1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

EDGE: Gedung "Hijau" yang Pintar

Dorothee Grüner
28 Januari 2023

Kaca jendela yang memproduksi energi sendiri, mengatur tempat kerja agar sesuai kebutuhan pengguna dan hemat energi. Itu cuma sebagian contoh kemampuan gedung pintar, yang bagiannya bisa digunakan kembali jika dibongkar.

https://p.dw.com/p/4MScC
Interior gedung EDGE Olympic
Interior gedung EDGE OlympicFoto: DW

EDGE Olympic di ibukota Belanda, Amsterdam bukan gedung biasa. Ini adalah salah satu gedung yang paling berkelanjutan di dunia. Dengan teknologi pintar, gedung ini mampu mengurangi konsumsi energinya.

Kaca jendela pada perusahaan "start up" Belanda Physee ini bahkan bisa memproduksi energi sendiri. Sandra Gritti dari EDGE Technologies menjelaskan, "Ini solusi bagus berupa jendela, di mana cahaya yang direfleksikan lewat jendela melalui lapisan khusus disalurkan ke panel-panel surya di bingkai jendela." Jika matahari bersinar seharian, jendela ini punya energi yang mencukupi untuk mencas telefon, lewat alat kecil di bingkainya.

Sandra Gritti bekerja di gedung itu, dan jadi bagian tim yang disebut EDGE. Dia menjelaskan, setiap pengguna gedung bisa memberikan sumbangan untuk menghemat energi, yaitu dengan mengatur tempat kerja mereka agar sesuai kebutuhan. 

Gritti menunjukkan salah satu fitur yang mereka miliki di dalam aplikasi bagi setiap pengguna di gedung EDGE, yaitu aplikasi untuk mengubah cahaya dan suhu sebagai fitur utama. "Di gedung ini, kami menyetel agar suhu dan cahaya tidak terlalu menyedot energi." Karena orang tidak perlu cahaya terang yang maksimal.

Bangunan Hemat Energi Janjikan Penggunaan Energi yang Minimal

Cara nyaman dan fleksibel menghemat energi

Cara itu tentu menghemat banyak energi. Selain itu orang jadi punya media untuk mengurangi atau meningkatkan intensitas cahaya yang mereka inginkan. "Dengan aplikasi, saya bisa memilih tombol cahaya di ruangan, kemudian, misalnya menyetel cahaya seterang mungkin, atau sebaliknya, membuat gelap jika saya sedang menyampaikan presentasi."

Pakar energi Clay Nesler dari World Resources Institute menyambut baik teknologi yang memungkinkan orang memiliki kontrol langsung atas lingkungan hidup dan kerja mereka.  

Nesler menjelaskan lebih lanjut, ini bukan sekedar merancang tingkat pencahayaan dan tingkat kenyamanan untuk situasi paling buruk. Melainkan juga dengan menambah fleksibilitas dan memberikan orang kemampuan untuk menyesuaikan lingkungan sekitar mereka, cara ini menghemat energi. dalam jumlah besar

"Jadi teknologi adalah kuncinya," tandas Clay Nesler, "Ini adalah teknologi yang bisa diatur dengan baik. Bukan hanya di bagian utara bumi dengan kota-kota besar modern, melainkan di bagian manapun di dunia.

Berbasis Internet of Things

Untuk mengerti di mana energi dikonsumsi dan mungkin dibuang, banyak data dikumpulkan di EDGE Olympic. Menurut Sandra Griti, EDGE Olympic pada dasarnya dibuat sebagai gedung IoT, singkatan dari Internet of Things. "Jadi kami punya ribuan sensor di gedung ini, yang mengukur segalanya, mulai dari suhu, kualitas udara, dan di mana orang berada di dalam gedung."

Ia menambahkan, mereka kemudian menggabungkan semua data ke dalam apa yang disebut "tulang punggung IP". "Jadi itu yang menghubungkan seluruh gedung dan membawa data ke satu pangkalan, kemudian menempatkannya di 'cloud'", papar Sandra Gritti.

Lewat panel-panel surya di atapnya, EDGE Olympic memproduksi sendiri energi yang dibutuhkan. Dengan langkah penghematan energinya, EDGE Olympic menggunakan tiga kali lebih sedikit energi dibandingkan gedung perkantoran lainnya. 

Teras di atas bangunan ditanami berbagai tumbuhan untuk mengurangi aliran suhu tinggi lewat atap. Di bagian dalam gedung, tempat kerja yang hijau dan menenangkan menyediakan iklim yang sehat.

Prinsip ekonomi sirkuler

EDGE Olympic adalah hasil inovasi yang dilakukan berdasarkan prinsip ekonomi sirkuler. Ini juga menghemat emisi gas rumah kaca, kata ahli energi dan iklim, Clay Neser. Ia mengemukakan, dalam konstruksi bangunan konvensional, emisi gas rumah kaca di dalam bahannya sangat tinggi. Semen, kaca juga baja produksinya sangat intensif energi. Sementara bahan bakar yang digunakan biasanya dari fosil. Baja dan semen juga melepas emisi gas rumah kaca ketika dibuat. 

Gedung itu juga dibuat model digitalnya. Dan model itu akan membantu proses daur ulang dan 'upcycling' bahan-bahan yang sudah digunakan. Sandra Gritti dari EDGE Technologies mengatakan, "Jika gedung ini satu waktu nanti dirombak, mereka akan dengan mudah bisa menemukan informasi, apa yang bisa digunakan kembali, juga dijual kembali, sehingga mendapat hidup baru.” 

Sandra Gritti mengatakan, EDGE ingin menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk hidup lebih berkelanjutan. "Orang bisa melihat tanaman juga bagian luar bangunan yang sekarang digunakan kembali sebagai lantai bangunan", jelasnya.

Ada banyak sekali elemen di bangunan itu, yang mereka gunakan untuk membuat orang lebih sadar akan keberlanjutan. Termasuk lewat makanan dan minuman, dan segalanya yang terjadi di sekitar sini. "Jadi orang tidak bisa mengelak dari menjadi bersifat berkelanjutan jika hidup di dalam gedung ini.” (ml/Inovator)