1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ganja Bagi Hewan Sakit

8 Juni 2013

Dokter hewan di AS mulai menyarankan pemberian ganja sebagai terapi paliatif bagi hewan piaraan yang sakit parah. Namun, ganja masih belum sepenuhnya dilegalkan di banyak negara termasuk Jerman.

https://p.dw.com/p/18lkK
Foto: picture-alliance/dpa

Banyak pemilik hewan piaraan bersedia mengambil langkah ekstrim jika berhubungan dengan hewan piaraan kesayangannya. Apalagi jika hewan tersebut sakit parah. Dokter hewan kini menyarankan pemberian ganja sebagai obat atau juga dikenal dengan istilah "medical marijuana" kepada hewan sakit untuk meringankan penderitaan hewan tersebut.

Bebas Dari Rasa Sakit

Dokter hewan Doug Kramer yang memiliki praktek di Los Angeles AS salah satu pionir terapi paliatif dengan ganja bagi hewan piaraan: "Saya merasa tak berdaya jika langsung menyuntik mati hewan tanpa melakukan apa pun yang bisa memperbaiki kondisi hidup mereka."

Kramer memberikan ganja kepada anjing piaraannya sendiri yang sakit keras dan dipastikan tidak akan lama lagi hidupnya. Setelah menjalani terapi ganja, anjing milik Kramer mulai mau makan kembali, berat badannya bertambah dan bisa bergerak secara perlahan.

Symbolbild Sucht Drogen Gras Joint Marihuana
Ganja sebagai obat belum dilegalkan sepenuhnyaFoto: Fotolia/Ademoeller

Enam minggu kemudian, Kramer tetap harus melakukan eutanasia. Ia berpendapat, memang ganja tidak menyembuhkan, tapi bisa membebaskan hewan tersebut dari rasa sakit dan hari-hari terakhir bisa dilewati dengan lebih baik.  

Sejak secara terbuka mendukung terapi paliatif dengan ganja bagi hewan, Kramer belum kehilangan pasien di tempat praktiknya. Namun, ia diminta untuk tidak kembali bekerja ke klinik hewan di mana ia bekerja secara sukarela. Mereka khawatir klinik tersebut akan memiliki citra negatif.

Butuh Penelitian Lebih Mendalam

Masih banyak pihak yang menyarankan untuk berhati-hati dalam eksperimen ganja dengan hewan hingga ada penelitian lebih lengkap yang mendukung langkah tersebut. Dokter hewan yang menginginkan uji coba secara tradisional terlebih dahulu mengacu pada penelitian dua rumah sakit hewan di Colorado.

Sejak ijin pemakaian ganja sebagai obat diloloskan di sana, jumlah hewan yang dirawat di rumah sakit karena mengalami overdosis menjadi empat kali lebih banyak. Hasil survey Colorado juga mencatat kematian dua ekor anjing karena kadar ganja berlebihan dalam tubuh.

Selain itu hasil penelitian lain di Kalifornia mengatakan, reaksi halusinogen pada anjing termasuk kaki lemas, detak jantung meningkat, dan urin keluar secara menetes. Namun, beberapa manajer klinik mariyuana bersikeras, dosis pemberian ganja yang sesuai bisa mencegah reaksi yang buruk.

Bildergalerie Hunde in Iran
Ada juga anjing yang overdosis karena terapi paliatif ganjaFoto: MEHR

Ganja bukan "obat" legal yang bisa didapatkan dengan mudah di mana saja. Di Jerman, hukum masalah kepemilikan dan pemakaian ganja masih rancu. Resep pemberian ganja sebagai obat bagi pasien manusia pun masih jarang diberikan.

Di Israel, Kanada, Belanda, Ceko, dan 18 negara bagian di AS, pemberian ganja sebagai obat oleh dokter adalah legal. Di Jerman hal ini baru dimungkinan sejak 2011. Namun, dari sekitar 80 juta warga Jerman hanya 150 orang yang boleh memanfaatkan ganja sebagai obat.

vlz/cs (ap, dpa)