1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dua Raksasa Asia Bertemu

20 Mei 2013

Perdana Menteri baru Cina mengaku memilih India sebagai negara pertama bagi kunjungan ke luar negeri dengan alasan kerjasama kedua negara itu sangat penting untuk menjaga pertumbuhan dan stabilitas dunia.

https://p.dw.com/p/18aux
Foto: Reuters

Li Keqiang mengunjungi India hanya beberapa pekan setelah dua negara itu menyelesaikan konflik menegangkan diantara pasukan mereka, terkait sengketa perbatasan di Himalaya. Sengketa itu secara luas dilihat sebagai sebuah contoh bagaimana Cina menggunakan keunggulan militernya untuk menggertak saingan utamanya di kawasan.

Li yang baru mengambilalih jabatan tertinggi di Cina pada Maret lalu menegaskan pada hari Senin (20/5), dua raksasa Asia itu perlu bekerjasama, terutama pada saat Asia kini diasumsikan memiliki peran lebih dominan dalam urusan global.

“Perdamaian dunia dan stabilitas kawasan tidak bisa terwujud, tanpa sikap saling percaya yang bersifat strategis antara Cina dan India, sebagaimana juga pembangunan dan kesejahteraan dunia tidak bisa menjadi kenyataan tanpa kerjasama… dari Cina dan India,” kata dia kepada para wartawan di New Delhi setelah disambut dengan upacara penghormatan.

Segera setelah kedatangannya di ibukota India pada hari Minggu, Li bertemu dengan Perdana Menteri India, Manmohan Singh. "Kedua pemimpin menekankan bahwa sejumlah usaha perlu dibuat untuk memecahkan sengketa perbatasan, yang pernah membawa kedua negara ke dalam perang berdarah pada tahun 1962", kata juru bicara Menteri Urusan Luar Syed Akbaruddin. Pembicaraan sebanyak limabelas putaran membahas konflik itu, kini telah membawa sedikit kemajuan.

"Kedua pemimpin negara itu juga menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan ketenangan di sepanjang perbatasan sambil menunggu pemecahan tentang masalah tersebut", tambah Akbaruddin.

Terlibat Konflik

Dalam insiden bulan lalu, India mengatakan bahwa tentara Cina melewati garis perbatasan de facto pada April 15 dan mendirikan kemah di desa Depsang yang terletak di wilayah Ladakh sebelah timur Kashmir. New Delhi merespon aksi itu lewat sebuah protes diplomatik dan menggerakkan pasukkannya hanya terpaut 300 meter dari posisi tentara Cina.

Kedua pihak tiga pekan kemudian berunding dan memutuskan untuk menarik pasukan mereka dari posisi sebelumnya di wilayah Ladakh.

Gautam Bambawale, seorang pejabat senior di Kementrian Urusan Luar Negeri di New Delhi mengatakan hari Sabtu bahwa India dan Cina sedang merundingkan sebuah kesepakatan kerjasama pertahanan perbatasan. Ia menolak memberikan detail mengenai isi percakapan.

Media massa India melaporkan bahwa usulan kerjasama itu itu adalah pembekuan jumlah pasukan di wilayah sengketa sambil kedua negara berupaya untuk menyelesaikan masalah ini.

Kedua Negara selama ini juga mempunyai beberapa pokok sengketa lainnya, termasuk soal dukungan Cina yang tidak bisa digoyahkan terhadap negara saingan India yakni Pakistan. Selain itu Cina dan India juga berkompetisi memperebutkan sumber-sumber energi di Laut Cina Selatan.

Bahkan nilai perdagangan luar negeri mereka tahun lalu yang mencapai 61,5 milyar dollar merupakan sumber konflik, karena itu dianggap lebih menguntungkan Cina.

Dalam sebuah pernyataan tertulis saat tiba di ibukota India, Li Keqiang mengatakan bahwa Cina menghormati India sebagai kawan sekaligus partner penting. Ia menyampaikan harapan bahwa kunjungan ini akan menyuntikkan semangat baru ke dalam kerjasama serta kemitraan kedua negara.

ab/as (afp/ap/dpa)