1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ekonomi, Fokus Lawatan Merkel ke Cina

1 Februari 2012

Bantuan Cina bagi krisis Euro dan embargo minyak terhadap Iran menjadi agenda utama kunjungan pertama Merkel ke luar Eropa di tahun 2012.

https://p.dw.com/p/13uDR
Kanselir Jerman Angela Merkel dengan PM Cina Wen Jiabao di Berlin tahun 2011
Kanselir Jerman Angela Merkel dengan PM Cina Wen Jiabao di Berlin tahun 2011Foto: dapd

Kanselir Jerman Angela Merkel tiba di Beijing Kamis (2/2) pagi untuk lawatan selama 2 hari. Merkel diharapkan dapat membujuk Cina untuk menginvestasikan cadangan mata uang asingnya bagi dana penyelamatan Uni Eropa (EFSF). Ia didampingi delegasi dari kalangan industri dan parlemen. "Jelas kami menginginkan lebih banyak perusahaan Jerman berinvestasi di Cina. Itu juga mengapa para pelaku bisnis ikut dalam lawatan saya. Seperti halnya kami terbuka pada investasi perusahaan Cina di Uni Eropa dan Jerman," tegas Merkel.

40 tahun hubungan diplomatik

Tepat 40 tahun lalu, Jerman dan Cina membuka hubungan diplomatik. Hubungan yang awalnya terhambat perbedaan budaya dan masyarakat, kini berevolusi menjadi hubungan ekonomi dan politik yang stabil. Cina merupakan partner dagang terpenting kedua bagi Jerman. Perekonomian Jerman mungkin tidak akan selamat dari krisis jika ekspor Cina tidak meningkat tajam sebesar 44 persen pada tahun 2010. Diikuti kenaikan 22 persen pada tiga kuartal pertama tahun 2011. Ekspor Jerman ke Cina tahun lalu bernilai hampir 54 miliar Euro. Namun impor Jerman dari Cina jumlahnya lebih besar yakni 76,5 miliar Euro.

Merkel tahun 2010mengunjungi pasukan terakota di Xi'an
Merkel tahun 2010mengunjungi pasukan terakota di Xi'anFoto: picture-alliance/dpa

Krisis Euro

Melalui pertemuannya dengan Perdana Menteri Wen Jiabao dan Presiden Hu Jintao, Merkel akan mendesak pemerintah Cina untuk membeli lebih banyak obligasi negara-negara Uni Eropa. Cadangan mata uang asing Cina adalah yang terbesar di dunia bernilai sekitar 3,2 triliun Dolar. Namun bulan Desember lalu wakil menteri luar negeri Cina Fu Ying telah menekankan tidak akan menggunakan sebagian besar jumlah tersebut untuk membantu Eropa.

Gu Xuewu, seorang profesor ilmu politik di Universitas Bonn menerangkan, "Eropa tidak hanya mengalami krisis finansial, namun juga krisis kepercayaan." Menurut Gu, banyak negara Eropa yang kesulitan menjual obligasi pemerintah. Tentu akan sangat menguntungkan apabila pemerintah Cina bersedia mengalokasikan lebih banyak dana.

Embargo minyak Iran

Program nuklir Iran juga akan menjadi fokus diskusi dalam lawatan Merkel. Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi yang lebih berat bagi Iran yakni embargo minyak bumi yang mulai diberlakukan 1 Juli mendatang. Uni Eropa juga telah membekukan rekening bank sentral Iran di Eropa. Hingga kini Cina menolak memberlakukan sanksi bagi Iran yang dinilai Beijing sebagai potensi konflik. Cina adalah pembeli lebih dari seperlima ekspor minyak Iran. Hubungan dagang kedua negara meningkat hingga 55 persen di tahun 2011. Gu pun ragu Cina mau mendukung sanksi Uni Eropa.

Isu hak asasi manusia

Rekor pelanggaran HAM Cina juga akan mewarnai kunjungan Merkel. Pemerintah Cina terus meningkatkan tekanan bagi kaum pembangkang. Belum lama ini sebuah unjuk rasa di Tibet berujung pada korban tewas sedikitnya 2 orang. Kepala Dewan Jerman untuk hubungan internasional, Eberhard Sandschneider, yakin kecaman apapun dari Jerman tidak akan membuahkan hasil. "Jika Merkel membicarakan HAM, ia hanya melakukannya untuk memuaskan warga Jerman karena itu yang diharapkan darinya. Namun tidak akan mengubah apapun di Cina," tegas Sandschneider.

Christoph Ricking/dpa/Carissa Paramita

Editor: Hendra Pasuhuk