Badan Survey Geologi AS awalnya menyatakan kekuatan gempa 7,4 pada skala richter. Tapi kemudian mengoreksinya menjadi 7,8. Pusat gempa terletak 19 km di dalam tanah. Setelah gempa utama terjadi sedikitnya 135 gempa susulan. Salah satunya berkekuatan 5,6.
Bantuan yang sangat diperlukan mulai berdatangan hari Minggu menuju kawasan yang luluh-lantak akibat gempa bumi terbesar yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir. Jumlah korban tewas terus meningkat. Sementara itu korban cedera lebih dari 2.000 orang, sehingga diperkirakan jumlah korban cedera akan terus meningkat.
Ecuador's
Lebih dari 3.000 paket makanan dan hampir 8.000 tempat tidur dibagi-bagikan kepada korban yang selamat. Negara tetangga Ekuador, Venezuela dan Kolombia, di mana gempa bumi juga dirasakan mengorganisir bantuan kemanusiaan yang diberikan dari udara. Sementara Uni Eropa, Spanyol, Peru dan Mexiko juga menjanjikan bantuan.
Paling dasyat sejak 1979
Pusat gempa terletak sekitar 170 km di barat laut ibukota Quito. Ibukota sendiri tidak menderita kerusakan berarti, hanya dinding retak dan saluran listrik terputus. Presiden Rafael Correa yang sedang dalam kunjungan di Italia segera kembali ke negaranya dan menyatakan keadaan darurat nasional, serta mendorong warga Ecuador untuk tetap tenang dan kuat menghadapi musibah.
Kesedihan sangat besar dan tragedi juga besar, tetapi Ekuador akan menemukan cara untuk kembali bangkit. Demikian dikatakannya di Portoviejo, kota yang paling keras dilanda gempa bumi. Hari Senin, ia mengatakan jumlah korban tewas pasti masih akan bertambah dalam jumlah besar.
Seorang pria membawa barang-barang miliknya dari rumahnya yang rubuh di Manta (17/04/2016).
Dari bagian barat Portoviejo dilaporkan, sedikitnya 100 narapidana melarikan diri dari penjara setelah gempa bumi terjadi. Bangunan penjara dilaporan jadi salah satu bangunan yang rusak. Demikian dinyatkan Menteri Kehakiman Ledy Zuniga lewat Twitter.
Ia menambahkan 30 kini sudah kembali dipenjarakan. Sejumlah narapidana menyerahkan diri kepada aparat berwenang, dan lainnya ditangkap polisi.
Kota pantai lain juga diguncang gempa bumi
Daerah pantai lainnya juga diguncang gempa, dan sejumlah orang dilaporkan tewas atau cedera. Walikota Pedernales, Gabriel Alcivar mengatakan kepada media, bangunan banyak yang runtuh, terutama hotel-hotel di mana banyak wisatawan menginap.
"Orang bisa mendengar korban berteriak dari reruntuhan yang menimpa," kata Agustin Robles yang selamat dari gempa bumi. "Di sebuah apotik sejumlah orang terperangkap, tapi dari luar kami tidak bisa melakukan apapun," ditambahkannya.
Pemerintah kini memperingatkan warga untuk bersiap menghadapi gempa yang lebih kuat dalam beberapa jam dan hari mendatang.
-
Gempa Paling Mematikan di Abad-21
Port au Prince, Haiti
Sedikitnya 320.000 tewas, 300.000 lainya cedera akibat gempa berkekuatan 7,3 pada skala Richter yang mengguncang Haiti 12 Januari 2010, dengan episentrum sekitar 25 km di barat ibukota Port au Prince. Bencana kemanusiaan di Haiti berlarut akibat sangat buruknya manajemen krisis dari pemerintah serta penjarahan brutal oleh warga yang selamat dan mengalami kelaparan.
-
Gempa Paling Mematikan di Abad-21
Aceh, Indonesia
Sekitar 230.000 orang di 14 negara tewas akibat tsunami dahsyat yang melanda Samudra Hindia, 26 Desember 2004. Tsunami dipicu gempa berkekuatan 9,1 pada skala Richter, yang episentrumnya berada Samudra Hindia, sekitar 85 km di barat laut Banda Aceh. Jakarta mengklaim, korban terbanyak sekitar 165.000 orang berasal dari Indonesia mayoritasnya dari Banda Aceh.
-
Gempa Paling Mematikan di Abad-21
Sichuan, Cina
Hampir 90.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,9 pada skala Richter yang mengguncang Sichuan di Cina, pada 12 Mei 2008. Lebih dari lima juta bangunan runtuh. Korban kebanyakan tewas tertimpa bangunan yang runtuh, karena pembangunannya tidak mematuhi standar keamanan. Lebih dari lima juta warga Sichuan jadi tunawisma karena rumahnya hancur.
-
Gempa Paling Mematikan di Abad-21
Kashmir, Pakistan
Lebih 84.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,6 pada skala Richter yang melanda kawasan Kashmir Pakistan di pegunungan Himalaya, 8 Oktober 2005. Episentrum gempa terletak di sekitar kota Muzaffarabad. Juga dilaporkan 1.300 korban tewas di kawasan Kashmir India, dan puluhan tewas di Afghanistan.
-
Gempa Paling Mematikan di Abad-21
Bam, Iran
Lebih 40.000 orang tewas dan 30.000 cedera akibat gempa berkekuatan 6,6 pada skala Richter yang melanda provinsi Bam di Iran, pada 26 Desember 2003. Sekitar 70 persen kawasan kota termasuk bangunan bersejarah terbuat dari lempung juga hancur total. Kebanyakan korban tewas akibat tertimbun bangunan yang runtuh.
-
Gempa Paling Mematikan di Abad-21
Fukushima, Jepang
21.000 tewas dan lebih 4.000 dinyatakan hilang, akibat tsunami yang melanda Fukushima 11 Maret 2011. Pemicunya adalah gempa dahsyat berkekuatan 9.0 pada skala Richter dengan episentrum di kawasan laut di timur kepulauan Honshu. Bencana gempa dan tsunami juga diikuti bencana atom, akibat meledaknya pembangkit listrik tenaga nuklir Daiichi di Fukushima.
-
Gempa Paling Mematikan di Abad-21
Gujarat, India
Lebih dari 20.000 tewas akibat gempa berkekuatan 7,9 pada skala Richter, yang mengguncang negara bagian Gujarat di India, 26 Januari 2001, bertepatan dengan peringatan Republic Day ke-52. Ini gempa dahsyat pertama di abad ke-21 dengan korban tewas cukup banyak.
-
Gempa Paling Mematikan di Abad-21
Kathmandu, Nepal
Dikhawatirkan hingga 10.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7.9 pada skala Richter dengan episentrum 80 km di barat ibukota Kathmandu, yang mengguncang Nepal 25 April 2015. Gempa juga memicu longsor salju (avalanche) yang menewaskan 250 warga dan puluhan pendaki gunung di Himalaya. Sejauh ini dikonfirmasi lebih 7.300 tewas, namun banyak warga Yang masih dinyatakan hilang..
-
Gempa Paling Mematikan di Abad-21
Yogyakarta Indonesia
Sekitar 5.800 tewas dan 36.000 cedera akibat gempa berkekuatan 6,3 pada skala Richter yang melanda Yogyakarta, 26 Mei 2006. Episentrum gempa dangkal ini berada di Samudra Hindia, sekitar 22 kilometer di tenggara Yogyakarta. Lebih 1.350 ribu bangunan hancur dan 1,5 juta orang jadi tunawisma.
Penulis: Agus Setiawan
ml/ap (ap, afp, twitter)