1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Enam Tahun Bencana Tsunami Samudera Hindia

26 Desember 2010

Enam tahun setelah bencana gempa bumi dan tsunami di Samudera Hindia, Minggu (26/12), warga pemukim wilayah yang terkena dampak bencana tersebut mengheningkan cipta dan berdoa mengenang para korban tewas.

https://p.dw.com/p/zq0q
Pada tsunami 2004, air laut naik hingga akhir garis biru yang ditunjukkan seorang pria di "Jina’s Vegetarian Restaurant", Sri Lanka, 2010.
Pada tsunami 2004, air laut naik hingga akhir garis biru yang ditunjukkan seorang pria di "Jina’s Vegetarian Restaurant", Sri Lanka, 2010.Foto: DW

Di Thailand dan juga banyak negara di kawasan dekat Samudera Hindia, hari Minggu, ribuan orang mengheningkan cipta untuk mengenang para korban tewas bencana tsunami enam tahun lalu.

Di Pulau Phuket, Thailand, dan juga kawasan wisata Khao Lak di Provinsi Phang Nga, di mana banyak wisatawan asing tewas terseret ombak raksasa tsunami tanggal 26 Desember 2004, warga setempat dan keluarga korban berkumpul dan mengheningkan cipta.

Upacara mengenang para korban tsunami di Thailand tersebut dilakukan dengan ritual Budha. Para pengunjung meletakkan karangan bunga dan lilin pada tugu peringatan korban tsunami. Di Thailand sedikitnya 5400 orang tewas dalam bencana tsunami 2004, separuhnya adalah wisatawan asing.

Sekitar 500 wisatawan Jerman menjadi korban tewas tsunami, termasuk pasangan Birgit Winkler, yang juga mengikuti upacara peringatan tsunami di Pulau Phuket.

"Joseph Mischal dari Stuttgart. Ia terbunuh ombak raksasa itu. Jenazahnya tidak pernah ditemukan hingga kini. Saya tidak punya makam untuk diziarahi, tidak ada," katanya.

Ribuan orang hingga saat ini dinyatakan hilang, termasuk korban di Aceh yang seluruhnya berjumlah 170.000 orang. Lebih dari 220 ribu orang tewas dan sekitar 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggalnya akibat bencana Tsunami yang melanda enam tahun lalu.

Larry Amsten, penduduk Patong, datang setiap tahun memperingati peristiwa tsunami di sekitar tugu peringatan korban tsunami. Seperti sebagian besar korban selamat, ia tidak akan pernah melupakan bencana pada hari Natal kedua tahun 2004 silam.

"Saya waktu itu berada dalam rumah saya di Patong. Saya melihat bagaimana laut tiba-tiba surut dan tidak mengerti mengapa begitu. Kemudian tiba-tiba datang ombak dan menyeret banyak orang. Banyak teman saya yang meninggal. Itu merupakan hari yang sangat menyedihkan," paparnya.

Di Indonesia, hampir 170 ribu orang tewas, dan sebagian besar korban tewas merupakan warga Provinsi Aceh Nanggroe Darussalam. Aceh menderita dampak terparah gempa bumi berkekuatan 9,2 skala Richter yang berpusat di pesisir barat Sumatra itu. Di depan Mesjd Raya Banda Aceh, juga dilaksanakan upacara peringatan dengan meletakkan bunga-bunga kertas berisikan pesan harapan dan cinta.

Kapal nelayan, Apung 1, yang terdampar di pusat kota Banda Aceh, kini dijadikan tugu peringatan peristiwa yang memakan ratusan ribu warga Indonesia tersebut. Para ilmuwan gempa memprediksi akan terjadi lagi gempa bumi dahsyat di kawasan pesisir barat Sumatra. Pusat gempanya diperkirakan terletak di dekat kota Padang. Tahun lalu, Padang diguncang gempa hebat yang mengakibatkan sekitar seribu orang meninggal dunia.

Bernd Musch-Borowska/Luky Setyarini

Editor: Rizki Nugraha