1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Curhat Haji Lulung Jadi Sindiran

Hendfra Pasuhuk6 Maret 2015

Wakil ketua DPRD Jakarta Haji Abraham Lunggana alias Lulung mengeluh tidak ada yang membela dia. Pengguna media sosial menyambut gemuruh dengan meme dan lelucon bertagar #SaveHajiLulung

https://p.dw.com/p/1Emc6
Foto: picture-alliance/dpa/S.Stache

Macam-macam reaksi yang bermunculan di media sosial Facebook dan Twitter. #SaveHajiLulung malah sempat jadi trending topic nasional di Twitter sepanjang pagi dan siang.

Dibalik tagar #SaveHajiLulung isinya bukan dukungan solidaritas kepada Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, melainkan sindiran dan ejekan.

Sepanjang hari Jumat (06/03) para netizen terus membanjiri linimasa Facebook dan kicauan Twitter dengan berbagai anekdot dan lelucon yang tidak habis-habisnya.

Kisruh anggaran siluman DPRD DKI

Semuanya berawal dari sengketa antara Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan DPRD DKI soal APBD. Gubernur Ahok minggu lalu secara blak-blakan membongkar penyisipan dana triliunan Rupiah yang masuk ke APBD tanpa pembahasan dengan pemerintah DKI.

Menurut Ahok, ada dana-dana yang tidak dibicarakan sebelumnya tiba-tiba muncul dengan nilai yang tidak wajar. Misalnya pengadaan perangkat UPS, yaitu pengaman suplai listrik untuk jaringan komputer, yang dianggarkan senilai Rp 4 miliar per unitnya. Padahal harga di pasaran hanya sekitar 100 sampai 200 juta Rupiah.

Karena Ahok membeberkan apa yang disebutnya "dana-dana siluman", anggota DPRD dengan suara bulat memutuskan mengajukan hak angket dan membentuk panitia angket untuk memeriksa, dan jika perlu memakzulkan, gubernur. Tapi Ahok tetap bersikeras menolak APBD dana siluman.

Umpatan rasis anggota DPRD

Untuk menengahi sengketa itu, kementerian Dalam Negeri hari Kamis (05/03) menggelar rapat mediasi dengan menghadirkan Gubernur Ahok dan fraksi-fraksi DPRD DKI. Tapi pembahasan itu berakhir ricuh.

Anggota DPRD marah, ketika Ahok ingin klarifikasi tentang anggaran UPS dari Jakarta Barat, yang masuk dalam APBD, padahal walikota Jakarta Barat Anas Effendi mengaku ia tidak mengusulkan hal itu dan sebelumnya tidak ada pembahasan tentang pos anggaran itu.

Saat itulah muncul teriakan bernada rasis: "Cina anjing! Bangsat! ...Dikandangkan saja!” Para netizen menyebut umpatan itu berasal dari anggota Fraksi PKS, Tubagus Arif, seperti yang terlihat pada video kisruh mediasi yang tersebar lewat internet.

Tapi Tubagus Arief lewat akun twitternya membantah mengeluarkan kata-kata seperti itu. Ia mengaku kaget membaca berita bahwa dirinya dikait-kaitkan dengan umpatan rasis itu.

hp/yf (kompas, detik)