1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Duel Pertanian Jagung Tradisional vs Koorporasi di Meksiko

19 November 2010

Pemerintah Meksiko berencana mengembangan jagung transgenik. Sementara petani kecil teguh mempertahankan tradisi, mengembangkan pertanian jagung alami.

https://p.dw.com/p/QDUT
Jagung rekayasa genetikFoto: picture-alliance/dpa

Desa Vicente Guerrero terletak di sebelah utara Kota Puebla di Meksiko. Terdapat sekitar 200 keluarga bermukim di desa ini. Sebagian besar dari kepala keluarga di desa ini berprofesi sebagai petani, yang menyewa dua atau tiga hektar petak lahan. Dengan demikian mereka memenuhi kebutuhan pangan keluarganya. Sisa hasil panen kemudian mereka jual di pasar-pasar. Dari sistem ekonomi swadaya tradisional ini jutaan orang Meksiko menghidupi diri. Mereka terutama bercocok tanam jagung.

Salah satu petani jagung bernama Rogelio Sanchez menceritakan, "Jagung merupakan tanaman pokok kami. Jagung juga menjadi bagian dari identitas budaya, warisan leluhur kami. Jagung bagi kami hal yang suci. Jagung menjadi makanan pokok sehari-hari rakyat kami."

Bersama sepuluh petani lain, Rogelio Sanchez membangun proyek bersama. Mereka menggarap pertanian tradisional dengan memakai benih alami, kompos dan tanpa pestisida.

Melawan Negara-Perusahaan Besar

Proyek kecil yang mereka lakukan merupakan gambaran yang bertentangan dengan apa yang kini direncanakan oleh Meksiko. Pemerintah Meksiko tengah mencoba untuk mengembangkan jagung hasil rekayasa genetika dan memasarkan produk tersebut di Meksiko. Dalam pengembangannya, pemerintah bekerjasama dengan grup-grup perusahaan besar seperti Pioneer maupun Monsanto.

Koordinator Cibioge, proyek pengembangan rekayasa genetika jagung, Ariel Alvarez, mengatakan, "Apakah memang jadi masalah bila orang mengawinkan antara jagung asli dengan gen jagung yang direkayasa? Banyak orang mengetahui kontaminasi genetik. Tapi yang lain berujar bahwa rekayasa genetika ini dapat menolong orang yang benar-benar butuh. Seperti misalnya petani kecil yang tak punya uang karena mereka harus membeli pestisida dan mungkin kehilangan separuh dari hasil panen. Namun dengan rekayasa genetika mereka dapat melipatgandakan hasil panen. Haruskah kita menyebut itu sebagai kontaminasi?"

Proyek Cibiogem di kota Meksiko sesekali dibuka untuk umum. Koordinator proyek yang bertanggungjawab mengetahui bahwa banyak orang berkeberatan dengan penanaman dan pengkonsumsian rekayasa genetika.

Memicu Negara Lain Mengembangkan Hal Serupa

Aleira Lara dari organisasi lingkungan Greenpeace mengingatkan bahwa pemerintah akan mengalami resiko besar. Grup-grup perusahaan besar memilih Meksiko karena negara ini merupakan negara asal tanaman tersebut, "Bagi Meksiko, Monsanto merupakan sebuah simbol. Jika di sini diperbolehkan untuk mengembangkan jagung transgenik, maka ini akan diikuti pula oleh negara lain yang sebelumnya menentang."

Namun para petani kecil di Desa Vicente Guerrero tetap menaruh harap, bahwa pemerintah Meksiko pada akhirnya tidak mengizinkan pengembangan benih transgenik ini. Mereka tetap teguh memegang cara tradisional, meski industri agragria melanjutkan proyek besarnya.

Ayu Purwaningsih

Editor: Hendra Pasuhuk