1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dukungan Untuk Prodi Menguat

24 Februari 2007

Romano Prodi bisa bersiap untuk kembali memerintah. Sebelumnya ia mundur setelah gagal mendapat dukungan untuk politik luar negerinya.

https://p.dw.com/p/CP8Z
Romano Prodi bersiap membentuk pemerintahan baru
Romano Prodi bersiap membentuk pemerintahan baruFoto: AP

Ancaman pemilu sela merupakan sebuah strategi yang jitu. Baik rakyat maupun partai-partai di Italia tidak menginginkan pemilu sela yang bakal membutuhkan persiapan lama dan akan memperpanjang krisis pemerintahan negara itu. Hal ini juga terlihat dari sejumlah jajak pendapat yang dilakukan di negara itu. Padahal bekas PM Italia, Silvio Berlusconi mendesak Presiden Italia, Giorgio Napolitano agar Prodi diganti. Namun kenyataannya, selain Prodi belum terlihat sosok lain yang bisa menggantikan saat ini. Hal itu juga terus diperingatkan oleh Sekretaris Jenderal kelompok partai kiri demokrat, Maurizio Migliavacca:

„Pemerintahan ini sudah melakukan banyak hal penting bagi Italia, Untuk perkembangan ekonomi, untuk keadilan sosial. Kami dari partai kirit demokrat akan terus berusaha agar kepercayaan kepada Prodi terbangun kembali dengan suara mayoritas.”

Akhirnya koalisi partai-partai kiri tengah yang memerintah menerima tuntutan Prodi yang tertera dalam 12 butir program pemerintah, termasuk pengiriman 2000 pasukan Italia ke Afghanistan. Menteri Sosial Italia, Paolo Ferrero agak terheran dengan 12 butir program itu. Ia bereaksi spontan:

“Yang benar-benar mengejutkan itu karena persoalan dan urusan penting tidak muncul, seperti masalah lapangan kerja yang merupakan bencana di negara ini. Juga hal seperti bagaimana mengatasi kesulitan para imigran atau rencana liberalisasi dan upaya memerangi penggelapan pajak. Semua tema-tema ini menghilang.”

Sementara untuk menghadapi kritik terhadap rencananya, Prodi juga sudah menyiapkan mekanisme baru. Bila ia kembali memerintah, nanti akan ada juru bicara kabinet khusus yang menyampaikan sikap kabinet secara keseluruhan. Sebuah keputusan yang “aneh” bagi seorang Perdana Menteri yang dua hari lalu mengundurkan diri. Ketika itu pengundurannya berkaitan dengan penolakan dua orang Senator dari partai Komunis terhadap misi ke Afghanistan dan rencana perluasan markas militer Amerika Serikat di utara Italia. Krisis yang terjadi pada saat Italia memiliki komitmen luar negeri yang besar. Demikian menurut Guido Moteldo, seorang pemimpin redaksi majalah di Italia. Ia tuturkan, selain di Afghanistan, Italia memimpin pasukan perdamaian di Lebanon.

Bila Presiden Napolitano akhirnya meminta Romano Prodi untuk melanjutkan tugasnya, maka sang Perdana Menteri itu harus mendapat mosi kepercayaan dari parlemen. Saat ini tampaknya hal itu bisa direalisasi. Dukungan untuk Romano Prodi menguat setelah upaya-upaya menggalang dukungan yang dilancarkan oleh Presiden Italia dan Prodi sendiri. Menurut laporan, sudah 160 orang Senator yang menyatakan dukungannya.