1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eropa Terus Menggebrak Reformasi

Christoph Hasselbach18 Oktober 2012

KTT Uni Eropa di Brussel Kamis (18/10) akan membahas tema peka, melanjutkan reformasi dan bagaimana kiat menghindari krisis di masa depan.

https://p.dw.com/p/16Rvb
Foto: picture-alliance/dpa

Kepanikan sudah lenyap dari Brussel. Tidak ada lagi yang saat ini menantikan ledakan besar berupa bubarnya uni mata uang bersama.

Kanselir Jerman Angela Merkel bahkan memandang Yunani akan tetap berada dalam zona mata uang bersama, kendati laporan terbaru kelompok Troika belum dilansir. Juga semua tahu, Yunani tidak akan mampu memenuhi persyaratan reformasi dan penghematan anggaran.

Perbankan Spanyol yang dihantam krisis berat, tidak lagi menjadi beban yang membuat para kepala negara dan kepala pemerintahan Uni Eropa tidak bisa tidur nyenyak. Bagaimanapun juga, kini sudah terbentuk yayasan dana talangan abadi Uni Eropa, ESM.

Landasan terpenting dari ketenangan relatif itu adalah, pernyataan Bank Sentral Eropa (ECB) yang di masa depan praktis akan mengambil alih haluan politik penyelamatan. Pimpinan ECB Mario Draghi pada musim panas lalu telah mengumumkan, dalam keadaan darurat, bank sentral dapat membeli surat pinjaman atau obligasi negara-negara yang dililit utang besar. Sejak itu, zona mata uang Euro dapat kembali bernafas lega.

Pertanda jelas kemajuan

Uni Eropa khususnya presiden dewan Uni Eropa, Herman Van Rompuy yang menjadi ketua KTT, memanfaatkan situasi tenang ini. "Hasilnya terlihat tegas. Tengok saja naiknya lagi kemampuan bersaing dan ekspor Spnayol, Portugal serta Irlandia", ujarnya.

Finnland EU Norwegen Friedensnobelpreis 2012 an EU Herman Van Rompuy in Helsinki
Presiden Dewan Eropa Herman Van RompuyFoto: Reuters

Defisit anggaran publik di Eropa pelan-pelan mengecil. Ketidakseimbangan anggaran juga mulai reda. Berlandaskan jalan ini, semua langkah harus dilajutkan.

Juga ketua Komisi Uni Eropa, José Manuel Barroso berpendapat : "Mungkin menyakitkan, tapi tidak ada yang bisa lolos dari haluan konsolidasi. Tidak ada yang lebih tidak sosial, daripada utang negara yang amat tinggi."

Barosso menegaskan, setiap Euro yang dibayarkan untuk bunga utang, berarti memangkas jumlah yang sama bagi anngaran kesehatan, pendidikan dan bantuan sosial bagi yang memerlukannya.

Utara lawan Selatan

Dalam waktu bersamaan Barroso juga mengingatkan akan kembalinya "hantu lama" berupa perpecahan Eropa. "Kita dulu terpecah menjadi Timur dan Barat. Kini muncul bahaya, makin melebarnya kesenjangan antara Utara dan Selatan. Negara-negara di Utara yang stabil, memandang cemas kepada negara-negara di Selatan yang dipandang malas", ujarnya.

PM Italia Mario Monti pekan lalu di Brussel menggugat Yunani dan Spanyol, terkait terus digelarnya aksi protes dan tingginya angka pengangguran. "Mereka harus membayar pengorbanan yang dituntut. Jika tidak suatu saat nanti, mereka tidak hanya menolak menjadi korban, melainkan juga gagasan Eropa bahkan kemungkinan menolak demokrasi."

Griechenland Proteste wegen Angela Merkels Besuch in Athen
Aksi protes dengan kekerasan di Athena, Yunani menentang program penghematan anggaran.Foto: AP

Setelah beberapa tahun dilanda krisis berkepanjangan, Eropa mencapai tingkat kejenuhan yang semakin meluas. Tapi masih ada pimpinan Uni Eropa yang memikirkan langkah ke depan. Presiden Dewan Eropa,Van Rompuy, Presiden Komisi Eropa Barroso, Presiden ECB- Draghi dan Ketua Zona Euro Juncker menghendaki dalam KTT di Brussel ini sudah diajukan laporan sela.

Para peserta KTT, paling tidak dapat mengharapkan tercapainya kesepakatan dalam satu poin, yakni Uni Perbankan Eropa. Intinya adalah sebuah standar bersama pengawasan perbankan Eropa. Hanya jika lembaga pengawasan ini terbentuk, barulah ESM dapat secara langsung mengucurkan bantuannya.

Namun masih dipertikaikan masalah kapan waktunya pengawas bank bersama itu dapat diterapkan. Awal 2013 atau lebih lambat lagi. Terkait sengketa baru itu, Presiden Dewan Eropa, Van Rompuy kembali menegaskan, bahwa dalam tiga tahun terakhir, Uni Eropa sudah mengalami perubahan drastis. "Karena itu tidak ada jalan lain, reformasi harus dilanjutkan", paparnya menegaskan.