1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hampir 90 Korban Tewas di Aljazair

DK/VLZ (rtr, afp, dpa)21 Januari 2013

Setelah akhir yang brutal drama penyanderaan di instasi pertambangan gas di In Amenas, jumlah korban tewas meningkat. Sejumlah negara masih menyatakan warganya hilang.

https://p.dw.com/p/17O4N
File photo of the gas field in Amenas, Algeria in this handout photo provided by Scanpix April 19, 2005. The Algerian army on Saturday carried out a final assault on al Qaeda-linked gunmen holed up in a desert gas plant, killing 11 of the Islamists after they took the lives of seven more foreign hostages, a local source and the state news agency said. REUTERS/Kjetil Alsvik/Statoil via Scanpix (ALGERIA - Tags: ENERGY) ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. FOR EDITORIAL USE ONLY. NOT FOR SALE FOR MARKETING OR ADVERTISING CAMPAIGNS. NORWAY OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN NORWAY. THIS PICTURE IS DISTRIBUTED EXACTLY AS RECEIVED BY REUTERS, AS A SERVICE TO CLIENTS. NO SALES. NO ARCHIVES
Ladang gas AmenasFoto: Reuters

Dalam drama penyanderaan di sebuah instalasi gas di Aljazair, hampir 60 sandera tewas, ini jauh lebih banyak dari dugaan semula. Dari lingkungan pemerintahan Jepang Senin (21/1) disebutkan, 9 warga Jepang juga tewas. Hal ini disampaikan pemerintah Aljazair. Dengan demikian hampir 90 korban tewas. Minggu (20/1) tentara Aljazair menemukan jenazah dari 25 sandera.

Hari Minggu(20/1) di halaman bangunan instalasi gas yang dikuasai para Islamis, Ain Amenas ditemukan 25 jenazah. Pakar bahan peledak menemukan mayat-mayat itu saat melakukan penjinakan bahan peledak di instalasi gas yang dipenuhi bahan peledak. Demikian keterangan dari aparat keamanan. Tidak ada keterangan mengenai kondisi mayat-mayat tersebut apakah menyangkut mayat korban sandera atau pelaku sandera.

Japanese vice Foreign Affairs Minister Minuro Kiuchi (R) and a Japanese official bow during a visit to the Tiguentourine Gas Plant with Algerian Oil Minister Youcef Yousfi (back C), located about 50 km (30 miles) from the town of In Amenas in this still image from video footage taken on January 20, 2013. Japanese vice Foreign Affairs Minister Kiuchi led a delegation of Japanese officials to the Tiguentourine Gas Plant deep in the Sahara on Sunday, where at least 48 hostages were killed during the four-day siege. At least 10 Japanese are still missing in the plant which is operated by Britain's BP, Norway's Statoil and Algeria's state energy company. Japanese engineering firm JGC is one of the foreign companies operating in the plant which is close to the Libyan border. REUTERS/Canal Algerie via Reuters TV (ALGERIA - Tags: CIVIL UNREST ENERGY POLITICS) ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. FOR EDITORIAL USE ONLY. NOT FOR SALE FOR MARKETING OR ADVERTISING CAMPAIGNS. THIS PICTURE IS DISTRIBUTED EXACTLY AS RECEIVED BY REUTERS, AS A SERVICE TO CLIENTS. NO SALES. NO ARCHIVES. ALGERIA OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN ALGERIA
Wakil Menlu Jepang kunjungi bangunan industri tempat drama sanderaFoto: Reuters

Banyak Korban Tewas

Pada drama penyanderaan yang berlangsung selama empat hari, pekerja asing asal AS, Inggris, Perancis, Norwegia dan Rumania ikut tewas atau masih dianggap hilang. Lebih dari 700 pekerja Aljazair dan lebih dari 100 pekerja asing berhasil meloloskan diri. Kelompok Islamis menyerbu instalasi gas di tengah padang gurun pada Rabu (16/1) pagi dan menuntut diakhirinya intervensi militer Perancis di Mali.

Setelah penyerangan kompleks industri, pemerintah di Aljazair mula-mula menyampaikan, seluruhnya 23 sandera dan 32 ekstremis tewas. Seorang juru bicara namun segera mengakui, bahwa jumlah korban tewas dapat bertambah. Jenazah-jenazah yang kini ditemukan kemungkinan adalah warga Aljazair atau warga asing, kata seorang informan. Sementara warga Rumania yang saat operasi pembebasan mengalami luka parah, akhirnya meninggal.

Algerian army after the final rescue operation in the gas field of Tiguentourine, Algeria on January 19, 2013. Photo by ABACAPRESS.COM
Tentara Aljazair setelah operasi mengakhiri drama penyanderaanFoto: picture alliance/abaca

Lima Ekstremis Ditangkap

Sementara ini menurut laporan sejumlah media internasional berdasarkan keterangan dari televisi Aljazair Ennahar, lima ekstremis berhasil ditangkap. Ennahar mendapat informasi itu dari sumber aparat keamanan. Tiga pelaku sandera lainnya masih melarikan diri. Ketua kelompok Al-Mulathamin ("Yang bertandatangan dengan darah") warga Aljazair Mochtar Belmochtar dalam pesan video menyampaikan, dalam aksi penyanderaan itu 40 ekstremis dari negara muslim dan Eropa ikut ambil bagian.

Menurut menteri komunikasi Mohammed Said, para penculik akan meledakkan seluruh bangunan kompleks dan membunuh semua sandera. Seorang sandera yang selamat menceritakan bahan peledak yang dikalungkan di leher para sandera agar mereka tidak melarikan diri. Selain senjata berat dan granat, aparat keamanan Aljazair juga menemukan roket dan bazooka.