Indonesia Perluas Akses Investor Asing
25 Desember 2013Investor asing yang datang ke Indonesia akan mendapat akses yang lebih luas di sejumlah sektor termasuk pembangkit listrik, pelabuhan dan bandara, serta industri farmasi.
Langkah ini diambil pemerintah setelah pertumbuhan ekonomi menunjukkan laju terlambat dalam empat tahun terakhir dan para investor asing melepas saham Indonesia serta Rupiah setelah Amerika Serikat mengurangi program stimulasi mereka.
"Kami ingin mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang kami perkirakan akan terkena dampak perlambatan ekonomi global," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa.
Ini termasuk revisi kebijakan 'daftar investasi negatif,' yang membatasi investasi asing di beberapa sektor yang dianggap sensitif.
Menggenjot bidang energi
Investor asing akan diperbolehkan menanam uang hingga 100 persen untuk pembangkit listrik yang dibangun di bawah kemitraan negara-swasta dan berkapasitas lebih dari 10 megawatt, kata Mahendra Siregar, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Jumlah ini naik dari plafon sebelumnya sebesar 95 persen.
Penanam modal asing juga diperbolehkan berinvestasi hingga 49 persen untuk bandara dan mencapai 95 persen untuk pelabuhan serta jalan tol, tambahnya.
Untuk saham perusahaan farmasi Indonesia, investor asing bisa mendapatkan hingga 85 persen kepemilikan, naik dari 75 persen.
Terburuk dalam empat tahun
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus menandatangani dekrit untuk memberlakukan perubahan ini, namun Hatta Rajasa berharap ini dapat segera terwujud.
Investasi asing langsung telah menjadi motor penting dalam mendorong kemajuan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang hingga jumlahnya mencapai rekor tertinggi yakni hampir 23 miliar Euro pada tahun 2012, menurut Dow Jones Newswires.
Namun pertumbuhan penanaman modal asing melesu dalam beberapa kuartal terakhir seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 diprediksi kurang dari 6 persen untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir.
cp/rzn (afp, ap)