1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dua Koper Berisi Bom Ditemukan di Jerman

2 Agustus 2006

Yang satu ditemukan di stasiun kereta utama kota Dortmund (01/08), satu lagi di Koblenz (02/08).

https://p.dw.com/p/CPCt
Polisi menamankan bom rakitan di stasiun Dortmund
Polisi menamankan bom rakitan di stasiun DortmundFoto: AP

Stasiun kereta di kota Koblenz dipadati polisi Selasa (02/08). Seluruh jalan masuk ke stasiun dihalangi dengan pita merah putih oleh polisi, ditambah mobil-mobil aparat keamanan yang menutup jalan. Setelah satu jam, jurubicara kepolisian Ralf Schomisch memberitahukan, koper berisi bom yang ditemukan di stasiun tersebut berhasil dijinakkan.

Koper itu ditemukan di sebuah kereta hari Senin (01/08) dan disalurkan ke kantor pengumpulan barang hilang. Dalam sebuah pemeriksaan rutin untuk mengidentifikasi pemiliknya, petugas merasa curiga dan mengkategorikan koper itu sebagai barang berbahaya atau mencurigakan.

Koper itu berada di tempat penyimpanan di stasiun Koblenz pada Senin malam (01/08), hingga keesokan harinya. Ia muncul pada waktu yang kurang lebih sama dengan koper yang ditemukan di Dortmund. Apakah koper yang ditemukan di Koblenz memiliki kesamaan dengan yang ditemukan di Dortmund?

Menurut pakar hukum Michael Reifenberger, kantor kejaksaan Jerman membenarkan, konstruksi kedua bom yang ditemukan di Dortmund dan Koblenz , identik, sama benar. Itu artinya, di kedua koper itu ditemukan tabung berisi 11 liter gas propana, juga sebuah weker bersama kawat dan baterai sebagai detonator.

Setelah bom kedua ditemukan dalam tempo 24 jam kemudian, kantor kejaksaan bersiaga. Agar kasus tersebut bisa ditindaklanjuti, kejaksaan menetapkan pelakunya tak dikenal, anggota jaringan teroris. Namun belum diketahui, apakah kedua koper itu betul-betul berkaitan dengan upaya serangan terarah. Karena itu, ahli masalah terorisme Elmar Theveßen mengingatkan agar berhati-hati. Jerman pernah menghadapi satu kasus yang mirip, tahun 2003. Waktu itu ditemukan koper berisi bom di stasiun utama Dresden. Dan kaitannya dengan upaya pemerasan. Tentu hal yang sama bisa terjadi dengan kasus sekarang.

Tapi untuk pemerasan sebetulnya satu koper saja cukup untuk menyebarkan ektakutan, kata Theveßen. Dua koper menunjukkan tindakan yang terorganisir. Namun, lanjut Thevesen, aparat keamanan tak bisa mengajukan bukti kongkrit yang mengarah pada upaya serangan teror. Menurut dia, yang ada petunjuk abstrak. Artinya ada pendorong untuk misalnya mengamati internet atau pembicaraan telepon yang disadap, bahwa mungkin berdasarkan situasi di Timur Tengah, perang di Libanon, ada orang yang siap melancarkan serangan di Jerman. Tapi itu tidak kongkret. Karenanya petugas juga tidak bisa dengan mudah menghubungkan satu hal dengan yang lain.

Sementara itu, perusahaan kereta api Jerman memulai tindak pengamanan pertama dan menyerukan kepada para pegawainya agar waspada. Terutama petugas keamanan, layanan pelanggan, pramugari dan pramugara kereta.