1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

190110 China USA

19 Januari 2010

Memasuki tahun 2010, hubungan AS dan Cina masih menghadapi konflik dan terganjal sengketa dagang serta politik.

https://p.dw.com/p/Lawg
Sengketa Google China menjadi beban terbaru dalam hubungan Beijing dengan Washington.Foto: picture alliance/dpa

Pergantian tahun dari 2009 ke 2010 ditandai dengan beban hubungan diplomatik baru antara AS dengan Cina. Pemerintah di Washington tepat di akhir tahun 2009 mengumumkan pengenaan pajak hukuman terhadap produk pipa baja dari Cina, dengan alasan subsidi yang tidak adil. Menyusul, di minggu pertama tahun 2010 Washington juga memberikan lampu hijau, bagi pemasokan sistem penangkis peluru kendali modern ke Taiwan. Langkah AS itu sebenarnya tidak mengejutkan. Hanya saja Beijing mengharapkan, agar kesepakatan perdagangan senjata dengan Taiwan itu ditunda untuk sementara. Alasannya agar tidak membahayakan upaya perbaikan hubungan antara Beijing dengan Taipeh yang dilakukan sejak dimulainya masa jabatan presiden Ma Ying-jeou.

Di sisi lainnya China bereaksi menjawab provokasi AS itu dengan menggelar ujicoba sistem penangkis peluru kendali buatannya, yang dilaporkan sebagai sukses. Selain itu, Cina juga menyoroti dengan tajam rencana kunjungan Dalai Lama ke Gedung Putih tahun 2010 ini. Harapan pemimpin spiritual Tibet itu, untuk diterima oleh presiden AS di Gedung Putih seperti tradisi di masa lalu, kemungkinan besar akan terwujud dalam masa pemerintahan Barack Obama.

Kedua negara memiliki kepentingan yang berbeda, demikian professor Gu Xuewu dari Pusat Pengkajian Global di Universitas Bonn. “Saat ini, kedua pihak belum siap menjalin kompromi dalam bidang-bidang terpenting. AS belum melakukan hal ini terhadap Cina. Sebaliknya, Cina juga dalam masalah kritis Korea Utara, Iran dan Afghanistan belum melakukan kompromi“, kata Gu menambahkan.

AS sudah berkali-kali meminta Cina membantunya dengan mengirimkan pasukannya ke Afghanistan. Juga Beijing tidak bereaksi atas permintaan Washington, untuk memberikan dukungan yang lebih besar, dalam menggerakan Korea Utara dan Iran untuk mengubah sikapnya dalam sengketa program atom kedua negara itu.

Di awal tahun 2010, ketegangan hubungan AS - Cina juga ditambah dengan kasus Google. Serangan hacker dan sensor dari Cina, serta ancaman Google untuk hengkang dari Cina, dimanfaatkan sebagai instrumen politik oleh menteri luar negeri AS, Hillary Clinton. Sebuah langkah politik yang tidak cerdik, komentar Prof. Gu Xuewu. Tema perdagangan dan politik moneter tetap menjadi beban terbesar dalam hubungan Cina-AS. Pemenang hadiah Nobel Ekonomi, Paul Krugmann memang menyebut tahun 2010 sebagai tahun Cina. Namun dalam nada ironi yang cenderung negatif. Jika Cina tetap tidak bersedia merevaluasi mata uangnya, krisis global akan terus berlanjut, kata Krugmann.

Sementara Prof. Gu Xuewu memandang prospek kedua negara di tahun ini tetap suram : “Tahun 2010 bagi kedua negara tetap akan sulit. Tapi juga bagus bahwa masalahnya kini dibuka. Saya yakin, kepentingan bersama dalam globalisasi dan bidang strategi, akan memaksa kedua negara untuk mengurangi ketidak percayaannya, memperbaiki komunikasi dan memperkuat kesiapan kompromi.“

Agus Setiawan/Zhu Erning

Editor : Asril Ridwan