1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Energi Dari Lubang Hitam

30 Maret 2007

Lubang hitam ibaratnya monster di alam semesta yang menelan apapun yang ada di dekatnya.

https://p.dw.com/p/CPU3
Lubang Hitam menelan bintang maupun materi lain di dekatnya.
Lubang Hitam menelan bintang maupun materi lain di dekatnya.Foto: AP/NASA/CXC/M.Weiss

Kini muncul gagasan, untuk memanfaatkan lubang hitam sebagai sumber energi. Para pakar astro fisika sejak beberapa dekade terakhir mengamati perilaku lubang hitam ini. Bahkan pakar astronomi paling terkemuka saat ini, Stephen Hawking pada tahun 1997 lalu membuat taruhan mengenai sifat lubang hitam melawan John Preskill gurubesar fisika teoritis dari institut teknologi California atau Caltech. Ketika itu yang dipertaruhkan adalah : apakah informasi juga akan hilang jika ditelan lubang hitam? Tahun 2004 Hawking yang bertaruh bahwa informasi juga akan hilang jika ditelan lubang hitam, ternyata kalah taruhan. Teori baru menunjukkan, informasi tidak akan hilang jika ditelan lubang hitam.

Tapi apa sebetulnya lubang hitam itu? Mengapa amat ditakuti? Lubang hitam adalah fase akhir dari kehidupan sebuah bintang yang ukurannya cukup besar. Minimal 10 kali ukuran matahari. Ketika reaksi nuklirnya kehabisan materi, bintang raksasa ini tidak mampu lagi menahan tarikan gaya gravitasinya sendiri. Bintang ini runtuh akibat tarikan gravitasinya sendiri. Tapi gaya gravitasi tsb amat luar biasa, sehingga menarik semua materi ke dalamnya. Termasuk cahaya. Akibatnya sisa bintang dengan gaya gravitasi luar biasa itu, tidak lagi kasat mata. Pakar fisika John Wheeler pada tahun 1967 menyebut fenomena ini sebagai lubang hitam.

Kini peneliti dari Universitas Frankfurt di Jerman, Horst Stöcker melontarkan gagasan yang kedengarannya juga seperti fantasi. Suatu hari nanti, kemungkinan kita dapat memanfaatkan lubang hitam, untuk membangkitkan energi. Demikian gagasan utopis tsb. Bagaimana caranya?

Gurubesar fisika teoritis dari Universitas Frankfurt, Horst Stöcker menjelaskan : “Satu truk penuh sampah, satu truk pasir atau satu truk air. Dengan itu kebutuhan energi seluruh dunia secara teoritis dapat terpenuhi.“

Kedengarannya seperti cerita fiksi murahan. Tapi Horst Stöcker bukan penulis picisan. Ia adalah ilmuwan serius, gurubesar fisika teoritis dan sekaligus wakil rektor Universitas Frankfurt. Tapi apa yang memicu seorang ilmuwan serius, memikirkan satu truk penuh sampah dapat memecahkan masalah energi yang dihadapi umat manusia? Kata kuncinya adalah lubang hitam. Benda langit dengan gravitasi luar biasa yang bahkan dapat menelan cahaya.

Prof. Stocker menjelaskan: “Lubang hitam menelan semuanya“ Di pusat galaksi kita Bima Sakti, para pakar astro fisika meyakini terdapat lubang hitam raksasa, yang volumenya jutaan kali matahari. Akan tetapi, tema yang dibicarakan pakar fisika teoritis dari Univeritas Frankfurt, prof. Horst Stocker itu bukan lubang hitam raksasa. Melainkan lubang hitam miniatur dalam ukuran nanometer, lebih kecil dari inti atom. Prinsipnya, jika kita menabrakan inti atom Hidrogen dalam instalasi pemercepat partikel dengan kecepatan amat tinggi, kemungkinan dapat terbentuk lubang hitam mikro secara terarah.

Peneliti lainnya dari Universitas Frankfurt, Marcus Bleicher menjelaskan lebih lanjut; “Hal itu dapat dilakukan, jika kita tabrakan inti atom Hidrogen, hingga gaya gravitasinya meningkat sedemikian rupa seiring dengan kerapatan inti atom, dan terbentuk lubang hitam. Dan kami mengharapkan, hal itu dapat tercipta dan dapat diamati.“ Konkritnya, para peneliti fisika teoritis dari Universitas Frankfurt hendak melakukan ujicobanya di instalasi pemercepat partikel terbesar di dunia-Large Hadron Collider atau LHC, yang akan beroperasi tahun ini juga di Jenewa. Pemercepat partikel LHC itu dibangun di bawah tanah, berbentuk cincin dengan diameter 27 kilometer.

Pakar fisika Bleicher menjelaskan lebih lanjut : “Menurut perhitungan aktual kami, energi di dalam LHC mencukupi untuk tujuan itu. Sebagai orang Frankfurt saya bertaruh, bukan gaji saya sebulan, tapi satu peti minuman sari apel, bahwa percobaan akan berhasil“ Kedengaran seperti taruhan antara Hawking dengan Preskill di tahun 1997. Tapi semua juga mengharapkan, agar ujicoba menciptakan lubang hitam mikro itu akan berhasil. Tentu sebagai orang awam kita bertanya. Bukankah lubang hitam itu adalah monster di alam semesta, yang gravitasinya menelan semua materi ? Apakah tidak berbahaya, membuat ujicoba lubang hitam di Jenewa, di bawah kota dimana terdapat pusat perbankan dan lahan pertanian?

Mengenai hal itu pakar fisika teoritis dari Universitas Frankfurt Marcus Bleicher mengatakan : “Masalah ini tentu saja menjadi perhatian kami. Dan berdasarkan posisi ilmu pengetahuan saat ini, kami dapat menyatakan tidak terdapat bahaya dari lubang hitam yang diciptakan di pemercepat partikel.“

Alasannya, sejak milyaran tahun Bumi terus dihujani pancaran kosmis, yang tidak lain dari partikel yang mendekati kecepatan cahaya. Pancaran kosmis ini, adalah pemercepat partikel alami dengan energi jauh lebih besar ketimbang instalasi pemercepat partikel yang dibuat oleh para pakar fisika.

Lebih lanjut pakar fisika Bleicher menjelaskan : “Pancaran kosmis ini, jika perhitungan kami benar, sejauh ini sudah dapat menciptakan materi lubang hitam sekitar setengah kilogram. Nyatanya Bumi hingga kini masih ada. Sejauh ini kami meyakini, bahwa ujicoba tsb tidak berbahaya.“

Sebuah lubang hitam mikro tidak akan menjadi lebih besar atau lebih tebal, jika menelan partikel lain yang berada di dekatnya, demikian kata Bleicher. Sebaliknya lubang hitam ini memancarkan kembali nyaris seluruh materi tsb, hingga sisa seberat sekitar lima atom unsur emas. Pancaran kembali materi inilah, yang memunculkan gagasan baru pada pakar fisika dari Universitas Frankfurt, Horst Stöcker. Kemungkinan, kita dapat membangkitkan energi, jika secara terarah memberi masukan pada lubang hitam tsb.

Stöcker menjelaskan : “Saya dapat memberi masukan materi normal, misalnya air, pasir atau apa saja. Dan berdasarkan rumus Einstein E samadengan mc kuadrat (E=mc2), materi normal ini akan berubah, dari massa menjadi cahaya. Artinya, jika kita memasukkan sebuah atom Hidrogen ke dalam lubang hitam, maka akan keluar antara 10 hingga 20 kuantum cahaya.“

Konkretnya, para pakar fisika memutar lubang hitam itu di sepanjang instalasi pemercepat partikel, dan memberinya masukan berupa materi. Pancaran kuantum cahaya yang terbentuk dapat dipanen, dan diubah menjadi energi. Demikian gagasan pakar fisika Stöcker: “Dan yang paling menarik, proses ini seribu kali lebih efisien dari pembangkit listrik tenaga atom. Praktis 90 persen massa meteri diubah menjadi energi. Dan 90 persen ini amat besar. Jadi secara teoritis menurut perhitungan di atas kertas, dengan sedikit materi saja, saya dapat memenuhi kebutuhan energi seluruh dunia.

Gagasan pakar fisika teoritis dari Universitas Frankfurt, Horst Stöcker dan Marcus Bleicher itu memang belum dibuktikan. Semua itu dapat diwujudkan, jika pemercepat Hadron besar-LHC benar-benar dapat menciptakan lubang hitam mikro. Juga para pakar fisika dari Universitas Frankfurt itu, sejauh ini belum menjelaskan, bagaimana teknik konkritnya untuk membuat reaktor lubang hitam pembangkit energi. Bagaimana caranya menjinakkan lubang hitam yang menelan semua yang ada didekatnya, juga tidak dirinci lebih jauh. Tapi para pakar fisika Jerman itu sudah mengambil ancang-ancang, dengan mempatenkan gagasannya, menciptakan energi dengan menggunakan reaktor lubang hitam. Kapan gagasan ini dapat diwujudkan, tidak ada yang dapat meramalkan.