1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dukungan Terhadap Partai Putin Menurun

4 Desember 2011

Pemilu parlemen yang digelar hari Minggu (04/12) di Rusia tampak memukul Perdana Menteri Vladimir Putin. Dukungan kepada partainya mengalami penurunan.

https://p.dw.com/p/13MJ5
epa03023849 A man enters a voting booth to fill his ballot at a polling station in Moscow, Russia 04 December 2011, during the parliamentary elections. Russian citizens participate in voting to fill the 450 seats of the Russia's State Duma for the next five years. Media reports state that about 500,000 competing parties' representatives and 700 international observers have been accredited to monitor the vote. EPA/MAXIM SHIPENKOV +++(c) dpa - Bildfunk+++
Pemilu parlemen di RusiaFoto: picture-alliance/dpa

Rusia menggelar pemilu parlemen hari Minggu (04/12). Hasil exit poll atau jajak pendapat pasca pemilu menunjukan, dukungan terhadap Partai Bersatu turun hingga di bawah 50 persenPemilu parlemen yang digelar hari Minggu (04/12) di Rusia tampak memukul Perdana Menteri Vladimir Putin. Hasil exit poll atau jajak pendapat pasca pemilu menunjukan, dukungan terhadap Partai Bersatu turun hingga di bawah 50 persen, dengan angka perkiraan antara 45-48 persen. Angka itu  turun dari sebelumnya 64% dalam pemilu 2007.  Hampir dapat dilihat bahwa partai tersebut kehilangan sepertiga suara. Pemilu itu dilihat sebagai tes kunci bagi Putin, yang akan mengikuti pemilu presidensial tahun depan.

Setelah empat tahun menjadi perdana menteri, Vladimir Putin hendak kembali ke kursi kepresidenan tahun 2012 untuk menggantikan presiden saat ini, Dmitry Medvedev. Medvedev sendiri dalam pemilu ini merupakan calon utama partai yang dipimpin Putin, "Rusia Bersatu" dan dianggap sebagai kandidat favorit untuk kursi perdana menteri, menggantikan Putin yang dari tahun 2000 sampai 2008 menjadi presiden.

Aktivitas pemberian suara besar, demikian dikatakan pemimpin pemilu Vladimir Tshurov setelah dibukanya TPS lokal. 110 juta warga diserukan untuk memberikan suaranya bagi 450 kursi di parlemen Duma. Presiden Dmitry Medvedev dan isterinya telah memberikan suaranya pada pagi hari di sebuah sekolah di ibukota Moskow. Partai yang saat ini berkuasa, Rusia Bersatu diduga akan meraih kemenangan besar.

epa03023781 A man leaves a voting booth to cast his ballot at a polling station in Moscow, Russia 04 December 2011, during the parliamentary elections. Russian citizens participate in voting to fill the 450 seats of the Russia's State Duma for the next five years. Media reports state that about 500,000 competing parties' representatives and 700 international observers have been accredited to monitor the vote. EPA/MAXIM SHIPENKOV
Seorang warga Rusia di sebuah TPSFoto: picture-alliance/dpa

Serangan cyber terhadap situs pengkritik Kremlin

Pengkritik pemerintahan di Kremlin menuding partai Rusia Bersatu melakukan manipulasi besar-besaran dalam pemilu. Sejumlah situs internet yang mengkritik Kremlin dinonaktifkan pada hari Minggu (04/12). Serangan cyber ini dianggap sebagi insiden pertama semacam itu di Rusia. Sekitar 330.000 aparat keamanan dikerahkan untuk mengamankan pemilu yang dianggap sebagai ujicoba barometer politik bagi pemilu presiden bulan Maret 2012.

Secara keseluruhan, hanya tujuh partai yang diijinkan mengikuti pemilu. Para penentang pemerintah yang berupaya melakukan pergantian kekuasaan di Kremlin tidak diikutsertakan dalam pemilu ini. Menurut jajak pendapat, selain partai Rusia Bersatu hanya partai Komunis yang dipimpin Gennadi Sjuganov serta partai kanan populistis LDPR dari Vladimir Shirinovski yang akan memasuki parlemen yang pertama kalinya dipilih untuk lima tahun. Sebelumnya Duma dipilih untuk empat tahun.

Journalists at the opening of Election - 2011 information center. +++(c) dpa
Jurnalis pada pembukaan pemilu parlemen di RusiaFoto: picture-alliance/dpa

Pesimis pemilu Duma berjalan bebas dan adil

Banyak warga Rusia yang pesimis, pemilu dilaksanakan secara adil. Oposisi dan berbagai LSM menuduh pimpinan Rusia melakukan manipulasi, dan sebelum pemilu melakukan tekanan terhadap pegawai negeri, tentara dan mahasiswa untuk memilih partai Rusia Bersatu. Dugaan ini dipertajam melalui penangkapan selama 12 jam dari direktur lembaga pengamat pemilu independen Golos di bandara Moskow. Komputer milik pemimpin Golos juga disita.

Pemerintah Jerman mengungkapkan kekhawatiran bahwa pemilu parlemen Rusia tidak berjalan secara adil dan bebas. Kepada stasiun radio Deutschlandfunk, petugas khusus pemerintah Jerman untuk Rusia, Andreas Schockenhof mengatakan, Putin menggunakan metode "Stalin" dan kembali ke "pola Uni Soviet". Sekitar 300 pengamat Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, OSCE ditugaskan untuk mengamati jalannya pemilu parlemen Rusia.

Christa Saloh/AP/rtrdafpe/dpa/dapd

Editor: Luky Setyarini/CP