1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Fonseka Menghadapi Pengadilan Perang

16 Maret 2010

Sarath Fonseka menghadapi ke pengadilan perang. Mantan komandan militer Sri Lanka itu diadili dengan tuduhan berpartisipasi dalam politik semasa masih menjalani dinas militer.

https://p.dw.com/p/MUBy
Jendral Sarath FonsekaFoto: AP

Namun pengadilan yang digelar di markas angkatan laut Sri Lanka di ibukota Kolombo ditunda sampai bulan depan, setelah para pengacara mempertanyakan legitimasi pengadilan.

Sementara itu, mantan ketua Mahkamah Agung Sri Lanka, Sarath Silva menyatakan pengadilan ini melanggar undang-undang, karena dalam hal ini, Fonseka tidak bisa dikenai hukum militer: „Penahanan Sarath Fonseka sudah melanggar konstitusi artikel, perjanjian internasional atas hak sipil dan politik dan deklarasi hak asasi manusia universal. Juga undang-undang panglima pertahanan."

Fonseka, yang mengalami kekalahan dari rivalnya presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse dalam pemilu awal tahun ini, ditahan bulan lalu, dengan tuduhan merencanakan kudeta terhadap pemerintah.

Mantan komandan militer tersebut menyangkal segala tuduhan dan mengatakan tuduhan yang dikenakan terhadapnya sarat muatan politik. Ia juga menuding penangkapan itu ditujukan untuk menghambatnya mengikuti pemilu parlemen yang akan digelar bulan depan.

Pengadilan kemudian ditangguhkan hingga tanggal 6 April. Namun Fonseka dijadwalkan hadir kembali ke persidangan pengadilan perang Rabu besok, untuk kasus lainnya, yakni penyalahgunaan dalam prosedur pembelian perlengkapan militer.

Di ibukota Kolombo, para pendukung Fonseka terus berunjuk rasa. Mereka menyebut penangkapan terhadap tokoh oposisi itu ilegal dan menolak dilaksanakannya pengadilan perang. Aksi tetap berlangsung meski partai sosialis yang merupakan sekutu Fonseka, Marxist Janatha Vimukthi Peremuna JVP menyerukan pembatalan demonstrasi terencana itu, tanpa alasan jelas. Para demonstran memblokir jalan di Kolombo. Gas air mata disemprotkan polisi untuk meredam aksi unjuk rasa tersebut.

Protes jalanan yang berlangsung lama, pemogokan buruh dan kerusuhan dapat berdampak pada perekonomian Sri Lanka , yang diharapkan mengalami pertumbuhan hingga lebih dari enam persen tahun ini, setelah dilumpuhkannya kelompok separatis Macan Tamil tahun lalu.

Fonseka tahun lalu bekerjasama dengan presiden Mahinda Rajapakse melumpuhkan kelompok separatis Macan Tamil sekaligus mengakhiri perang saudara. Namun keduanya kemudian bersimpang jalan dan Januari lalu Sarath Fonseka menantang pesiden Mahinda Rajapakse dalam pemilu presiden, yang dimenangkan Rajapakse. Fonseka menuduh terjadi manipulasi dalam pemilu tersebut.

AP/HP/rtr/ap/afp