya bertahan hingga 400 atau lebih episode ke depan.

Salam dari Bonn, Jerman.

Agus Setiawan (hp)