1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

140611 Italien Referendum

14 Juni 2011

Untuk pertama kalinya sejak 16 tahun jumlah pemilih yang diperlukan dalam sebuah referendum tidak hanya tercapai, tetapi jumlahnya jauh melebihi perkiraan awal. 57 persen warga yang berhak memilih memberikan suaranya.

https://p.dw.com/p/11Zvg
Perdana Menteri Italia Silvio BerlusconiFoto: dapd

Hasil referendum empat poin semua jelas dan hampir identik. 95 persen menolak rencana pemerintah tentang tenaga atom, privatisasi perusahaan air minum dan peraturan kekebalan hukum Berlusconi.

Pier Luigi Bersani, ketua partai demokrat PD berkomentar, "Menurut saya, ini adalah referendum tentang pemisahan antara pemerintah dan negara. Keterlibatan yang luar biasa menunjukkan, bahwa pemerintah berada dalam jalan yang berbeda dibandingkan warganya."

Italia Perlu Perubahan

Perbandingan ini bagaikan tamparan bagi kepala pemerintah Silvio Berlusconi. Ketua partai oposisi IdV Antonio di Pietro tampak puas. Partainya yang memulai salah satu poin dalam referendum tersebut, yakni masalah kekebalan hukum Berlusconi. Peraturan ini selalu didukung oleh pengadilan tertinggi Italia.

Menurut Pierferdinando Casini dari partai pusat UdC, warga Italia sudah muak dengan Berlusconi. "Italia membutuhkan perubahan keseluruhan. Pemilihan komunal, referendum, hasil pemilihan penentuan di Sisilia - semua menunjukkan bahwa perubahan memungkinkan. Kami sebagai pihak ke-tiga turut berperan dalam hal ini."

Tetapi Berlusconi sepertinya tidak merasa terganggu. Dalam konferensi pers resmi dengan kepala pemerintah Israel Benyamin Netanyahu, ia melontarkan gurauan tentang skandalnya yang terakhir. Sebelum referendum berakhir pun ia telah mengutarakan pendapatnya. "Jika terwujud keputusan, hal yang tengah ditentukan rakyat Italia saat ini, maka kita harus mengucapkan selamat tinggal pada pilihan tenaga atom." Ini adalah poin referendum terpenting yang mungkin juga menyebabkan begitu banyaknya warga yang terlibat.

Dampak Bencana Fukushima

Dua tahun yang lalu Berlusconi mengumumkan penggunaan kembali energi atom. Sebenarnya, ia ingin membangun PLTN baru. Namun sejak bencana reaktor atom di Jepang, Berlusconi menunda rencananya terlebih dahulu.

Efek Jepang turut menentukan hasil pemilihan. Ini menurut kubu partai Berlusconi. Wakil ketua parlemen Maurizio Lupi mengatakan, "Referendum bukan dimaksudkan untuk mengatur pemerintah, melainkan untuk mengutarakan pendapat akan proyek-proyek penting. Ada keterlibatan tinggi dan keinginan yang jelas. Kini pemerintah dan perlemen harus mengakuinya."

Untuk pertama kalinya, mitra koalisi Berlusconi, Liga Utara, juga mengakuinya. Namun, setelah hasil buruk dalam pemilihan komunal dua minggu lalu, populis kanan mulai kehilangan kesabaran. Menteri Roberto Calderolli mengatakan, cukup sudah dengan komentar pedas dan kegagalan.

Selain Calderolli tidak ada lagi politisi Liga Utara yang berbicara. Kecuali presiden regional Piemont, Roberto Cota, yang terkesan mengancam Berlusconi. "Hasil referendum tentu sebuah pertanda. Ini mengenai awal baru yang teratur. Ketua partai kami Umberto Bossi tentu akan mengarahkan kami."

Stefan Tröndle/Vidi Legowo-Zipperer

Editor: Dyan Kostermans