Ini Profil 7 Staf Khusus Jokowi yang Curi Perhatian
Dari pendiri aplikasi Ruang Guru hingga putri pengusaha ternama. Ini profil ketujuh staf khusus Presiden Jokowi.
Angkie Yudistia
Angkie Yudistia adalah anak muda penyandang disabilitas yang aktif bergerak di bidang sociopreneur. Ia mendirikan Thisable Enterprise untuk memberdayakan disabilitas Indonesia secara ekonomi di dunia tenaga kerja. Perempuan berusia 32 tahun ini pernah dinobatkan sebagai "The Most Fearless Female Cosmopolitan 2008". Angkie diminta secara khusus untuk menjadi juru bicara Presiden di bidang sosial.
Adamas Belva Syah Devara
Belva ini adalah CEO sekaligus Co-Founder perusahaan rintisan dan aplikasi Ruangguru, yang sukses menjadi salah satu perusahaan teknologi pendidikan terbesar di Asia Tenggara. Belva adalah peraih gelar ganda, untuk Master Administrasi Bisnis di Stanford University dan Master Administrasi publik di Harvard University. Ia didapuk sebagai salah satu dari 30 pengusaha muda paling berpengaruh di Asia.
Aminuddin Ma'ruf
Aminuddin merupakan santri muda berusia 33 tahun, yang merupakan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam. Presiden Jokowi secara khusus akan menugaskannya untuk berkeliling pesantren untuk menebar gagasan dan inovasi baru. Ia meraih gelar sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Trisakti.
Putri Indahsari Tanjung
Putri Tanjung adalah perempuan berusia 23 tahun yang merupakan anak dari pengusaha Chairul Tanjung. Ia lahir pada 22 September 1996 dan menjadi staf khusus presiden termuda. Putri merupakan Founder dan CEO Creativepreneur dan pernah menempuh pendidikan di Anglo chinese School Jakarta. Setelahnya, ia melanjutkan pendidikan di Australian International School Singapore dan Academy of Art University.
Andi Taufan Garuda Putra
Pria berusia 32 tahun ini merupakan pendiri dan CEO perusahaan teknologi finansial peer-to-peer lending bernama PT Amartha Mikro Fintek. Perusahaan ini menghubungkan investor dengan pengusaha mikro di pedesaan yang membutuhkan pendanaan. Sebelumnya ia bekerja sebagai konsultan untuk IBM Global Business Services. Pada 2016, Taufan meraih gelar Master of Public Administration di Harvard University.
Ayu Kartika Dewi
Ayu adalah pendiri Gerakan Sabang Merauke, yakni sebuah program pertukaran pelajar antar daerah bagi murid SMP yang ingin belajar tentang toleransi, pendidikan dan keberagaman di Indonesia. Perempuan berusia 36 tahun ini adalah peraih gelar Master of Business Administration dari Duke University, Amerika Serikat. Ia juga mendirikan Milenial Islami, yang mengkampanyekan citra islam yang moderat.
Gracia Billy Yosaphat Membrasar
Billy merupakan milenial berprestasi asal Papua yang kini tengah menempuh pendidikan Master of Science di University of Oxford, Inggris. Ia adalah pendiri Yayasan Kitong Bisa, lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan untuk anak-anak di Papua. Sebelumnya, Billy pernah mendapat beasiswa afirmasi dari pemerintah dan diterima di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB. (pkp/gtp)