1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

FBI Mulai Usut Pembunuhan 3 Muslim

13 Februari 2015

Polisi Federal AS FBI melakukan pengusutan terpisah atas kasus pembunuhan tiga warga Muslim di AS. Polisi lokal tetap menonjolkan motif rebutan tempat parkir, sementara FBI akan menyidik motif kebencian agama.

https://p.dw.com/p/1Eb4f
Foto: picture-alliance/AP

Federal Bureau of Invetigation FBI secara paralel mengusut kasus pembantaian tiga warga Muslim oleh seorang yang diduga atheis di Chapel Hill, North Carolina. Pengusut federal terus melacak dugaan bahwa kejahatan itu bermotif kebencian agama. Jika terbukti bermotif kebencian agama , hukuman terhadap pelaku akan sangat berat, minimal hukuman seumur hidup.

Sejauh ini polisi lokal tetap menyebutkan, kasus pembunuhan tiga Mulsim (10/02/15) hanya berindikasi sengketa akibat rebutan tempat parkir. Namun menimbang desakan banyak warga, yang menduga kasusnya bermotif kebencian agama, polisi lokal juga mulai mengusut ka arah sana.

Tersangka pelaku, Craig Stephen Hicks (46) yang mengaku atheis, diketahui memposting puluhan pernyataan kebencian agama lewat akun facebooknya. Diantaranya pernyataan pelecehan terhadap agama Kristen, Islam dan Mormon. Tetangga juga menyrbut Hick sebagai "biang kerok" yang selalu mencari gara-gara dengan alasan rebutan tempat parkir dan selalu membawa pistol.

Picu ketakutan warga

Kasus pembunuhan ini mengguncang kota universitas Chapel Hill membuat warga ketakutan. Di negara bagian North Carolina yang populasinya sekitar 10 juta, tercatat 65.000 warga beragama Islam dan mayoritasnya bermukim di Chapel Hill.

Dalam acara pemakaman Deah Shaddy Barakat (23) dan istrinya Yusor Abu-Salha (21) serta iparnya Razan Abu-Salha (19) yang dihadiri 5000 orang Kamis (12/02/15), para pemuka Islam di Amerika mengimbau warga agar tetap tenang dan menahan diri. "Ini saat untuk berdukacita, tapi sekaligus juga waktu untuk menjaga harmoni serta perdamaian," ujar ketua Asosiasi Muslim setempat, Mohammed Elgamal kepada kantor berita AFP.

Sementara itu kecaman keras terkait pembunuhan itu berdatangan dari seluruh penjuru dunia. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang sedang melawat ke Meksiko mengecam Presiden AS Barack Obama karena tidak memberikan komentar apapun terkait insiden itu. Wakil Mufti Besar di Mesir, Ibrahim Negm, mengecam media AS yang ibaratnya bungkam. Sementara sekjen Majelis Ulama Muslim Internasional, Ali al-Qaradaghi, menyebut pelaku sebagai teroris. Ia juga mengecam media internasional yang bungkam.

as/yf (rtr,dpa,afp,ap)