1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ilmuwan Swiss: Arafat Tewas Akibat Racun Nuklir

7 November 2013

Para ilmuwan Swiss menemukan bukti yang meyakini bahwa Yasser Arafat mati karena racun radioaktif, memperkuat spekulasi istrinya bahwa pemimpin Palestina itu adalah korban kejahatan yang “mengejutkan.”

https://p.dw.com/p/1ADQq
Foto: Getty Images

Para pejabat Palestina telah lama menuduh Israel meracun Arafat, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Tel Aviv. Arafat meninggal dalam keadaan misterius di sebuah rumah sakit militer Perancis pada tahun 2004, sebulan setelah jatuh sakit di rumahnya yang dikepung Israel di kawasan Tepi Barat.

Laporan terbaru ini tampaknya merupakan hasil penyelidikan terpenting mengenai kematian Arafat yang diprakarsai oleh jandanya, Suha, serta stasiun televisi Al-Jazeera.

Tewas akibat keracunan polonium

Tahun lalu, Institute of Radiation Physics di Swiss menemukan jejak polonium-210, sebuah isotop radioaktif mematikan, pada sejumlah barang pribadi milik Arafat. Tanah dan tulang sampel dari jasad Arafat kemudian diambil dari kuburan mendiang pemimpin Palestina itu di Tepi Barat.

Stasiun TV Al Jazeera, Rabu (06/11/13) malam mempublikasikan laporan tim Swiss setebal 108 halaman. Hasilnya “cukup mendukung proposisi bahwa kematian adalah akibat dari keracunan polonium-210,” demikian isi laporan tersebut.

Suha Arafat kepada Al-Jazeera mengatakan bahwa ia terkejut dan sedih dengan temuan tersebut.

“Itu adalah sesuatu yang mengagetkan, kejahatan mengejutkan untuk menyingkirkan seorang pemimpin besar,“ katanya.

Suha tidak menyebut Israel, tapi meyakini bahwa negara yang memiliki nuklir itu terlibat dalam kematian suaminya. “Saya tidak menuduh siapapun, tapi berapa banyak negara yang punya reaktor nuklir yang memproduksi polonium?“ tanya dia.

Polonium bisa dihasilkan dari produk samping proses kimia uranium, tetapi biasanya dibuat secara artifisial di dalam sebuah reaktor nuklir atau akselerator partikel. Israel punya pusat penelitian nuklir dan dipercaya secara luas memiliki senjata nuklir.

Israel tuduh lingkaran dalam Arafat

Janda Arafat menuntut komite Palestina yang menyelidiki kematian suaminya agar mencoba menemukan “pelaku sesungguhnya yang melakukan itu.”

Komite tersebut juga menerima salinan laporan dari tim Swiss namun menolak berkomentar.

Kepala komite, Tawfik Tirawi, mengatakan bahwa detail mengenai hasil temuan itu akan dipresentasikan dalam konferensi pers dua hari mendatang, dan bahwa otoritas Palestina, yang dipimpin oleh pengganti Arafat yakni Mahmoud Abbas, akan mengumumkan apa rencana mereka selanjutnya.

Seorang pejabat di kantor Abbas yakni gerakan Fatah mengungkapkan kemungkinan untuk membawa kasus itu ke Mahkamah Kriminal Internasional. “Kami akan memburu kejahatan ini, kejahatan abad ini,“ kata pejabat Fatah, Abbas Zaki.

Raanan Gissin, yang merupakan juru bicara pemerintah Israel ketika Arafat wafat, menegaskan bahwa Israel tidak terlibat dalam kematian pemimpin Palestina tersebut.

“Adalah keputusan pemerintah untuk sama sekali tidak menyentuh Arafat,“ kata dia sambil menambahkan bahwa “jika ada orang yang meracun dia, maka itu kemungkinan adalah seseorang yang berada dari lingkaran dekatnya.“

Arafat meninggal pada 11 November 2004, sebulan setelah jatuh sakit keras di rumahnya yang terletak di kompleks Ramallah. Para dokter Perancis mengatakan ia meninggal karena serangan stroke hebat dan menderita kondisi darah yang dikenal sebagai disseminated

intravascular coagulation atau DIC. Tapi catatan itu tidak memberi penjelasan mengenai apa penyebab DIC, yang mempunyai banyak kemungkinan termasuk infeksi dan penyakit liver.

ab/cp (afp, ap, rtr)