1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gen Kanker Payudara Rusak Tingkatkan Resiko Kanker Rahim

26 Maret 2014

Perempuan dengan gen BRCA 1 rusak memiliki resiko lebih besar terkena tumor rahim mematikan walau ovariumnya telah diangkat untuk mengurangi resiko terkena kanker.

https://p.dw.com/p/1BW1R
Foto: picture alliance/dpa/lsw

Riset dilakukan oleh tim Dr. Noah Kauff dari of Memorial Sloan Kettering Cancer Center di New York. Penelitian yang melibatkan 300 perempuan dengan gen BRCA1, yang meningkatkan resikonya terkena kanker payudara dan kanker rahim, menemukan empat kasus kanker rahim agresif bertahun-tahun setelah mereka menjalani operasi preventif dengan melakukan pengangkatan rahim.

Dampak mutasi gen BRCA

Penelitian Kauff dimulai sejak tahun 1995. Saat itu ia menganalisa 1200 perempuan yang didiagnosa dengan mutasi gen BRCA. Para dokter mengikuti perkembangan kesehatan 525 orang diantaranya selama bertahun-tahun setelah mereka mengangkat ovariumnya. Pasien-pasien tersebut tidak mengangkat rahim mereka.

Sebagian besar kanker rahim adalah tipe resiko rendah dan biasanya bisa disembuhkan dengan operasi saja. Bentuk agresif hanya ditemukan pada 10 hingga 15 persen kasus.

Para peneliti khawatir setelah melihat adanya empat kasus kanker rahim dari 296 perempuan dengan mutasi BRCA1. Kasus ini tidak ditemukan pada perempuan dengan mutasi gen BRCA1, tambah Kauff.

Perlukah rahim langsung diangkat?

Namun, mereka juga mengatakan, walau belum ada bukti cukup untuk mengubah metode penanganan, para dokter seharusnya menjelaskan kemungkinan tersebut kepada pasien dengan mutasi gen ini dan pasien bisa mempertimbangkan apakah mereka juga akan melakukan pengangkatan rahim bersama dengan pengangkatan ovarium.

"Penting bagi perempuan untuk memperoleh informasi tersebut. Tapi saya rasa, masih terlalu dini untuk merekomendasikan ke setiap pasien agar mereka menjalani histerektomi, hingga ada lebih banyak riset lagi yang membenarkan penemuan tersebut", kata Dr. Karen Lu, spesialis penyakit kanker di Houston. Ia berencana untuk mempelajari pasien dengan kondisi yang mirip di rumah sakitnya sendiri, untuk mengetahui apakah mereka juga memiliki resiko lebih besar terkena kanker rahim.

Tahun lalu, aktris Angelina Jolie melakukan operasi preventif dan mengangkat kedua payudaranya karena mutasi BRCA1. Ibunya menderita kanker payudara dan meninggal karena kanker ovarium. Neneknya dari pihak ibu juga terkena kanker ovarium.

vlz/hp (ap, afp)