1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gunung Sinabung Meletus

29 Agustus 2010

Dua orang meninggal dan ribuan lainnya diungsikan, setelah gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus untuk pertama kalinya dalam 400 tahun terakhir, Minggu (29/08). Diperkirakan letusan kedua segera menyusul.

https://p.dw.com/p/OypS
Gunung Sinabung (29/08)Foto: AP

Asap yang mengepul dari kawah Sinabung sampai setinggi 1.500 meter. Gunung yang berada di tanah Karo, Sumatera Utara itu menyemburkan lava dan benda-benda vulkanik lainnya sekitar tengah malam waktu setempat. Awalnya warga desa sekitar gunung itu mengira sebuah kapal terbang jatuh di daerah mereka.

Lava yang mengalir dari puncak Sinabung, yang tingginya 2.460 km, terlihat dari jarak beberapa kilometer, antara lain dari Berastagi, yang menjadi salah satu daerah wisatawan di Sumatera Utara. Segera setelahnya hutan-hutan di kaki gunung mulai terbakar. Abu vulkanik juga sudah mencapai kota Medan, yang terletak sekitar 50 km dari gunung tersebut, tetapi sejauh ini tidak mengganggu penerbangan.

Situasi Tambah Gawat

Direktorat Vulkanologi telah meningkatkan status gunung berapi itu ke status awas hari Sabtu kemarin, setelah mengeluarkan asap hitam Sabtu pagi (28/08). Beberapa saat sebelum meledak, statusnya diubah menjadi status bahaya tertinggi.

Sumatra Vulkanausbruch
Warga desa meninggalkan rumahnya di dekat gunung Sinabung dengan menggunakan sepeda motor dan mengenakan masker (29/08).Foto: AP

Dengan menggunakan truk, ambulans dan bis, pemerintah daerah mengevakuasi sekitar sepuluh ribu orang dari 17 daerah yang terancam, termasuk Berastagi dan Kabanjahe. Demikian dikatakan anggota tim pencari dan penyelamat Mohammad Agus Wibisono kepada kantor berita AFP. Karena ketakutan, banyak orang juga telah meninggalkan rumah mereka, bahkan sebelum evakuasi dimulai, yaitu segera setelah letusan terjadi.

Warga Kesulitan Bernapas

Seorang pria berusia 54 tahun, Nimaken Surbakti, yang memang menderita sesak napas meninggal saat berada dalam perjalanan ke pusat penampungan pengungsi. Seorang korban lainnya, Nartari Beru Ginting, meninggal karena serangan jantung. Demikian dikatakan Muhammad Irsal dari Palang Merah Indonesia kepada kantor berita kantor berita Jerman, DPA. Ia menambahkan, para pengungsi sekarang ditampung di gedung-gedung milik pemerintah. Tenda-tenda juga telah didirikan.

Sumatra Vulkanausbruch
Warga desa yang ditampung di tempat pengungsian di tanah Karo mendapat pembagian makanan (29/08).Foto: AP

Jurubicara Badan Penanganan Bencana, Priyadi Kardono mengatakan kepada AFP, pihaknya juga sudah memperkirakan bahwa banyak orang menderita kesulitan bernapas setelah menghirup debu yang disemburkan gunung Sinabung. Jadi mereka telah membagikan masker dan mempersiapkan pengiriman obat-obatan untuk mengobati infeksi saluran pernapasan.

Kepala Direktorat Vulkanologi, Surono mengatakan, gunung berapi itu sudah lama tidak menunjukkan aktivitas lagi, sehingga sudah tidak dipantau sejak tahun 1600-an. Sekarang sebuah tim pengawas ditempatkan untuk mengamati aktivitas selanjutnya.

Mengantisipasi Situasi

Kepada Metro TV ia mengatakan, pihaknya menghimbau agar warga tetap berada di tempat penampungan. Para pakar juga memperingatkan warga untuk tetap memakai masker agar terlindung dari abu vulkanik. Mereka juga mengingatkan warga yang tinggal di sepanjang sungai akan adanya kemungkinan banjir yang membawa lava dari gunung.

Setelah meletus hari Minggu dini hari, tepatnya pukul 00:15, gunung Sinabung diperkirakan akan kembali meletus. Menurut dugaan, letusan kedua akan lebih besar dari yang pertama. Namun kapan terjadinya belum dapat ditentukan, kemungkinan dalam satu atau dua hari mendatang. Menurut laporan Kompas.com, untuk mengantisipasi letusan kedua, penduduk sekitar gunung sudah diungsikan ke dua pos, yaitu Jambo Lige dan Kantor KNPI yang terletak jauh dari gunung.

Marjory Linardy/afp/dpa/kompas

Editor: Christa Saloh