1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hari Penentuan Calon Presiden AS di Kubu Demokrat

4 Maret 2008

Pemilihan dilakukan di Negara-bagian Texas, Ohio, Vermont dan Rhode Island. Bila ingin maju terus Hillary Clinton harus menang.

https://p.dw.com/p/DHqV
Senator Hillary Rodham Clinton berbicara kepada para pendukungnya di TexasFoto: AP
Spot pemilu terbaru Hillary Clinton di televisi berbunyi: "Pukul tiga pagi, anak-anak Anda tidur lelap, telepon di Gedung Putih berdering. Di suatu tempat di dunia terjadi bencana. Suara Anda menentukan, siapa yang menjawab telepon itu...." Dalam spot di televisi itu, Hillary Clintonlah yang menjawab telepon. Merebut suara dengan menakut-nakuti. Selama ini justru itulah yang dituduhkan kubu Demokrat terhadap Partai Republik sebagai tidak serius. Tetapi kini Hillary Clinton hendak meyakinkan para pemilih, bahwa dialah yang akan mengambil keputusan paling tepat bila terjadi bencana. Para pengamat bertanya, apakah artinya Hillary Clinton sudah sedemikian terdesak sehingga harus menggunakan cara serupa itu? Dr. Irwin Redlener memimpin Pusat Nasional Perlindungan Bencana pada Universitas Columbia di New York. Sebagai seorang dokter anak, sejak tahun 1993 ia bekerjasama erat dengan Hillary Clinton dalam upayanya di bidang asuransi kesehatan. Menurut Redlener, spot pemilu di televisi itu harus diartikan, bahwa Hillary Clinton menghadapi detik-detik kritis yang sangat intensif dalam putaran awal pemilu ini. Dikatakannya: "Dia berusaha mengingatkan orang, bahwa dia memiliki sarana dan pengalaman yang luas untuk menangani krisis." Tetapi mengapa langkah ini harus dilakukannya? Pertengahan tahun lalu sudah hampir dapat dipastikan dialah yang akan dinominasikan sebagai calon presiden. Menurut Dr. Redlener: "Saya pikir, tidak seorang pun menyangka, bahwa ada orang berkharisma yang menjadi saingan utamanya. Barack Obama sangat cemerlang dalam kampanye pemilu dan ia juga seorang calon yang baik. Rupanya kampanye ini jauh lebih berat dari yang diperkirakan." Semakin banyak suara menginginkan agar Hillary Clinton mundur, bila hari Selasa (04/03) ini ia tertinggal dalam perolehan suara delegasi. Bill Richardson, Gubernur New Mexico, yang juga mundur dari persaingan pencalonan presiden di kubu Demokrat, mengatakan lewat pemancar televisi CBS, bahwa sikut-menyikut antara kedua tokoh yang berbobot itu sudah berlangsung terlalu lama. Richardson mengemukakan: "Sesudah hari Selasa ini, kita membutuhkan kampanye pemilu yang positif. Siapa pun yang memperoleh suara delegasi paling banyak, artinya yang unggul, dialah yang menurut saya patut jadi kandidat." Suami Hillary, mantan presiden Bill Clinton mengakui, bahwa hari Selasa (04/03) ini merupakan hari yang sangat penting dan istrinya harus menang di Texas dan Ohio, untuk dapat meneruskan langkahnya. Tetapi rupanya para pendukungnya berpendapat, yang penting bukanlah besarnya keunggulan suara yang diperoleh. Berdasarkan jajak pendapat di kedua negara-bagian tersebut, persaingan antara kedua tokoh demokrat itu sangat ketat. Jadi bisa saja sikut menyikut antara Hillary Clinton dan Barack Obama akan berlanjut terus. Yang berikutnya sampai tanggal 22 April, ketika dilaksanakan pemilu di Pennsylvania, sebuah negara bagian dengan suara delegasi yang cukup besar. (dgl)