1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gencatan Senjata di Suriah Saat Idul Adha

26 Oktober 2012

Warga Suriah memanfaatkan gencatan senjata pada Hari Raya Idul Adha untuk pergi ke Mesjid. Demikian juga dengan Presiden Assad. Namun gencatan senjata tidak berlangsung lama.

https://p.dw.com/p/16XWd
epa03421206 A handout picture made available on 04 October 2012 by the official Syrian Arab News Agency (SANA) shows Syrian army soldiers during clashes with what SANA claims to be armed terrorist groups at Qudsaya Area, rural Damascus, Syria, 03 October 2012. Government troops and rebels fought fiercely in the northern city of Aleppo, where troops were shelling the districts of Hananu and al-Sakhur, opposition activists said. The violence came a day after at least 31 people were killed in suicide car bombings in Aleppo, Syria_s biggest city and commercial hub. Information coming out of Syria cannot be independently verified, as most foreign media have been barred from restive areas since the uprising against the government of President Bashar al-Assad began in March 2011. EPA/SANA HANDOUT HANDOUT EDITORIAL USE ONLY/NO SALES
Gencatan senjata di SuriahFoto: picture-alliance/dpa

Suriah di saat Idul Adha, senjata untuk sementara berhenti menyalak. Jumat (26/10) menurut keterangan aktivis terjadi suasana tenang, namun tetap dibayangi ketegangan. Di Provinsi Daraa di bagian selatan, dilaporkan terjadi insiden, dimana dini hari aparat keamanan menembaki demonstran. Aktivis pengamat hak asasi manusia dari pihak oposisi melaporkan tiga orang luka-luka akibat insiden tersebut.

Namun kurang dari tiga jam berlangsungnya gencatan senjata pengamat HAM di London melaporkan, terjadi lagi bentrokan antara pasukan pemerintah dan pemberontak di kota Maarat al Numan di Provinsi Idlib. Dilaporkan, pejuang berusaha menyerbu pangkalan militer di sana. Di antara mereka juga terdapat anggota kelompok teror Front Al Nusra yang menolak gencatan senjata.

Sebelumnya di Damaskus, Presiden Bashar al-Assad melakukan sholat di sebuah Mesjid. Stasiun televisi nasional menyiarkan kehadiran Presiden Suriah itu yang tampak tersenyum dan santai menyapa para pengunjung Mesjid.

Syria's President Bashar al-Assad (3th R) performs prayers for Eid al-Adha at al-Afram Mosque in al-Muhajirin area in Damascus October 26, 2012, in this handout photograph released by Syria's national news agency SANA. Muslims around the world celebrate Eid-al-Adha to mark the end of the Haj by slaughtering sheep, goats, cows and camels to commemorate Prophet Abraham's willingness to sacrifice his son Ismail on God's command. REUTERS/Sana (SYRIA - Tags: POLITICS RELIGION CIVIL UNREST PROFILE) FOR EDITORIAL USE ONLY. NOT FOR SALE FOR MARKETING OR ADVERTISING CAMPAIGNS. THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. IT IS DISTRIBUTED, EXACTLY AS RECEIVED BY REUTERS, AS A SERVICE TO CLIENTS
Presiden Assad lakukan Sholat Idul Adha 2012Foto: Reuters

Gencatan senjata selama Hari Raya Idul Adha disepakati para pihak yang bertikai berlangsung selama empat hari. Militer Suriah menyetujui gencatan senjata yang didukung oleh PBB itu Kamis (25/10). Namun militer menyatakan tetap akan bereaksi atas pelanggaran dari pihak lawan. Oposisi bersenjata sebelumnya sudah menyatakan setuju terhadap usulan utusan khusus PBB dan Liga Arab Lakhdar Brahimi untuk meletakkan senjata selama hari raya.

Para pengamat skeptis apakah gencatan senjata yang didukung internasional benar-benar dapat dipatuhi. Baru April lalu upaya mengakhiri kekerasan di Suriah gagal. Kala itu pendahulu Brahimi, Kofi Annan mengupayakan berlangsungnya gencatan senjata, yang tidak lama kemudian dibatalkan kembali.

Pada pergantian tahun 2011/2012 misi pengamat Liga Arab berusaha menghentikan pertumpahan darah. Setelah satu bulan organisasi itu kembali membatalkan rencananya karena eskalasi kekerasan. Selain itu kelompok radikal Front Al Nusra sudah mengumumkan menolak gencatan senjata.

Internasional Menahan Diri

Masyarakat internasional dalam mengomentari situasi aktual gencatan senjata di Suriah juga tampak menahan diri. "Rezim Suriah selama ini tidak membuktikan bahwa mereka menepati kesepakatan", kata juru bicara kementerian luar negeri AS Victoria Nuland Kamis (25/10) di Washington. Sementara menteri luar negeri Jerman Guido Westerwelle menyampaikan adanya „secercah harapan untuk orang-orang yang sedang menderita.“

Syria's Deputy Foreign Minister Faisal Mekdad (R) welcomes U.N.-Arab League peace envoy for Syria Lakhdar Brahimi at a hotel in Damascus October 19, 2012. International mediator Brahimi will meet Syrian officials in the capital Damascus over the next few days in the hope of a securing a brief ceasefire in the war between President Bashar al-Assad's government and rebel forces. REUTERS/Khaled al-Hariri (SYRIA - Tags: CIVIL UNREST MILITARY POLITICS CONFLICT)
Utusan khusus Brahimi saat kunjungi Damaskus (19/10)Foto: Reuters

Rusia, negara pemilik hak veto di DK Keamanan PBB yang merupakan mitra rezim Assad mengatakan, bahwa pengumuman gencatan senjata itu penting secara fundamental. “Ini membuka peluang solusi politis", demikian disampaikan juru bicara kementerian luar negeri Alexander Lukaschewitsch Kamis malam di Moskow.

Rabu (24/10) malam, satu hari sebelum berlangsungnya gencatan senjata pertempuran masih terus berlangsung. Terutama di kawasan seputar Damaskus serta kota terbesar kedua Aleppo terjadi sejumlah bentrokan senjata. Hari Kamis (25/10) saja di seluruh Suriah dilaporkan sekitar 140 orang tewas.

dk/as (dpa,ap)