1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eropa Hanya Sepakati Kompromi Paket Iklim

as15 Desember 2008

Dalam tema perlindungan iklim, kelihatannya semua mengharapkan kompromi lebih jauh lagi.

https://p.dw.com/p/GGfo
Para kepala negara dan pemerintahan Uni Eropa hanya mampu mencapai kompromi paket perlindungan iklim dalam KTT-nya di Brussel.Foto: picture-alliance/ dpa


Paket perlindungan iklim yang disepakati dalam KTT Uni Eropa di Brussel dan KTT iklim di Poznan Polandia, menjadi tema komentar sejumlah harian internasional.

Harian Luxemburg Luxemburger Wort dalam tajuknya mengomentari sekaligus hasil KTT Uni Eropa dan KTT Iklim di Poznan Polandia.

Paket perlindungan iklim dari KTT Uni Eropa di Brussel Jumat lalu maupun dari KTT iklim di Poznan hanyalah kesepakatan kompromi. Terdapat perubahan posisi menjadi lebih lunak. Semua memang menyepakati untuk secara mendasar mematuhi sasaran perlindungan iklim. Akan tetapi tidak ada sasaran konkrit apalagi sasaran yang mengikat. Kompromi semacam ini hanya dapat diterima sebagai sasaran antara dan penundaan pemecahan masalah. Padahal tindakan antisipasi bencana iklim tidak boleh dilakukan setengah hati. Tapi sekarang muncul ancaman krisis ekonomi amat berat. Ekologi dan ekonomi kembali berhadapan sebagai lawan. Tapi bukan hanya Uni Eropa yang harus bertindak, melainkan seluruh dunia. Barang siapa bermain dengan waktu, mereka akan kalah.

Sementara harian Belanda Trouw yang terbit di Den Haag berkomentar dengan nada memuji kesepakatan iklim dari KTT Uni Eropa :

Negara-negara Uni Eropa menunjukan kesiapannya menanggung beban yang paling berat. Tanpa kesepakatan ini, kepercayaan dunia kepada Uni Eropa akan merosot. Dengan itu pula ditunjukan pengaruh Eropa dalam perundingan global penurunan emisi gas rumah kaca. Sebab dalam KTT Iklim di Poznan terlihat dengan jelas, betapa sulitnya merangkul negara yang sedang tumbuh pesat ekonominya, seperti Cina ke dalam kesepakatan iklim. Harapan dunia kini bertumpu sepenuhnya pada pemerintahan baru AS di bawah Barack Obama. Dan tentu saja 27 negara Uni Eropa yang secara bersama akan tampil kompak dalam KTT iklim di Kopenhagen tahun depan.

Sedangkan harian ekonomi Inggris Financial Times yang terbit di London berkomentar :

Bagi negara-negara terkaya di dunia, situasinya amatlah memikat, jika dalam masa resesi memperlemah perang melawan perubahan iklim. Tapi keputusan yang ditarik sekarang, akan berpengaruh pada kehidupan di masa depan. Mungkin sudah terlambat, menolong planet Bumi dari efek pemanasan global. Akan tetapi, kecepatan meningkatnya temperatur harus tetap direm. Memang bagi Uni Eropa lebih mudah memainkan peranan pimpinan perlindungan iklim semasa AS dibawah pemerintahan George W.Bush. Kini Uni Eropa baru harus menunjukan kepedulian lebih banyak lagi. Jika menghendaki dapat merangkul Barack Obama untuk mengikuti langkah Eropa.

Tema lainnya yang dikomentari harian Italia La Repubblica adalah kunjungan perpisahan presiden AS, George W.Bush ke Irak yang diwarnai insiden pelemparan sepatu. Harian yang terbit di Roma ini menulis :

Bush yang mengharapkan Warga Irak menyambutnya sebagai tokoh pembebas, harus menyampaikan perpisahan dengan diwarnai sepasang sepatu yang dilemparkan ke arah kepalanya. Di sebuah negara yang diduduki, dimana tentara pendudukan tidak dapat ditarik lagi tanpa menyebabkan berkobarnya kembali konflik, dimana etika sebuah pemerintah yang menamakan dirinya demokratis, tapi mengingatkan orang pada mafia, hingga kini tidak mungkin dapat meluaskan pengaruhnya ke luar Bagdad, ke kawasan dimana kelompok etnis terpecah-pecah. Terhadap Irak yang ibaratnya buah apel yang telah dibubuhi racun, yang ditinggalkan Bush bagi presiden penerusnya, ia kelihatannya tidak peduli lagi. Bush nampaknya terus didampingi dewi fortuna. Sepasang sepatu yang dilempar ke wajahnya dapat ia hindari. Namun yang dilemparkan Bush kepada Obama bukan hanya sekedar sepasang sepatu, melainkan tragedi. Pokoknya bagi Bush pengalihan tugas sudah selesai.