1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hubungan Indonesia-Cina Terus Berkembang

30 April 2010

Hubungan Indonesia dan Cina dalam sepuluh tahun terakhir ini berkembang pesat, tidak hanya di sektor ekonomi. Hubungan resmi kedua negara mulai menanjak setelah berakhirnya era Suharto.

https://p.dw.com/p/NBpS
Gambar simbol, Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia yang baruFoto: DW-Montage

Hubungan Bilateral Indonesia-Cina yang pernah membeku sepanjang pemerintahan Orde Baru, kini makin membaik. Menurut pengamat Pusat Kajian Cina dari Universitas Indonesia, Ignatius Wibowo, dalam sepuluh tahun terakhir ini hubungan membaik di berbagai bidang, juga di sektor pariwisata. "Sekarang hubungan antara people to people itu juga baik. Banyak sekali orang Indonesia pergi ke Cina. Banyak orang Indonesia belajar ke Cina. Sebaliknya, banyak turis dari Cina datang ke Indonesia untuk berlibur dan sebagainya”

Adalah Presiden Abdurahman Wahid yang membuka pintu itu. Menurut Ignatius Wibowo, selain melaksanakan kunjunagn ke Cina, Gus Dur juga mencabut semua aturan diskriminatif warisan Orde Baru yang meminggirkan warga dan kebudayaan Cina. Di masa Gus Dur pula, Tahun Baru Cina untuk pertama kalinya dirayakan dan kesenian Barongsai bebas ditampilkan. Kebijakan itu kemudian diteruskan oleh Presiden Megawati.

“Gus Dur pergi ke Beijing. Tapi Gus Dur juga mungkin juga orang yang Visioner. Jadi ia waktu melihat bahwa Cina akan menjadi Raising Power dan Indonesia tidak boleh mengabaiakan Cina. Kalau Suharto begitu curiga dengan Cina maka Gus Dur justru mau memperlihatkan bahwa Indonesia tidak pernah takut dan tidak pernah curiga terhadap Cina,” dikatakan Ignatius Wibowo.

Tampilnya Cina sebagai kekuatan besar di dunia, dianggap bisa membantu Indonesia mengimbangi pengaruh Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang di kawasan Asia Pasifik. Bagi Indonesia yang menginginkan kondisi stabil di kawasan, bermitra dengan Cina menjadi sesuatu yang tak terelakan sekaligus langkah strategis bagi kepentingan nasional.

Menurut Pengamat Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Hariadi Wirawan, kerjasama dengan Cina sebenarnya lebih mudah bagi Indonesia. “Dalam hal ini, Cina lebih mudah diajak bekerjasama daripada Amerika Serikat. Karena di dalam kepentingan Amerika Serikat, Indonesia tidak pada prioritas utama, tidak ada dalam urutan atas dalm peringkat. Sedangkan Cina melihat Indonesia sebagai urutan yang penting sekali bagi Cina, baik segi taktis maupun segi strategis."

Lebih jauh Hariadi Wirawan mengungkapkan, meski masih ada pertanyaan menyangkut posisi Cina di kawasan ini di masa mendatang, namun isyarat Cina untuk bekerjasama dan bukan mendominasi, memudahkan terjalinnay kerjasama dengan negara-negara di kawasan.

Penandatanganan kerjasama kemitraan strategis antara Cina -Indonesia pada tahun 2005 semakin mengukuhkan kerjasama kedua negara. Langkah itu, dikongkritkan dengan kerjasama di sejumlah bidang, seperti dengan adanya Forum Energi yang sudah berlangsung sejak empat tahun lalu.

Menurut Anggota Kamar Dagang dan Industri, Adi Putra Tahir, dalam konteks ekonomi, Indonesia terutama berkepentingan menarik investor Cina untuk membiayai sejumlah proyek di tanah air, seperti pembiayaan pembangunan jembatan Suramadu yang menghubungan Jawa Timur dengan Pulau Madura.

Sebaliknya, menurut Adi Putra Tahir, selain berkepentingan atas pasar Indonesia. Cina juga mengincar bahan bahan mentah terutama minyak dan gas dari Indonesia untuk keperluan industri di negeri tirai bambu itu.

Zaki Amrullah

Editor: Hendra Pasuhuk