1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Games & Girls – Perempuan Miliki Selera Berbeda

Theresa Tropper16 Agustus 2012

Dari Tetris dampai Zelda, satu dari tiga warga Jerman bermain permainan komputer. Dan setengah dari jumlah ini adalah perempuan. Tapi hanya sedikit perempuan yang berprofesi sebagai pengembang game.

https://p.dw.com/p/15qi0
Spieleentwicklerin Cornelia Geppert am PC, 13.08.2012 Jo-Mei entwickelt Computerspiele, genauer Browser Games in 3D Flash (Beispiel: Koyotl). Seit 2009 in Berlin. *** Bilder von Theresa Tropper, DW August 2012
Foto: DW

Wajah Cornelia Geppert berbinar saat ia memasuki “wilayah kekuasaannya.“ Dalam sebuah gedung apartemen yand dipenuhi cahaya di wilayah Schöneberg, Berlin, ia bekerjasama dengan enam rekan untuk mengerjakan dunia baru: penuh warna, rumit dan penuh misteri – satu dunia virtual. Cornelia Geppert merupakan seorang desainer permainan komputer, yang pasarnya terus berkembang.

Satu dari tiga warga Jerman secara rutin bermain games komputer, dan jumlah ini cenderung meningkat. Permainan komputer diminati semua kelompok usia dan strata soisal. Dan saat ini di Jerman, setengah dari penggemar permainan komputer adalah perempuan, yang memiliki selera berbeda dibandingkan dengan para pemain pria.

Perempuan Lebih Menyukai Permainan yang Tenang

Para pemain games perempuan cenderung lebih menggemari permainan yang santai dan yang melibatkan banyak pemain. Oleh karenanya, games komputer yang dikenal dengan Social Games sangat populer di kalangan ini. Terintegrasi dengan jejaring sosial seperti Facebook, mereka dapat bermain bersama dengan teman atau saudara. Di sini, terutama pemain perempuan mencari dunia baru, membangun peternakan virtual atau membebaskan satu tempat dari roh jahat.

Aksi tembak-menembak hampir tidak ada dalam jenis permainan Social Games ini. “Bagi perempuan, atmosfir permainan sangat penting. Atmosfir harus nyaman,” dikatakan Cornelia Geppert. Detail permainan, seperti suara atau cahaya lampu, memainkan peran penting. Cornelia sedniri bermain komputer sejak kecil, mulai dari Tetris sampai Resident Evil. “Juga game bela diri, di mana kita bisa menumpas lawan, bisa menyenangkan. Tapi jika cahaya matahari juga tampak,” dikatakan Cornelia Geppert.

Dicari Karyawan Perempuan

Satu tantangan bagi industri permainan komputer, karena kebanyak pengembang permainan adalah pria. Jumlah desainer perempuan memang meningkat di tahun terakhir, tapi menurut Asosiasi Industri Hiburan Jerman BUI, jumlahnya hanya sekitar 20 persen. Untuk mengubah situasi dengan cepat, industri permainan komputer membuka kesempatan lebar-lebar bagi perempuan. Prospek pekerjaan cerah: di Jerman terdapat sekitar 250 perusahaan yang mengembangkan atau mempublikasikan permainan komputer. Karyawan baru, terutama programer masih terus dicari, karena terdapat ratusan lowongan kerja di bidang ini.

Untuk menutup kesenjangan ini, terutama direncanakan peningkatan pelatihan. Saat ini, lebih dari 40 pusat pendidikan swasta dan negeri membuka paket belajar atau penelitian di bidang permainan komputer. Salah satu darinya adalah Games Academy di Berlin, di mana Cornelia Geppert memulai langkahnya terjun ke dunia virtual 10 tahun lalu. Pada usia 18 tahun, Cornelia Geppert mendapatkan beasiswa di sebuah sekolah swasta ini untuk dididik sebagai desainer game. Hanya ada dua perempuan kala itu. “Dulu belum banyak perempuan di industri ini. Kami bisa dibilang seperti binatang eksotis,“ kenang Cornelia Geppert. Namun baginya bukan satu hal yang mengganggu bahwa rekan kuliahnya dulu dan rekan kerjanya sekarang kebanyakan adalah pria.

Bersama dengan mitranya, Boris Munser, Cornelia mendirikan satu perusahaan kecil Jo-Mei, yang telah mengeluarkan game pertama mereka, Koyoti, yang rancangannya. Cornelia Geppert juga tidak mengerti, kenapa tidak banyak perempuan bekerja di sektor ini. “Bersama dengan satu tim, saya bisa menciptakan dunia yang baru – dan orang-orang menyukainya,“ dikatakan Cornelia geppert. “Bagi saya, ini adalah pekerjaan terbaik di dunia.“