1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Fahri Hamzah Minta Maaf Setelah Kecaman Gencar

25 Januari 2017

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dikritik gencar di media sosial setelah menyebut TKI "mengemis" dan "jadi babu" di negeri orang. Dia minta maaf dan menghapus konten Twitter yang diserbu kecaman.

https://p.dw.com/p/2WNTb
Hongkong Arbeiter aus Indonesien Protest
Foto: Getty Images/AFP/P. Lopez

Koalisi Buruh Migran Indonesia di Hongkong yang tergabung dalam Lingkaran Aku Cinta Indonesia (LACI) menuntut Fahri Hamzah meminta maaf di akun Twitternya. LACI yang beranggotakan 55 kelompok buruh itu menilai, Fahri Hamzah telah merendahkan martabat Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.

Fahri Hamzah, anggota dewan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebelumnya mengirim cuitan di Twitter yang isinya: "anak bangsa mengemis jadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela...".

Tidak butuh waktu lama, politisi PKS itu kemudian jadi sasaran kritik gencar di Indonesia maupun di luar negeri.

Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri tidak ketinggalan menyindir pernyataan Fahmi Hamzah dan menulis lewat Twitter: "Sy anak babu. Ibu sy bekerja mjd TKI scr terhormat. Tdk mengemis, tdk sakiti org, tdk curi uang rakyat. Saya bangga pd Ibu. #MaafkanFahriBu" tulis MHD @hanifdhakiri.

Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI) mengecam keras pernyataan Fahri Hamzah, terutama karena dia tidak hanya menjabat sebagai Wakil Ketua DPR, namun merangkap juga sebagai Ketua Tim Pengawasan Tenaga Kerja Indonesia.

"Jika Fahri mempelajari seluk-beluk persoalan buruh migran, tentu dia tahu bahwa anak bangsa menjadi 'babu' di negeri orang, karena memang negara gagal mengentaskan rakyat dari kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja layak di dalam negeri," kata juru bicara JBMI Eni Lestari dalam pernyataan tertulis.

Aktivis Migrant Care Wahyu Susilo menilai, tidak pantas Fahri Hamzah mengatakan hal seperti itu dalam kapasitasnya sebagai Ketua Tim Pengawas TKI.

Fahri Hamzah sendiri mengaku tidak berniat menyingung perasaan para pekerja migran dengan kicauannya di Twitter itu. Dia mengaku sedang merespon kasus lain dan sangat kaget dengan respon negatif yang muncul. Dia akhirnya menghapus cuitan itu di akun pribadinya.

"Saya menghapus supaya tidak salah paham. Karena memang terminologi itu mengganggu," kata Fahri kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, hari Selasa (24/1).

Ini bukan pertama kali tokoh PKS itu jadi sasaran kritik sehubungan dengan pernyataannya tentang TKI. Sebelumnya, Fahri Hamzah menyatakan ada 1.000 TKI di Hongkong yang hamil dan menyerahkan anaknya ke LSM. Dia juga menuduh 30% TKI di Hongkong mengidap HIV/AIDS.

"Kami sangat sakit hati membaca Twitter Bapak.. Kami melakukan pekerjaan yang halal dengan setiap tetesan keringat kami", demikian pernyataan para TKI di Hongkong dalam pernyataan yang dirilis LACI.

Jaringan Buruh Migran Indonesia kini mendesak Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) untuk mencopot Fahri Hamzah dari jabatannya sebagai Ketua Tim Pengawasan TKI.

hp/vlz (JBMI/LACI, antaranews, tempo.co)