1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanAsia

Presiden Yakin Indonesia Mampu Produksi Vaksin Sendiri 

11 Agustus 2020

Kapasitas produksi Bio Farma akan ditingkatkan menjadi 250 juta dosis per tahun. Sebabnya Presiden Joko Widodo yakin Indonesia bisa memenuhi kebutuhan vaksin corona di dalam negeri, tanpa bergantung pada impor.

https://p.dw.com/p/3gnIk
Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke fasilitas produksi Bio Farma di Sukajadi, Bandung, Selasa (11/8).
Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke fasilitas produksi Bio Farma di Sukajadi, Bandung, Selasa (11/8).Foto: Presidential Secretariat Press Bureau

Seperti dirilis dalam pernyataan pers pemerintah, Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Bandung, Selasa (11/8), ikut meninjau kesiapan fasilitas produksi milik Bio Farma. Dia meyakini perusahaan BUMN itu mampu memproduksi sendiri vaksin corona. 

"Saya ingin melihat bagaimana Bio Farma yang telah memproduksi vaksin yang telah dikirimkan ke 149 negara baik itu vaksin polio, difteri, BCG (tuberkulosis), dan lain-lain," ujarnya di pabrik Bio Farma di Sukajadi, Bandung, Jawa Barat. 

"Ini menunjukkan bahwa negara kita mampu memproduksi vaksin sejak lama. Bio Farma berdiri setelah 1890, sudah lebih dari 100 tahun yang lalu," imbuhnya. 

Kapasitas produksi milik Bio Farma diyakini mampu memproduksi vaksin Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, ketika vaksin tersebut sudah ditemukan dan telah teruji secara klinis. 

Uji coba tahap ketiga vaksin corona

Saat ini, tim uji klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran tengah melakukan pengujian tahap ketiga terhadap bakal calon vaksin Covid-19. Untuk itu sebanyak 1.020 relawan sudah mendaftar, di antaranya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. 

Setiap vaksin melewati beberapa tahap sebelum dinyatakan aman digunakan. Umumnya vaksin mengandung virus mati yang mengelabui tubuh agar memproduksi antibodi terhadap virus corona.  

Jika uji pertama memastikan keamanan vaksin untuk tubuh manusia, pada tahap kedua dan ketiga, bakal calon vaksin diujicobakan kepada relawan. Jika berhasil, relawan akan memiliki antibodi yang membuatnya kebal terhadap virus corona

Namun proses ini membutuhkan rentang waktu hingga enam bulan, sebelum vaksin bisa dinyatakan berhasil menghalau penularan. 
Baru setelahnya Bio Farma akan memproduksi vaksin untuk dibagikan ke semua penduduk dalam tempo singkat, sebelum timbul korban tambahan.

Presiden yakin, perusahaan mampu memenuhi kebutuhan tersebut. "Saya kira dengan kemampuan dan pengalaman yang ada kita ingin produksi vaksin Covid ini segera bisa dilakukan," kata dia. 

Presiden Joko Widodo di pabrik Bio Farma, Sukajadi, Bandung, Selasa (11/8)
Presiden meyakini Bio Farma akan mampu memenuhi kebutuhan nasional, jika kelak vaksin corona berhasil ditemukan. Saat ini Bio Farma mampu memproduksi hingga 100 juta dosis per tahun. Kapasitas produksi akan ditingkatkan menjadi 250 juta dosis per tahun pada 2021.Foto: Presidential Secretariat Press Bureau

Kapasitas produksi digandakan

Vaksin yang akan diproduksi Bio Farma sedang dikembangkan perusahaan farmasi Cina, Sinovac Biotech, yang antara lain bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Bakal calon vaksin corona itu sempat diujicoba terhadap sekitar 600 relawan di Cina. Kini ujicobanya dilakukan di Indonesia.

Selain Bio Farma dan Sinovax, perusahaan farmasi Indonesia lain, Kalbe Farma, juga berinisiatif menggalang kerjasama dengan perusahaan Korea Selatab, Genexine. Namun belum jelas sejauh apa pengembangan vaksin corona yang sudah dilakukan kedua perusahaan,

Kunjungan Jokowi berkaitan dengan pertemuan di Istana Merdeka, 21 Juli silam, di mana dia meminta Bio Farma untuk memastikan kapasitas produksinya dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri saat vaksin Covid-19 ditemukan. 

Saat ini, kapasitas produksi Bio Farma diklaim berjumlah 100 juta dosis per tahun. Manajemen perusahaan mengatakan akan menggandakan kapasitas mencapai 250 juta dosis per tahun. Tidak jelas seberapa lama waktu yang diperlukan bagi Bio Farma untuk memasok semua penduduk Indonesia.
Namun Jokowi yakin Indonesia tidak membutuhkan impor vaksin dari luar negeri. "Saya kira inilah yang perlu kita ketahui dan menambah optimisme kita bahwa kita bisa melakukan itu sendiri," tandasnya. 

Selain Presiden Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turut hadir mendampingi. 

rzn/vlz (BPMI)