1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dunia Dinilai Perlu Kontrak Sosial Baru Agar Lebih Adil

Arti Ekawati
16 Mei 2023

Agar tatanan dunia lebih adil dan kurangi klaim standar ganda, Kanselir Jerman Olaf Scholz menilai Barat perlu libatkan negara Global Selatan dalam cara yang lebih substansial.

https://p.dw.com/p/4RNum
Kanselir Jerman Olaf Scholz di Global Solutions Summit 2023
Kanselir Jerman Olaf Scholz di Global Solutions Summit 2023 di Berlin, 15 Mei 2023Foto: Arti Ekawati/DW

Tatanan global yang cenderung mengedepankan pertumbuhan ekonomi tanpa akhir sebuah negara dan mengesampingkan kesejahteraan mayoritas penduduknya dinilai sudah tidak bisa lagi dipertahankan.

Di tengah krisis multidimensional dan membesarnya jurang ketimpangan sosial yang dihadapi dunia saat ini, pembaruan kontrak sosial dinilai penting agar lebih berkeadilan. Pembaruan kontrak sosial ini adalah salah satu gagasan yang diungkapkan dalam diskusi tahunan Global Solutions Summit di Berlin, Jerman, Senin (15/05).

"Orang ingin adanya komitmen dan semacam jaminan bahwa kebutuhan mereka akan bisa terpenuhi, berapa pun pendapatan mereka," ujar Profesor Salma Abbasi, pendiri organisasi eWorldwide yang yang berfokus pada sains, teknologi, dan inovasi, penerapan teknologi yang etis untuk pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

"Yang harus benar-benar kita lakukan adalah mencari jenis kontrak sosial yang baru, di mana politisi mengatakan kepada orang-orang bahwa: Oke, kita harus melakukan suatu transformasi yang biayanya akan mahal dalam jangka pendek, ... tapi pada akhirnya, dalam jangka waktu yang tidak begitu lama, standar hidup akan membaik," ujar Prof. Abbasi.

"Ekonomi dan politik harus melayani masyarakat"

Global Solutions Summit adalah forum diskusi global yang bertujuan untuk mencari solusi dan mengatasi tantangan yang dihadapi negara-negara G20 dan G7. Forum yang diadakan sejak 2017 ini bertujuan mengubah penelitian menjadi inisiatif kebijakan dan menyatukan para ahli dari berbagai pemangku kepentingan seperti organisasi riset, pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil. 

Sementara Profesor Dennis J. Snower, pendiri sekaligus Presiden Global Solutions Initiative, dalam sambutannya mengatakan bahwa perubahan yang dibutuhkan oleh semua pada saat ini adalah bahwa "ekonomi dan politik harus dapat melayani masyarakat dan bukan sebaliknya."

"Di mana bisnis tetap bisa bersaing dan meraih keuntungan, dengan cara yang telah didefinisikan kembali, dan pada saat yang sama meningkatkan kelestarian lingkungan dan sosial," ujar Prof. Snower yang ahli dalam teori dan kebijakan ekonomi makro, ekonomi tenaga kerja, tata kelola digital, dan ekonomi sosial.

Kanselir Jerman: Inklusivitas sangat penting

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, dalam sambutannya mengakui bahwa sejumlah negara berpengaruh seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan lebih menunjukkan sikap menahan diri dalam mengkritik Rusia terkait perang Rusia di Ukraina dan mengkhawatirkan standar ganda Barat terhadap Rusia.

"Ketika saya berbicara dengan para pemimpin dari negara-negara itu, banyak yang meyakinkan saya bahwa mereka tidak mempertanyakan prinsip-prinsip yang mendasari tatanan internasional kita. Yang mereka pertanyakan adalah tidak setaranya penerapan prinsip-prinsip tersebut," ujar Scholz sambil mengatakan bahwa negara-negara tersebut berharap adanya keterwakilan dengan ketentuan yang sama dan "diakhirinya standar ganda Barat."

Lebih lanjut Scholz mengatakan bahwa klaim-klaim dari negara tersebut tidak selalu dapat dibenarkan. "Namun kita harus mengatasinya jika kita ingin mendorong kekuatan-kekuatan di Asia, Afrika dan Amerika untuk bergabung dengan kita dalam membangun kemerdekaan, sebuah tatanan global yang stabil."  

Global Solutions Initiative 2023 di Berlin, Jerman
Diskusi global dinilai perlu lebih melibatkan negara-negara Global Selatan dan tidak hanya melihat negara ini sebagai sumber bahan baku.Foto: Arti Ekawati/DW

Ia pun menekankan pentingnya melibatkan negara-negara Global selatan dalam diskusi untuk membentuk tatanan internasional. Selain itu, ia menilai Barat perlu memperluas keterlibatan mereka  dengan negara Global Selatan dalam cara yang lebih substansial.

"Jika negara-negara ini mendapatkan kesan bahwa kita hanya mendekati mereka karena kita tertarik pada bahan baku mereka, atau karena kita menginginkan dukungan mereka pada resolusi PBB, tidak mengejutkan bahwa kesediaan mereka untuk bekerja sama (dengan kita) sangat terbatas," ujar Scholz.

Global Solution Summit 2023 digelar di sebuah gedung yang dulunya berfungsi sebagai salah satu pusat pemerintahan Jerman Timur di Berlin. Gedung yang terletak di tengah Kota Berlin ini dipenuhi ornamen lukisan dan kaca hias yang mengingatkan pengunjungnya akan kedekatan dan aliansi dengan Uni Sovyet. Gedung ini pada masanya dibuat untuk membuat para pengunjung terkesan dengan program-program Jerman Timur dan ide-ide mereka akan kesejahteraan rakyat. ae/yf