1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa dan Cina Akan Tingkatkan Hubungan Dagang

16 Juli 2018

Pada saat ketidakpastian melanda perekonomian global, para pemimpin Eropa dan Cina bertemu untuk membentuk aliansi melawan kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump.

https://p.dw.com/p/31WxV
Peking EU China Treffen Tusk Li Keqiang Juncker
Foto: Reuters/T. Peter

Para pemimpin Uni Eropa dan Cina, mitra dagang terpenting AS, bertemu di Beijing hari Senin (16/7) untuk membahas hubungan perdagangan dan situasi investasi global. Terutama untuk menjawab politik proteksionis yang dijalankan Amerika Serikat.

"Tugas Eropa dan Cina, Amerika dan Rusia bukan untuk menghancurkan tatanan (global) ini, melainkan untuk memperbaikinya. Tidak memulai perang dagang ... tetapi dengan berani dan bertanggung jawab mereformasi aturan internasional," kata Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk di Beijing setelah bertemu dengan Perdana Menteri Cina Li Keqiang.

Kepada wartawan Li Keqiang mengatakan, Cina tidak ingin perang dagang.

"Cina tidak menginginkan perang dagang dengan AS. Sebab tidak akan ada yang muncul sebagai pemenang dari perang dagang ini," katanya.

Pembicaraan antara petinggi Uni Eropa dan para pejabat Cina difokuskan pada rangkaian tantangan ekonomi dan keamanan global, termasuk kesepakatan nuklir Iran, situasi di Suriah dan isu perubahan iklim.

Trade war slows Chinese cash flow to the US

Bersatu melawan tarif impor

Pemberlakuan tarif impor oleh pemerintahan Donald Trump di AS terhadap produk baja dan aluminium serta ancamannya menerapkan hal yang sama di sektor otomotif mengagetkan mitra dagang Washington di seluruh Eropa, terutama Jerman.

Cina juga terlibat dalam perang tarif impor selama berbulan-bulan. Pemerintah AS baru-baru ini memberlakukan tarif impor 25 persen terhadap 818 produk dari Cina, bernilai sekitar 34 miliar dolar, yang mulai berlaku awal bulan ini. Sedangkan tarif impor baru terhadap produk Cina senilai 16 miliar dolar sedang dipertimbangkan.

Keputusan itu langsung ditanggapi Beijing dengan langkah balasan. Pemerintah AS sekarang mengancam akan mengenakan tarif tambahan baru sebesar 10 persen atas impor produk Cina senilai $ 200 miliar. Cina menuduh AS sengaja memperluas konflik perdagangan dan menekankan tidak akan mundur dari pertarungan itu.

Beijing kini berharap dapat membentuk front baru dengan Uni Eropa untuk menghadapi berbagai "serangan dan langkah unilateral AS". Perekonomian Cina dan Uni Eropa digabungkan, mencakup sepertiga perekonomian global dan hampir setengah perdagangan dunia.

As tariffs loom, Chinese consumers say 'Cheerio' to American products

Masih banyak ketidaksepakatan

Meski kedua belah pihak punya kepentingan bersama untuk membentuk aliansi melawan Washington, KTT Uni Eropa-Cina hanya diharapkan menghasilkan komunike sederhana, yaitu menegaskan dukungan secara umum untuk sistem perdagangan multilateral.

Uni Eropa dan Cina sendiri masih memiliki perbedaan pendapat yang signifikan soal akses pasar dan perlindungan hak kekayaan intelektual. Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Kamar Dagang Uni Eropa di Cina menyimpulkan bahwa Cina adalah "salah satu ekonomi paling ketat di dunia."

Perusahaan-perusahaan Eropa dan Amerika yang beroperasi di raksasa Cina sejak lama mengeluh bahwa mereka menghadapi berbagai masalah regulasi, hambatan menembus pasar dan pembatasan kebebasan berbisnis.

"Masalah regulasi amat beragam, mulai dari aturan yang ambigu hingga penerapan kebijakan secara diskriminatif, sampai masalah spesifik seperti akses ke lisensi dan pembiayaan atau akses yang sama terhadap tawaran pengadaan publik," kata Mats Harborn, presiden Kamar Dagang Uni Eropa di Cina kepada DW.

"Semua tantangan ini sangat akut untuk usaha kecil dan menengah, karena mereka kekurangan sumber daya dan tenaga kerja untuk mengatasi masalah ini, tidak seperti rekan-rekan mereka yang lebih besar," tambahnya.

Beijing dan Brussels kini sedang dalam proses negosiasi perjanjian investasi bilateral, yang dimaksudkan untuk memberikan perlindungan hukum dan akses pasar lebih baik bagi investor. Uni Eropa berharap bisa menyepakati perjanjian-perjanjian yang dapat mengatasi kekhawatiran pasar dan menciptakan lingkungan bisnis yang lebih transparan dan stabil, pungkas Harborn.


Srinivas Mazumdaru/hp/as