1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

230810 Frankreich Roma Kirche

24 Agustus 2010

Secara tidak langsung gereja Katolik mengritik pengusiran massal bangsa Roma yang dilancarkan oleh pemerintah Perancis.

https://p.dw.com/p/Ouz7
Polisi Perancis mengawasi deportasi warga Roma di bandara Sain Exupery Lyon (19/08)Foto: AP

Para umat tidak percaya dengan apa yang mereka dengar. Setelah mengikuti misa di gereja, pastur paroki Pater Arthur Hervet mengulang doanya yang isinya sungguh tidak biasa. "Jujur saja dan saya minta maaf pada Anda, saya berdoa agar Presiden Sarkozy mengalami serangan jantung."

Gambar Pater Hervet berusia 71 tahun terpampang di semua harian Perancis. Namun ia telah meralat pernyataannya yang mendoakan Sarkozy mendapat serangan jantung. Yang ia maksud adalah semoga Tuhan di surga melembutkan hati Sarkozy. Bagi Pater Hervet yang sejak lama tinggal di Perancis di daerah yang rawan sosial, pengusiran massal yang dilakukan pemerintah Perancis terhadap warga Roma sungguh berlebihan.

"Bila sebuah negara bermasalah, maka harus dicari pihak yang bertanggung-jawab. Dan pemerintah Perancis mengatakan, warga Roma yang bersalah. Kubu ekstrim kanan Front National bersorak-sorai. Sedangkan kaum Roma mendapatkan kartu sial,“ ungkap Arthur Hervert.

Hal yang semakin tidak dapat diterima oleh gereja adalah ucapan Sarkozy yang menyatakan bahwa Perancis yang merupakan negara sekuler akan meningkatkan kepatuhannya terhadap gereja. "Bagi kami, negara sekuler yang positif dan terbuka akan mengajak untuk melakukan dialog. Sebuah ajakan demi tercapainya toleransi dan saling menghormati," demikian ujar Sarkozy dua tahun lalu ketika Sri Paus Benediktus XVI. mengunjungi Paris.

Dan Sri Paus tidak melupakan ucapan ini. Hari Minggu lalu (27/8) seusai doa Angelius di kediammnya di kota Castelgandolfo, Italia, Sri Paus menanyakan situasi politik teraktual. Biasanya ia berbicara dalam bahasa Italia atau Inggris. Namun kali ini, ia sengaja memilih untuk berbicara dalam bahasa Perancis. "Liturgi hari ini mengingatkan kita, bahwa semua umat dikarunia oleh-Nya. Ini merupakan ajakan untuk menerima semua perbedaan legitim manusia, segala kebangsaan dan bahasa.“

Perancis menangkap dengan jelas apa yang dimaksud oleh Sri Paus yakni pengusiran warga Roma dari Perancis. Menteri Dalam Negeri Brice Hortefeux, yang mengurusi aksi pengusiran warga Roma menganggap serius himbauan Sri Paus, karena suara pemilih dari kalangan Kristen sungguh penting bagi kubu konservatif. Kubu Sarkozy menyatakan akan mengundang ketua konferensi keuskupan Perancis yakni Kardinal Paris André Vingt-Trois untuk menjelaskan politik pengusiran tersebut. Kardinal Vingt-Trois menerima undangan tersebut.

Namun karena Hortefeux tidak puas dengan hanya mendapat pengakuan dari kardinal itu, maka ia menggunakan kesempatannya untuk menyindir kalangan penentang pengusiran kaum Roma. "Saya sedikit terkejut, antara omongan besar dan egoisme tanpa tindakan. Ada kalangan kecil yang memprotes dan diagung-agungkan oleh media. Tetapi kalangan itu sendiri tidak menawarkan warga Roma tempat tinggal di kawasan huniannya."

Apakah kalangan kecil yang semakin menjauhkan diri dari pemerintah itu betul-betul dipuji oleh media, perlu diragukan. Tetapi harian Libération menerbitkan sebuah hasil jajak pendapat, yang menyatakan bahwa 55 persen rakyat Perancis mengharapkan kubu sosialis yang akan memenangkan pemilihan presiden 2012 mendatang. Itu berarti, Sarkozy semakin kehilangan pendukungnya.

Christoph Wöß/Andriani Nangoy

Editor: Asril Ridwan