1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Macron dan Trump Akan Bahas Soal Iran dan Suriah

23 April 2018

Presiden Perancis Emmanuel Macron melakukan kunjungan tiga hari ke AS untuk membahas berbagai isu internasional. Antara lain soal kesepakatan nuklir dengan Iran, situasi di Suriah dan penerapan tarif impor di AS.

https://p.dw.com/p/2wVB4
Emmanuel Macron
Foto: picture-alliance/AP Photo/L. Marin

Emmanuel Macron dan istrinya Brigitte akan memulai kunjungan resmi tiga hari di AS hari Senin (23/4) dengan menghadiri jamuan makan malam di Mount Vernon, rumah presiden pertama AS ,George Washington. Yang menjadi tuan rumah adalah Presiden AS Donald Trump dan istrinya Melania.

Sebelum berangkat ke Washington, Emmanuel Macron mengatakan hari Minggu (22/4) Presiden Trump sebaiknya mempertahankan kesepakatan nuklir dengan Iran.

"Saya tidak punya suatu Plan B". kata Macron ketika diwawancarai stasiun siaran AS Fox News. "Jadi mari pertahankan kerangka ini, karena itu lebih baik daripada suatu situasi seperti gaya Korea Utara”. Presiden Perancis menegaskan, tidak ada alternatif yang lebih baik saat ini, selain kesepakatan nuklir dengan Iran yang dibuat tahun 2015 dan dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

The EU and the Iran deal

"Belum ada opsi lebih baik”

Pemerintahan Donald Trump rencananya akan meninjau ulang kesepakatan nuklir dengan Iran bulan Mei mentanag dan membatalkannya. AS berpendapat, kesepakatan itu terlalu longgar dan perlu ada pengawasan lebih ketat.

"Saya juga tidak puas dengan situasi dengan Iran, kata Emmanuel Macron. said Macron. "Saya menentang misil-misil balistik. Saya juga ingin membatasi pengaruh mereka (Iran) di kawasan. Tapi mengapa saya katakan jangan tinggalkan JCPOA selama belum ada opsi yang lebih baik, dan mari kita lengkapi dengan misil balistik dan pengawasan kawasan."

Minggu yang lalu, sekitar 500 anggota legislatif mendesak Presiden Trump agar tidak menginggalkan kesepakatran nuklir dengan Iran.

„Hubungan yang sangat kuat"

Presiden Perancis mengatakan, dia memiliki "hubungan personal sangat kuat" dengan Donald Trump dan dia ingin mengmebangkan hubungan kedua negara dalam kunjungan kali ini.

"Tujuan saya adalah untuk menggaris bawahi hubungan jangka panjang bersejarah antara kedua negara kami, yang berlandaskan nilai-nilai yang sama. Kami sama-sama mencintai nilai-nilai seperti kebebasan dan perdamaian."

Dalam wawancara itu, Macron juga menyinggung rencana Amerika Serikat menerapkan bea impor atas berbagai produk, antara lain baja dan alumunium, sampai 25 persen. Untuk saat ini aturan tersebut masih belum diberlakukan untuk negara-negara Uni Eropa, namun pemerintahan Trump menyatakan akan meninjau lagi aturan bea impor itu bulan Mei dan mungkin saja diterapkan juga untuk negara-negara Eropa.

"Anda tidak ingin terlibat perang dagang dengan mitra Anda," kata Macron. Saat ini, para pejabat AS dan Eropa sedang melakukan serangkaian pembicaraan membahas masalah itu.

Macron juga mengatakan, dia tidak setuju dengan rencana Trump menarik pasukan AS dari Suriah dan mengingatkan, Perancis dan AS saat ini sudah melakukan kerjasama erat dalam upaya penanggulangan terorisme internasional.

hp/vlz (afp, rtr)