1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dunia Internasional Terus Kecam Suriah

11 Juni 2011

Suriah semakin berada di bawah tekanan dunia internasional. Namun rezim di Damaskus tidak menunjukkan gelagat akan menyerah. Militer dan polisi tetap melakukan kekerasan terhadap semua gerakan oposisi.

https://p.dw.com/p/11YgN
Foto: dapd

Angkatan bersenjata Suriah menangkap salah satu kelompok pemberontak utama yang bersenjata di Jisr al-Shaghur. Demikin laporan kantor berita SANA. Militer memulai operasinya hari Jumat kemarin (10/6) dengan alasan untuk 'mewujudkan keamanan' di lokasi yang berada dekat perbatasan ke Turki. SANA juga memberitakan, delapan orang yang terdiri dari warga sipil, polisi dan pasukan keamanan di wilayaha berbeda tewas hari Jumat (10/6) akibat serangan kelompok teroris bersenjata yang mengeksploitasi demonstrasi massa. Puluhan ribu demonstran anti pemerintah turun ke jalan di seluruh Suriah menuntut mundurnya Presiden Bashar al-Assad. Kelompok HAM Syrian Observatory mengatakan, setidaknya 25 orang tewas dalam bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan yang menggunakan kekerasan dan peluru tajam. Sementara perwakilan oposisi menyebut 30 orang tewas. Aksi protes terjadi di Daraa, Homs, Lattakia dan beberapa kota lainnya. Di kota besar seperti Damaskus dan Aleppo, situasinya dikatakan tetap relatif tenang.

Kekacauan di Suriah memaksa sekitar 3000 warga Suriah untuk melarikan diri ke Turki. Demikian laporan kantor berita Turki Anatolia. Pemerintah Turki sendiri telah mengecam sikap rezim Assad terhadap rakyatnya sendiri. Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erddogan menyebutnya sebagai sikap brutal dari angkatan bersenjata Suriah. Ia juga mengatakan telah membicarakannya dengan al Assad, namun presiden Suriah itu tidak menganggap serius situasi genting yang tengah terjadi. Berbagai pihak menyerukan agar tekanan terhadap rezim Assad diperbesar lagi. Termasuk pejuang HAM Suriah Ghias al-Jundi : "Kami tidak menginginkan keterlibatan militer negara asing. Ini tidak akan menghasilkan apa-apa dan kami menolaknya. Tetapi kami membutuhkan sanksi lebih keras terhadap rezim dan kami ingin agar pengadilan kejahatan internasional dilibatkan."

Presiden Suriah sendiri menolak untuk berbicara dengan Sekjen PBB Ban Ki Moon. Menurut juru bicara PBB Martin Nesirky, Ban mencoba menghubungi Assad beberapa kali melalui telepon, namun Assad tidak mau menerimanya. Jumat kemarin (10/6), Ban Ki Moon mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan kekhawatirannya akan kekerasan yang berlangsung terus menerus di Suriah dan dampaknya bagi warga sipil. Ia menuntut agar pemerintah menghargai hak rakyat Suriah. Sementara itu, Dewan Keamanan PBB akan mendiskusikan sanksi larangan suplai senjata ke Suriah.

Amerika Serikat juga memperkeras sikap terhadap Suriah. Juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan, Amerika mengecam pemerintah Suriah yang menggunakan aksi kekerasan di seluruh Suriah, khususnya di kawasan barat laut. Brutalitas dan kekerasan harus dihentikan. Pernyataan ini menunjukkan sinyal jelas akan ketidaksabaran Amerika Serikat terhadap Suriah setelah beberapa pejabat tinggi Gedung Putih berulang kali meminta Assad untuk melakukan reformasi atau mundur. Kedua hal yang hingga kini tidak dipenuhi Suriah.

Felix de Cuveland / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Andriani Nangoy