1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

ESM Bisa Hancurkan Uni Eropa

Daphne Grathwohl27 September 2012

Secara mengejutkan, Mekanisme Stabilitas Eropa (ESM) dituntut oleh politisi Irlandia. Thomas Pringle menilai ESM tidak memenuhi kepentingan negaranya.

https://p.dw.com/p/16GSU
Foto: picture-alliance/dpa

Surat dan telefonnya dijawab sendiri. Segera. Juga di malam minggu dan saat bepergian. Kegiatannya bisa dibaca pada situsnya dan tentu saja di media Irlandia. Thomas Pringle, anggota parlemen Irlandia dari kubu independen adalah politisi yang tutur cakapnya berapi-api. Proyeknya mencolok: menuntut Mekanisme Stabilitas Eropa (ESM).

Menuntut instrumen penyelamatan Euro? Ganjil mungkin, karena Irlandia tahun 2010 meminta bantuan internasional. Namun Thomas Pringle tidak berpendapat bahwa Irlandia diuntungkan oleh langkah-langkah penyelamatan Euro, terutama oleh ESM.

Tutur Pringle, "Saya kira, ketentuan ESM tidak memenuhi kepentingan Irlandia. ESM dirancang sehingga bisa memecah belah Uni Eropa. Pada akhirnya bisa juga menghancurkannya."

Thomas Pringle Abgeordneter Irland
Thomas PringleFoto: privat

Lebih jauh ungkap Pringle, “Uni Eropa wajib mengambil keputusan, yang menghormati hak dan hukum semua pihak, sesuai yang tertera dalam pakta Uni Eropa”.

Alasan Menentang ESM

Thomas Pringle berulang kali naik banding agar pandangannya diakui. Menurut dia, adanya dana payung penyelamatan Euro atau ESM yang terus berlanjut merupakan pelanggaran terhadap pakta Uni Eropa.

Mengambil contoh Irlandia, ia menyatakan bahwa pemerintahan itu telah melangkahi tugas eksekutifnya ketika menyepakati ESM. Selain itu posisi Menteri Keuangan sebagai wakil negara di Dewan Gubernur ESM memberikan sosok ini kekuasaan yang secara konstitusional tidak seharusnya dimiliki.

Di luar itu, kesepakatan ESM bertentangan dengan pakta Uni Eropa. Bukan hanya karena melanggar butir ketentuan “No Bail Out“ dan karenanya tidak ada perlindungan hukum terhadap ERM, tapi juga karena kesepakatan ESM merupakan instrumen baru yang berada di luar Pakta Uni Eropa.

Bundesverfassungsgericht in Karlsruhe
Foto: Getty Images

Mahkamah Agung menolak beberapa poin tuntutan yang diajukan Pringle. Berkas sisanya diserahkan ke Mahkamah Eropa di Luxemburg. Ini membuat Pringle yang berusia 45 tahun senang karena tuntutannya akan dibahas lebih jauh. “Kondisi di Irlandia sangat spesifik, pakta Uni Eropa sudah dimasukkan dalam konstitusi. Oleh sebab itu pengadilan Irlandia wajib melibatkan Pengadilan Tinggi Eropa sebelum memutuskan soal dampaknya pada hukum Uni Eropa”, jelas Pringle.

Sebuah Kasus Penting

Pemerintah Irlandia menentang argumen Pringle. Pemerintah Irlandia menunjuk pada situasi ekonomi dalam negeri dan menekankan pentingnya ratifikasi ESM. Sebagai negara pertama yang mengenyam akses dana payung penyelamatan Euro, Irlandia lambat laun mulai keluar dari jeratan krisis utang. Pemerintah Jerman tentu saja mendukung ESM.

Pakar hukum Eropa, Mattias Kumm melihat kesamaan pada keberatan Mahkamah Konstitusi Jerman terhadap ESM beberapa waktu lalu.

"Seperti proses di Karlsruhe, secara teoretis bisa saja Pengadilan Eropa mengeluarkan keputusan yang menentang ESM dengan alasan bahwa tidak mungkin menyelesaikan krisis utang Eropa dengan membentuk sebuah insitusi dan prosedur yang berada diluar batasan Pakta Uni Eropa."

Mattias Kumm Juraprofessor WZB Berlin
Prof. Dr. Mattias KummFoto: privat

Profesor Mattias Kumm adalah peneliti di Pusat Penelitian Sosial Berlin (WZB) dan kini bertugas di jurusan hukum Eropa di Universitas Florens, Italia. Ini merupakan pertama kalinya, Pengadilan Eropa di Luksemburg akan mengambil keputusan mengenai ESM. Pertengahan September lalu, Mahkamah Konstitusi Jerman tidak melibatkan para hakim di Luksemburg dalam mengulas mekanisme instrumen penyelamat itu.