1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Filipina Buru Nur Misuari

9 Oktober 2013

Menteri Kehakiman mendakwa pemimpin Muslim Nur Misuari yang kini berstatus buron, dengan tuduhan pemberontakan, terkait serangan berdarah ratusan pengikutnya di wilayah Filipina selatan.

https://p.dw.com/p/19wYe
Foto: Reuters

Jaksa penuntut meminta pengadilan kota Zamboanga untuk memerintahkan penangkapan Misuari dan tiga pembantu utamanya atas kasus serangan bulan lalu yang menewaskan 244 orang, demikian dikatakan Menteri Kehakiman Filipina Leila de Lima.

“Saya yakin bahwa kita memiliki bukti yang cukup dan kuat kali ini untuk menghukum Nur Misuari dengan sukses,“ kata de Lima kepada para wartawan.

Ratusan pejuang Moro National Liberation Front (MNLF) menduduki sejumlah tempat di Zamboanga selama tiga pekan, menyandera puluhan warga sipil dan menyerang militer dan polisi dalam upaya untuk mengganggu perundingan perdamaian antara pemerintah dengan pecahan kelompok pemberontak Muslim yang selama ini menjadi saingan MNLF.

Kelompok MNLF memang akhirnya berhasil diusir dan para tawanan dibebaskan ketika itu, tapi lebih dari 116.000 orang dipaksa meninggalkan rumah mereka dan sekitar 10.000 rumah dihancurkan.

Philippinen Geiselnahme in Zamboanga
Ratusan ribu warga sipil terpaksa mengungsi menghindari konflikFoto: Reuters

Kekerasan ini merupakan yang terburuk sejak Presiden Benigno Aquino berkuasa pada tahun 2010.

Bukti kuat

Meski pemerintah mengakui bahwa Misuari tidak berada diantara pasukan pemberontak bersenjata yang melakukan serangan, tapi mereka mengatakan bahwa mereka punya bukti bahwa Misuari memerintahkan operasi penyerangan tersebut.

Tiga komandannya yaitu Habier Malik, Bas Arki dan Assamin Hussin, dituduh memimpin serangan dan juga kini masih buron.

Pemberontakan, dalam hukum Filipina bisa dijatuhi hukuman maksimal penjara seumur hidup.

Dakwaan pemberontakan juga dijatuhkan kepada 57 anggota MNLF lainnya yang ditangkap selama pertempuran yang dimulai pada 9 September silam.

Ketika ditanya apakah polisi mengetahui di mana Misuari bersembunyi, juru bicara Kepolisian Senior Superintendent Reuben Sindac mengatakan bahwa ia tidak bisa mengungkapkan “rincian mengenai operasi”.

Pekan lalu, polisi menggerebek rumah Misuari di Zamboanga dan menemukan bahan peledak dan sejumlah dokumen.

Misuari dan para pengikutnya juga didakwa melakukan pelanggaran atas hukum kemanusiaan internasional karena melakukan penyanderaan dan juga membakar rumah penduduk, kata de Lima.

Tolak perjanjian damai

Pemimpin MNLF Nur Misuari menandatangani perjanjian damai pada tahun 1996, yang memberikan otonomi kepada Filipina selatan yang berpenduduk mayoritas Muslim. Wilayah Filpina selatan selama bertahun-tahun didera pemberontakan karena ingin memisahkan diri dari Filipina yang berpenduduk mayoritas Katolik.

Namun belakangan, pemerintah menggelar perjanjian damai dengan kelompok Moro Islamic Liberation Front (MILF) yang mengklaim punya 12.000 pasukan, dan merupakan pecahan MNLF yang dipimpin Nur Misuari.

Philippinen Unterzeichnung eines Friedensvertrags
Pemerintah Filipina dan MILF menandatangani kesepakatan damai tanpa melibatkan MNLFFoto: Reuters

Kelompok MNLF Misuari menolak perjanjian damai itu karena tidak ikut melibatkan mereka.

ab/hp (afp,ap,rtr)