1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

220611 Frauenfußball Bajramaj

30 Juni 2011

Fatmire "Lira" Bajramaj: Sukses dalam usia muda, cantik dan telah memberikan pengaruh besar terhadap citra pemain bola perempuan Jerman. Selain itu Fatime juga mendukung proses integrasi yang sukses.

https://p.dw.com/p/11mqv
Fatmire Bajramaj
Fatmire BajramajFoto: AP

Tidak disangkal lagi, Fatmire Bajmaraj adalah salah satu ekspor paling berharga Kosovo ke Jerman. Dalah pemilihan pemain FIFA terbaik tahun 2010, Fatime dipilih menjadi pemain terbaik nomor tiga di dunia, dibelakang Birgit Prinz dari Jerman dan Marta dari Brazil.

Dengan usia 23 tahun, Fatmire Bajmaraj sudah berhasil mengantungi banyak gelar: Juara dunia, juara piala Eropa, pemenang Liga Champions. Padahal, awalnya perempuan, yang sering dijulukki Lira ini (barang berharga) tidak boleh main sepak bola.

Dengan Turbine Potsdam Fatmire mencatat sejarah dengan menjuarai Liga Champions
Dengan Turbine Potsdam Fatmire mencatat sejarah dengan menjuarai Liga ChampionsFoto: AP

“Perempuan kan tidak cocok main sepak bola,“ kata ayahnya dahulu. Awalnya hanya iseng-iseng main dengan adik laki-lakinya Flakron dan teman-teman lelaki lainnya. Setelah itu Lira juga main di tim sepak bola laki-laki. Ibunya tahu akan hasrat main sepak bola anak perempuannya. Lira berkomentar:

"Ayah saya tidak tahu apa-apa. Saya sembunyi-sembunyi main dengan teman laki-laki di sebuah kesebelasan, cerita Fatmire. "Tetapi lalu saya perlu tandatangan. Ayah saya tidak mau menandatanganinya dan mengatakan: Kamu harusnya menari saja, dan tidak main bola," lanjutnya. Tapi Fatmire tetap saja lanjut main bola. "Setelah ia melihat bahwa saya bagus sekali mainnya, ia jadi suka bahwa saya main bola. Sekarang ia selalu semangat melihat saya main," lanjut Fatmire.

Main bola sejak usia enam tahun

Fatmire “Lira“ Bajramaj lahir di desa Gjurakovc di Kosovo. Ayahnya kerja sebagai montir dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Fatmire mempunyai seorang kakak dan adik laki-laki. Sampai tahun 1989 keluarganya hidup di Kosovo. Ketika status otonomi Kosovo dicabut, keluarga Bajmirej memutuskan pergi ke Jerman dan tinggal di kota Remscheid. Fatmire Bajmirej mulai main sepak bola dalam usia enam tahun di kota Giesenkirchen. Setelah itu dia bermain di Mönchengladbach.

Sampai satu hari ketika Fatmire berusia 16 tahun, ada satu pelatih yang melihatnya main di Mönchengladbach dan terkesan dengan permainannya. "Ia bertanya: Kamu mau berpenghasilan dari karir olahraga? Saya tidak tahu, harus tanya ayah saya dulu, begitu jawab saya," cerita Fatmire. "Lalu ayah saya mengizinkan saya datang ke satu latihan di Duisburg. Setelah sesi latihan ini saya langsung tanda tangan kontrak," kenang Fatmire.

Mencetak Sejarah di Liga Champions

Fatmire: Salah satu pemain gelandang terbaik Jerman
Fatmire: Salah satu pemain gelandang terbaik JermanFoto: AP

Selama enam tahun dari 2004 sampai 2009, Fatmire Bajramaj mendapat bermain di Duisburg dan mendapt sedikit uang. Dengan tim ini ia menang Piala UEFA perempuan di tahun 2009, dan juga piala DFB. Pada musim 2009/2010 Fatmire pindah ke Potsdam dan dengan Turbine Potsdam, ia menang Bundesliga dan liga Champions. Bersama dengan rekan-rekannya di Potsdam Fatmire mencatat sejarah. Ini pertama kalinya tim perempuan Jerman meraih gelar juara liga Champions. "Ini mimpi yang jadi kenyataan,“ kata Fatmire.

Tetapi setahun kemudian Olimpique Lyon berhasil balas dendam. Dalam final liga Champions, mereka berhasil mengalahkan Turbine Potsdam 2-0. Sebenarnya Fatmire Bajramaj menginginkan permainan akhirnya dalam triko Turbine Potsdam menjadi kenangan yang lebih indah."Tidak bisa digambarkan perasaannya. Menyedihkan sekali. Saya ingin sekali menang. Tetapi tetap pengalaman yang senang main disini," ujarnya.

Karir sukses di tim nasional Jerman

Musim tanding mendatang Fatmire pindah ke rival 1. FFC Frankfurt. Tetapi sebelum itu, ada satu pengalaman spesial, satu gol besar: Mempertahankan gelar juara dunia di negara sendiri. "Semua stadionnya akan penuh. Tentu kami juga berharap akan mengalami kesuksesan seperti timnas laki-laki,“ ujarnya semangat.

Fatmire Bajramaj
Fatmire: "Sepak bola mebantu saya berintegrasi di Jerman"Foto: picture-alliance/dpa

20 Oktober 2005 2005, Fatime Lira Bajramaj pertama kali main untuk liga nasional pertama lawan Skotlandia. Sukses terbesar sampai saat ini adalah juara piala dunia di Cina tahun 2007. Di Frankfurt, 20.000 fans menyambut kedatangan sang kesebelasan juara. Fatmire bangga sekali. Seperti ayahnya.

"Ayah, ibu dan pacar saya juga duduk diantara 20.000 fans. Saya semangat sekali. Ayah saya menangis. Kenapa kamu menangis, kata saya. Saya bahagia melihat kamu, jawabnya,“ Fatmire bercerita.

"Dari pengungsi menjadi juara dunia"

Selain sebagai pemain bola unggulan, Fatime Bajmaraj ingin sekali disebut sebagai salah satu contoh terbaik untuk proses integrasi yang baik. "Sepak bola sangat membantu saya berintegrasi di Jerman. Melalui olahraga saya lebih cepat belajar bahasa Jerman dan menguasai tugas-tugas sekolah," jelasnya.

Fatmire Bajramaj ersama timnas Jerman
Fatmire bermain di timnas Jerman sejak 2005Foto: picture-alliance/Sven Simon

"Dr. Theo Zwanziger kadang mengundang saya kalau ada acara yang bersangkutan dengan integrasi. Ia mengatakan: Lira, ayo, kamu kan wajahnya Jerman di bidang olahraga. Semua gadis-gadis muda di Jerman mengidolakan kamu," kata Fatmire.

Oktober 2009 lalu, Fatmire menerbitkan autobiografinya yang berjudul “Gol menuju hidup – dari pengungsi menjadi juara dunia.“ Perempuan asal Kosovo ini juga merupakan duta bagi organisasi Katolik Jerman World Vision, dan juga duta Tahun Eropa bagi Perjuangan melawan Kemiskinan dan Pengucilan Sosial.

Sampai sekarang Fatmire sudah main 43 kali bagi tim nasional dan pemain gelandang ini sudah menjadi pemain paling penting di tim nasional Jerman. Tetapi impian terbesarnya tetap menjadi juara dunia di negara sendiri, dua tingkat lebih tinggi daripada tim laki-laki Jerman di tahun 2006, yang dulu hanya mencapai juara tiga.

Cani Bahri / Anggatira Gollmer
Editor: Hendra Pasuhuk