1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gelombang Protes Film Anti Islam

Mona Naggar18 September 2012

Aksi pembakaran bendera AS terjadi di Indonesia. Kelompok Hizbullah di Libanon menghimpun massa besar-besaran untuk demonstrasi. Sementara di Afghanistan, seorang perempuan meledakkan dirinya.

https://p.dw.com/p/16Apk
Foto: AP

Di Afghanistan dekat bandara kota Kabul, seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan kendaraan yang membawa penumpang warga asing. Pelaku diberitakan adalah seorang perempuan dan korban tewas mencapai 12 orang. Kelompok pemberontak Hezb-e-Islami menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut. Menurut juru bicara pemerintah Zubair Sediqqi, "Seorang perempuan mengenakan rompi bom meledakkan diri sebagai aksi protes atas penyebaran video anti Islam." Insiden Selasa (18/09) ini, bagian dari serangkaian aksi kekerasan setelah trailer film buatan AS yang dianggap melecehkan Islam tersebar di seluruh dunia.

Afghanistan Kabul Selbstmordattentat 18.09.2012
Protes dengan serangan bom bunuh diriFoto: Reuters

Ribuan massa di Libanon

Para demonstran menyerukan slogan anti Amerika dan anti Israel. Jalan utama yang membelah kota Dahiya ditutup. Massa mengibarkan bendera Libanon, bendera Hizbullah, dan juga terlihat bendera Suriah dengan wajah Presiden Bashar al Assad. Mereka turun ke jalan mengikuti seruan pimpinan Hizbullah, Hassan Nasrallah. Ia sebelumnya menuntut pendukung untuk menunjukkan kesetiaan mereka terhadap Nabi Muhammad.

Seruan Nasrallah kepada umat Muslim di Libanon, tidak hanya direspon positif oleh kaum Syiah. Kelompok Sunni yang sebenarnya tidak sehaluan dengan Hizbullah, menyambut inisiatif tersebut. Pengamat menganggap aksi Hizbullah sebagai aksi politik. Partai yang dekat dengan rezim Assad di Suriah, semakin berada di bawah tekanan sejak terjadi pemberontakan di negara tetangga itu. Pekan ini, Hizbullah mengumumkan demonstrasi di negara bagian lain. Hari Jumat (21/09), kaum Sunni Libanon akan menggelar aksi senada di Beirut.

Google blokir akses ke video

Bangladesh memblokir YouTube setelah situs tersebut gagal menurunkan film anti Islam. Giashuddin Ahmed, dari kementrian telekomunikasi menjelaskan, "Hari Minggu, kami menulis kepada Google untuk menghilangkan klip video dari YouTube. Kami mengatakan kepada mereka ini bisa memicu aksi kekerasan. Namun, mereka tidak melakukannya. Kemudian kami meminta pejabat pemerintahan untuk memblokir YouTube. Situs ini diblokir sejak Senin malam (17/09)." Sebelumnya, Google telah memblokir akses ke video tersebut di Mesir, India, Indonesia, Libya dan Malaysia.