1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gelombang Demonstrasi di Mesir

27 Januari 2011

Demonstrasi kekerasan melanda Mesir. Peringatan Hari Polisi Selasa (25/01) berubah menjadi menjadi hari aksi protes rakyat Mesir.

https://p.dw.com/p/105xQ
Warga Mesir yang memprotes pemerintahan MubarakFoto: AP

Demonstrasi hebat yang mengguncang Mesir menjadi sorotan berbagai media cetak internasional. Harian Perancis Le Figaro berkomentar

“Demonstrasi di Mesir menyimpan bahaya besar jika pemerintah tidak menanggapi permintaan rakyat. Masyarakat internasional sudah menyampaikan kecemasannya secara terbuka. Amerika Serikat dan Uni Eropa, keduanya berhati-hati tapi jelas khawatir, meminta Mesir menuruti permintaan masyarakat. Pada kenyataannya, kini masih ada waktu untuk bertindak. Jika tidak bertindak, maka itu jelas-jelas menempatkan negara tersebut dalam bahaya. Tunisia sudah menunjukkan bahwa gerakan aksi protes dapat memiliki pengaruh berarti jika diperkuat dengan penekanan. Di Mesir hanya sebuah liberalisasi politik yang terawasi dapat mencegah perkembangan yang tidak terkalkulasi, dengan kelompok Islamis yang pertama-tama akan menarik keuntungannya.”

Harian Inggris The Times menulis

“Mesir harus melakukan reformasi. Di sana pihak oposisi berkonsentrasi di mesjid-mesjid. Sarana mereka adalah ekstremisme teokrasi. Seandainya karena lemahnya pemimpin politik tentara maju ke garis depan, maka ini akan menjadi kandidat yang kurang nyaman tapi masuk akal, untuk mengambil alih kekuasaan. Menteri luar negeri Amerika Serikat Hillary Clinton sudah meminta Presiden Mubarak untuk melakukan reformasi, ini benar. Pendahulu Clinton, Condoleezza Rice, tahun 2005 di Kairo sudah mengatakan Amerika Serikat tidak akan lebih lama mendukung stabilitas dengan harga demokrasi. Presiden Bush hampir tidak memiliki pengagum di Eropa, tapi ia tahu makna institusi politik yang demokratis di luar negeri. Presiden Obama pada kasus Tunisia terlalu menahan diri. Untuk kasus Mesir ia sebaiknya berbicara dengan jelas.“

Kerusuhan di Mesir juga dikomentari harian Jerman Tageszeitung

"Selain Israel, Mesir merupakan mitra terpenting Amerika Serikat di Timur Tengah. Wakil pemerintah di Washington bisa dibilang ikut duduk dalam sidang kabinet di Kairo. Yang menentukan adalah, apa yang dibicarakan di balik ruang tertutup dan bukan suatu pernyataan resmi dari Washington. Meski demikian orang bertanya-tanya, di planet mana sebetulnya Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton hidup. Ia menjelaskan, pemerintah Mubarak melakukan yang terbaik untuk memenuhi tuntutan para demonstran. Apa? Mubarak mau mundur secara sukarela? Apakah sebelumnya tidak terjadi sesuatu? Betul! Tiga bulan lalu Presiden Mesir itu cukup memiliki peluang untuk memimpin pembukaan politik, dengan pemilihan umum yang bebas.“

Dyan Kostermans/dpa/AFP

Editor: Hendra Pasuhuk