1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

041110 Obama Indien Asien

5 November 2010

Presiden Obama memulai lawatan Asia di India. Selain masalah bilateral, Obama juga akan membahas masalah regional seperti perang di Afghanistan, meningkatnya pengaruh China di Asia Selatan, juga masalah Kashmir.

https://p.dw.com/p/Q068
Presiden AS Barack Obama (kanan) bersma Perdana Menteri India Manmohan Singh bertemu di sela KTT G20 di Toronto, Kanada, 27 Juni 2010Foto: AP

Belakangan ini politisi barat gemar berkunjung ke India. Mereka punya cukup alasan. Karena jika Cina merupakan tempat produksi utama di dunia, maka India adalah penyedia jasa layanan paling terkemuka. Perekonomian India tetap mencapai angka pertumbuhan yang menakjubkan, walaupun krisis global melanda. Separuh dari booming ekonomi India berasal dari sektor jasa, misalnya pengembangan piranti lunak.

Tetapi, seperti Cina, India juga menderita akibat embargo negara-negara barat. Untuk menyetarakan ketidakseimbangan dalam perdagangan, pemerintah AS menekan India. Anak benua itu harus mengimpor lebih banyak produk AS. Kebutuhan akan produk buatan Amerika terutama di bidang teknologi tinggi, terang para pakar India. Tetapi justru hal inilah yang tidak ingin diserahkan Amerika Serikat kepada India.

Sampai sekarang. Banyak pengusaha dan politisi percaya bahwa halangan itu kini bisa disingkirkan. Adi Godrej, Direktur Industri Godrej, berpendapat sama, "Sekarang inilah saatnya bagi AS, seiring kuatnya hubungan kedua negara, untuk memberi India akses ke semua level teknologi, karena hal itu akan sangat membantu perekonomian India."

India punya harapan lain berkenaan dengan politik AS menyangkut Afghanistan. Perang di Afghanistan mendestabilisasi kawasan, dan India sangat merasakan dampaknya. Para pejuang radikal Islam di Hindukush sebagian dilatih dan didukung dari Pakistan. Mereka kerap dikerahkan oleh Pakistan untuk beraksi di India, demikian diyakini aparat keamanan India. Militan yang melancarkan serangan di Mumbai akhir 2008, juga berasal dari Pakistan.

Mantan penasehat keamanan pemerintah India, Brajesh Mishra, berharap, AS kini akan memperbesar tekanan terhadap Pakistan. "Kami sudah mengatakan pada Amerika bahwa terorisme, yang berasal dari Pakistan, adalah masalah terbesar kami. Saya kira Amerika akhirnya paham bahwa Pakistan bermuka dua."

Presiden AS Obama juga membawa agenda tentang kerjasama di tingkat internasional, terutama di PBB. Christian Wagner, pakar India pada Yayasan Ilmu Pengetahuan dan Politik di Berlin mengatakan, "Kedua pihak tentu akan berusaha menjalin kerjasama dalam konteks global, di bidang pemerintahan, lingkungan, iklim, energi, juga masalah transfer teknologi. Sebagai mitra dagang AS, India akan tetap memainkan peran sangat besar."

Seperti Jerman, India juga terpilih untuk duduk di Dewan Keamanan PBB selama dua tahun ke depan. Perkembangan ini juga memaksa AS, Jerman dan seleuruh dunia Barat untuk memperkuat hubungan dengan anak benua yang tengah mengalami booming itu.

Cem Sey/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid