1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Belum Lihat Ancaman Spionase dari Teknologi Cina

7 Desember 2018

Beberapa negara sudah melarang penggunaan teknologi Huawei untuk jaringan komunikasi pemerintahannya, karena khawatir kegiatan spionase Cina. Para pejabat Jerman belum melihat ada ancaman.

https://p.dw.com/p/39djR
Logo von Huawei
Foto: Reuters/H. Hanschke

AS, Australia dan Selandia baru sudah melarang penggunaan teknologi Huawei di kalangan pemerintahan dan lembaga negara untuk sistem komunikasi generasi terbaru 5G. Kanada, Inggris dan Jepang akan menyusul. Alasan utamanya, kekhawatiran terjadi spionase karena kedekatan Huawei dengan pemerintah Cina dan Partai Komunis.

Di Jerman, ini belum menjadi isu serius.Para pejabat keamanan jaringan di Jerman menyatakan akan terus memantau perkembangan di bidang IT, namun belum ada alasan untuk membatasi kegiatan Huawei.

Bulan yang lalu, Huawei baru saja membuka kantor baru di Bonn yang akan menjadi "laboratorium keamanan teknologi informasi". Beberapa pengamat ekonomi mengatakan, langkah ini adalah antisipasi raksasa teknologi Cina itu untuk merebut pasar 5G di Jerman.

Saat ini, Badan Regulasi Teknologi Jaringan Jerman Bundesnetz Agentur (BNetzA), yang berkedudukan di kota Bonn, memang sedang menyiapkan tender lisensi 5G yang dijadwalkan pada kuartal pertama 2019.

Pembangunan jaringan 5G di Jerman diperkirakan akan menghabiskan dana sampai 80 miliar Euro. Perusahaan-perusahaan yang diperkirakan akan bersaing memperebutkan pasar Jerman adalah huawei, ZTE, Ericsson, Nokia dan Samsung.

Huawei submits most patent applications in Europe

Jerman ingin pertahankan hubungan baik dengan Cina

Jerman sendiri tidak memiliki industri perangkat telekomunikasi dan ingin mempertahankan hubungan perdagangan dan investasi yang erat dengan Cina. Kementerian dalam negeri Jerman mengatakan, tidak ada dasar hukum untuk melarang suatu perusahaan asing ikut dalam tender 5G dan tidak ada rencana untuk mengubah kebijakan itu.

Memang tidak ada perjanjian bilateral resmi untuk mencegah spionase cyber antara Jerman dan Cina, namun menurut Australian Strategic Policy Institute (ASPI), jumlah serangan spionase cyber dari Cina yterhadap perusahaan-perusahaan Jerman telah menurun dalam dua tahun terakhir.

Di Inggris, British Telecom mengatakan pekan ini bahwa mereka akan berhenti menggunakan peralatan Huawei dalam jaringan 5G-nya. Amerika Serikat kini melobi pemerintah Kanada untuk membekukan pemasok perangkat 5G dari Cina. Selandia Baru dan Australia sudah melakukan langkah itu.

Ancaman spionase atau persaingan bisnis?

Awal tahun ini, pemerintah AS hampir mengusir pesaing terbesar Huawei, ZTE Corp, yang juga berasal dari Cina, keluar dari AS karena menjual peralatan ke Korea Utara dan Iran, yang melanggar sanksi AS. Namun Presiden Donald Trump mengeluarkan perintah penangguhan hukuman, setelah menyadari bahwa pemasok terbesar ZTE adalah perusahaan-perusahaan teknologi AS.

Jika ZTE dilarang di AS, itu berarti kerugian besar bagi perusahaa-perusahaan di AS sendiri. Akhirnya ZTE hanya dituntut membayar denda 1 miliar dolar AS, merombak manajemennya dan menyetujui masuknya regulator AS untuk memantau operasinya.

Komisi Intelijen di Kongres AS tahun 2012 sudah mendesak perusahaan-perusahaan komersial AS untuk menghindari produk teknologi asal Cina dan memblokir semua usaha merger atau akuisisi dari perusahaan-perusahaan Cina. Tahun yang lalu, perusahaan AT&T membatalkan kesepakatan untuk menjual smartphone Huawei di AS.

Tetapi industri teknologi AS dan Cina sudah sangat bergantung satu sama lain. Sehingga sangat sulit untuk memberi sanksi kepada Huawei dan ZTE "tanpa menghukum perusahaan AS sendiri, seperti menembak kaki sendiri," kata Adam Segal, analis teknologi digital dari Council on Foreign Relations (CFR).

hp/yf (dpa, rtr, ap)