1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Filipina: Pasukan AS Dekati Marawi TapiTak Ikut Tempur

14 Juni 2017

Marawi membara, pasukan Amerika mendekat, namun menurut militer Filipina mereka tak ikut bertempur.

https://p.dw.com/p/2efT8
Philippinen OV-10 Militärflugzeug in Marawi
Foto: Reuters/R. Ranoco

Pasukan Amerika Serikat mendekati Kota Marawi di selatan Filipina, namun tidak terlibat dalam memerangi militan Islamis, yang telah menguasai  sebagian dari kota tersebut selama lebih dari tiga minggu. Demikian diungkapkan  juru bicara militer Filipina. "Ada beberapa personil AS yang mengoperasikan peralatan intelejen guna memberikan informasi tentang situasi kota itu kepada pasukan kami," kata jubir militer Filipina, Brigadir Jenderal Restituto Padilla dalam sebuah konferensi pers.

"Saya tidak tahu pasti jumlah dan misi spesifik pasukan AS. Mereka diizinkan membawa senapan untuk membela diri. Tapi mereka tidak diizinkan bertempur, mereka hanya memberikan dukungan," tambahnya.

Militer Filipina sebelumnya mengatakan Amerika Serikat memberikan bantuan teknis untuk mengakhiri pendudukan kelompok Islamis yang bersekutu dengan ISIS di sebagian Kota Marawi.

Tidak jelas seberapa dekat posisi pasukan  AS dengan medan tempur. Pasukan tersebut berasal dari kontingen Pasukan Khusus AS yang bermarkas di Zamboanga.

Seorang pejabat AS di Washington, yang tak ingin namanya disebutkan mengatakan bahwa Amerika Serikat menyediakan sebuah pesawat pengintai serta mengumpulkan data intelijen dari pesawat tak berawak. Namun pesawat tak berawak itu  itu jatuh pada hari Sabtu lalu setelah hilang kontak dengan operator, ujar pejabat tersebut.

Pertempuran masih panjang

Pada hari Rabu (14/06), pasukan pemerintah membombardir pemberontak di Marawi dengan tembakan tank. Asap tebal bisa terlihat membumbung tinggi di atas kota yang mengalami kehancuran tersebut. Beberapa tembakan penembak jitu bisa terdengar dari kejauhan.

Rabu (14/06) merupakan hari ke 23 pertempuran di Marawi, dan tidak ada tanda bahwa pertempuran itu akan berakhir dalam waktu dekat. "Tidak akan ada lagi tenggat waktu," tandas Padilla, merujuk pada janji militer untuk mengamankan  kota tersebut pada tanggal 12 Juni.

Seratusan milisi mengepung, ratusan warga terjebak

Di Washington, seorang pejabat keamanan AS yang akrab dengan wilayah tersebut mengatakan bahwa pertarungan di Marawi tampak terkunci di jalan buntu. "ISIS menunjukkan tekad yang signifikan dalam menguasai  Mosul di Irak dan kini mereka berusaha melakukan hal serupa di Marawi.”

Pihak militer Filipina menyebutkan sudah 290 orang  terbunuh sejauh ini akibat pertempuran tersebut. Termasuk di antaranya lebih dari  200 gerilyawan, puluhan tentara dan beberapa  warga sipil.

Sekitar 100 militan Islamis berada di daerah yang terkepung, papar  pihak  militer. Diperkirakan 300-600 warga sipil yang terjebak atau tersandera di kota itu.

Filipina telah memerangi pemberontakan Maois dan separatis Muslim di selatan Filipina dalam kurun waktu hampir 50 tahun. Kalangan pengamat mengritik aksi militer tidak cukup untuk membawa perdamaian ke wilayah yang telah lama jadi ajang tempur politik dan terperosok dalam jurang kemiskinan.

Kantor berita kelompok ultra-radikal, Amaq, mengatakan kaum pemberontak  menguasai dua pertiga kota Marawi.

Menanggapi laporan tersebut, kepala komando militer di Mindanao Barat, Letnan Jenderal Carlito Galvez, mengatakan kepada Reuters, kaum militan hanya menguasai 20 persen kota tersebut.  Sementara pejabat keamanan AS memperkirakan kekuatan pemberontak berada di antara kedua klaim tersebut.

 

ap/hp(dpa/rtr)