1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

050211 Weltsozialforum Ägypten

6 Februari 2011

Forum Sosial Dunia (WSF) yang selama sepuluh tahun menandingi Forum Ekonomi Dunia Davos ini mempertemukan masyarakat sipil dari berbagai negara. Untuk tahun ini diselenggarakan di Dakar, Senegal mulai hari Minggu (06/02)

https://p.dw.com/p/10BVr

Bangkitnya rakyat di negara-negara kawasan Magribi dan Mesir mendapat perhatian besar dari organisator Forum Sosial Dunia (WSF). Protes terhadap penguasa di Mesir dan Tunisia merupakan isyarat bahwa sebagian besar masyarakat menuntut partisipasi dalam kehidupan politik di negaranya. Begitu ungkap Nathalie Péré-Marzano, dari pusat Penelitian dan Informasi untuk Pembangunan, CRID.

Péré-Marzano turut mengorganisir Forum Sosial Dunia, WSF di Dakar. Dikatakannya, "Bila kita perhatikan situasi di Tunisia dan Mesir, maka kita akan menyadari betapa pentingnya bahwa Forum Sosial Dunia diadakan di Dakar, di Afrika. Terutama untuk membicarakan fase baru pembebasan dari kolonialisasi. Tahun 2010 sejumlah negara Afrika merayakan 50 tahun kemerdekaannya. Kini harus dipikirkan bagaimana langkah selanjutnya, bagaimana rakyat bisa membebaskan dirinya dari bentuk-bentuk kolonialisme baru, terutama yang terkait dengan kepentingan ekonomi."

Kepentingan ekonomi tidak hanyak dimiliki oleh negara-negara Barat. Juga negara-negara ambang industri seperti Brazil dan China, semakin gencar berusaha mencaplok sumber bumi Afrika. Begitu ungkap Péré-Marzano. Ditambahkannya, para peserta perlu menanyakan apa keuntungannya bagi benua Afrika untuk menjalin hubungan Selatan-Selatan, atau membangun kemitraan antara Afrika dengan Brazil dan China, misalnya.

Taoufik Ben Abdallah, anggota Komite yang mengorganisasi WSF juga mengimbau agar situasi di Tunisia dan Mesir diangkat sebagai tema diskusi. Pasalnya, lapisan masyarakat yang tertutup dari kehidupan politik terdapat di banyak negara, jumlahnya sangat besar dan mereka hampir tidak memiliki sumber daya. Begitu tulisnya di situs Forum. Karenanya Ben Abdallah ingin agar, Forum kali ini memberikan inspirasi baru bagaimana kehidupan manusia di seluruh dunia bisa menjadi lebih baik.

Weltsozialforum in Kenia, Straßenkinder
Forum Sosial Dunia di Kenya, 2007Foto: AP

Jürgen Reichel, dari Layanan Pembangunan Kristen Evangelis mengingatkan bahwa di Afrika hidup sekitar 100 juta orang, yang cakap dan pandai, yang menginginkan sesuatu, yang mengajukan banyak pertanyaan penting mengenai korupsi, kleptokrasi dan bagaimana menjamin keberadaan sumber alam di negara mereka. Forum di Afrika ini, katanya, membuka kesempatan untuk membicarakan banyak pertanyaan serupa itu. Menurut Reichel, dalam tahun-tahun mendatang pertanyaan-pertanyaan akan semakin tajam diungkapkan.

Acara-acara WSF sering dikritik. Dicerca karena banyak yang dibicarakan, tapi kemudian tidak ada yang berubah. Namun Chico Whitaker, salah seorang pendiri WSF asal Brazil menilai bahwa meskipun lamban, Forum Sosial Dunia juga telah mendorong perubahan.

Tema-tema seperti akses rakyat miskin terhadap air bersih, Hak Azasi Manusia atau perubahan iklim global kini bukan hanya tema WSF, melainkan telah menjadi tema penting di pertemuan-pertemuan puncak seperti G8 dan G20. Dan kini adalah waktunya bagi rakyat di Afrika untuk turut berdebat, begitu ungkap Whitaker.

Chico Whitaker bertutur, “Bagi Afrika Forum ini sangat penting, karena akan lebih jauh membahas masalah pembagian Afrika yang dilakukan pada masa Bismarck. Forum Sosial Dunia di Afrika ini berfungsi membuka peluang bagi penduduk Afrika untuk menyadari etnisitas dirinya. Kita akan membicarakan migrasi, tapi lebih mengenai migrasi suku-suku Afrika di dunia dan bagaimana mereka dapat membentuk identitas politik dan kultural yang kuat”.

Flash-Galerie Weltsozialforum
Puluhan ribu aktivis di Mumbai, 2004Foto: AP

Para organisator memperkirakan bahwa jumlah partisipan yang datang ke Dakar akan lebih sedikit daripada biasanya.Tahun 2009, ada sekitar 150.000 partisipan yang datang ke Forum Sosial Dunia di Belem, Brazil. Alasannya, sekitar 80% peserta biasanya datang dari negara tetangga dan negara tuan rumah.

Jumlah penduduk Senegal hanya sepersepuluh dari Brazil dan tak banyak orang dari negara tetangga di Afrika yang mempu membiayai perjalanan ke Dakar. Meski begitu, sudah bisa dipastikan bahwa peserta dan orgnaisasi yang akan menghadiri Forum Sosial Dunia di Dakar berasal dari 123 negara.

Renate Krieger / Edith Koesoemawiria
Editor: Rizky Nugraha